Manggarai.GardaNTT.id-Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unika St. Paulus Ruteng selenggarakan Webinar Bedah Buku yang dilaksanakan Sabtu (10/7/2021) dengan menghadirkan pembedah, Dr. Oto Gusti Madung yang merupakan Dosen sekaligus Rektor STFK Ledalero.
Ada pun buku yang dibedah berjudul ‘Pemberdayaan Sumber Daya Era dan Pasca Pandemi Covid-19. Buku yang berjumlah 426 hal ini dieditori oleh Dr. Hendrikus Midun, S. Fil., M.Pd. dan Dr. Marianus Mantovanny Tapung, S.Fil., M.Pd.
Dekan FKIP, Dr. Maksimus Regus, S.Fil., M.Si. sekaligus sebagai salah satu pemantik dalam Webinar ini, mengungkapkan, buku bunga rampai ini merupakan ekspresi terbuka dari ikhtiar kecil lembaga Unika St. Paulus Ruteng untuk terlibat dalam mewujudkan agenda pembangunan global berkelanjutan (SDGs).
Ia menambahkan, Lembaga ini ingin terlibat dalam arus bersama membangun konsolidasi sumber daya yang tersisa demi kehidupan bersama. Tim editor dan para penulis buku ini telah menunjukkan tanggung jawab etis moral, asali dan murni dalam membangun pendidikan yang humanistik.
“Mudah-mudahan buku ini dapat menjadi sumbangan berharga bagi semua pihak yang masih ingin melihat pendidikan dan kemanusiaan berdiri tegak di bawah badai pandemik Covid-19,” ungkapnya.
Menurut Dr. Maks Regus, para penulis telah menghadirkan ulasan-ulasan fundamental baik dari sisi teoretik maupun praktis pembelajaran dan pendidikan di masa pandemi ini.
Memang, kata Dr. Maks Regus, ketersediaan sumber daya menjadi salah satu pusat kegelisahan banyak pihak selama pandemi masih mengintai kehidupan.
Kehadiran buku penting ini juga memunculkan pertanyaan menantang lain. Pertanyaan itu adalah ,’bagaimana kita menanggapi perubahan serba cepat di bawah pengaruh luar biasa Covid-19?’. Pertanyaan serentak ini hendak menemukan strategi dan ikhtiar multi-dimensional untuk memastikan keberlanjutan aspek-aspek utama kehidupan kita.
Ia mengatakan, gagasan ini penting dengan ancaman kebangkrutan sosial dan ekonomi di masa pandemi ini. Di tengah kecemasan ini, salah satu langkah yang dapat diambil adalah melakukan konsolidasi sumber daya yang terbatas agar bisa bergerak melampuai ancaman kerusakan akibat pandemi.
Menurut Dr. Mantovanny Tapung sebagai ketua panitia Webinar, sekaligus salah satu editor buku mengatakan, buku bunga rampai merupakan karya intelektual para akademisi dan praktisi, di luar dan di dalam lingkungan kampus Unika St. Paulus Ruteng.
Sebagai karya intelektual jelasnya, bunga rampai ini menarasikan berbagai dimensi dan perspektif, tentang ikhtiar masyarakat dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19. Bahasan berbagai dimensi dan perspektif ini sangat diharapkan berkontribusi bagi upaya penguatan dan pengembangan kehidupan masyarakat, ketika berada dalam situasi batas saat ini.
Selain berkontribusi terhadap pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, bunga rampai ini merupakan bentuk keterlibatan dan komitmen keilmuan para akademisi dan praktisi dalam membantu dunia, keluar dari situasi terpuruk ini. Buku ini memberi gambaran, para akademisi dan praktisi tidak tinggal diam, tetapi memiliki tanggung jawab moral etis terhadap masyarakat dunia, yang sedang dilanda derita dan bencana.
Menurut Mantovanny, dengan menulis para akademisi dan praktisi ini sudah menjadi bagian dari proses sosiologis. Sebagai proses sosiologis, menulis membuat seseorang dapat berintegrasi dan berinteraksi dengan lingkungan masyarakatnya melalui pikiran dan imajinasinya.
Karenanya, menulis menjadi aktivitas pematangan diri di tengah masyarakat. Ketika menulis, seseorang melepas egonya dan berani melebur dengan ego sosial yang mengarah pada kematangan sosial. Karya dihasilkan bukan lagi milik pribadi, tetapi menjadi milik semua orang.
Karenanya, seorang penulis yang baik harus rela menyerahkan hasil karyanya demi kepentingan umum. Semua orang bisa menafsirkan, mengolah dan bahkan memanfaatkan untuk kepentingan diri dan kelompoknya. Penulis yang arif dan ugahari, selalu berhubungan baik dengan masyarakat pembaca. Sebaliknya, masyarakat menjadi laboratorium utama dan nyata dalam melakukan riset, demi mengontruksi coretan ide atau gagasan yang bermakna.
Selain sebagai proses sosiologis, menulis juga merupakan bagian dari proses historis. Dengan menulis, para akademisi dan praktisi mengemban tanggung jawab etis moral dalam membangun sejarah peradaban dunia. Identitas lain penulis adalah perancang sejarah, yang bukan tidak mungkin akan dikenang, diagungkan, diangkat martabat dirinya.
Para penulis selalu dikenang dalam sejarah besar bangsa-bangsa. Bahkan ada bangsa yang besar dan terkenal di dunia karena penuh dengan penulis handal dan melegenda. Ada bangsa-bangsa yang meskipun sudah punah, seperti Yunani dan Romawi, tetapi karena memiliki sejarah dan tabiat menulis, maka masih dapat dikenal sepanjang hayat.
“Sejarah adalah menulis; dan sebaliknya, menulis adalah sebuah sejarah. Sejarah tanpa menulis adalah omong kosong, dan menulis tanpa sejarah tidak akan bermakna apa-apa.” jelas Mantovanny.
Selain penghadirkan pembedah, panitia juga mengundang para penulis artikel dalam buku ini yang merupakan akademisi dan praktisi, yakni: Frans Soda Betu, S. Fil., M.Pd. (Dosen Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende), Rahmad Nasir, M.Pd. (Dosen STKIP Muhammadiyah Kalabahi), Dr. Fransiska Widayawati, M.Hum. (Dosen Unika St.Paulus Ruteng), Dr. Hendrikus Midun, M. Pd. (Dosen Unika St.Paulus Ruteng), Dr. (cand.) Stephanus T. Rahmat, S.Fil., M.Pd. (Dosen Unika St.Paulus Ruteng), Frans L. Lazar, MA (Dosen Unika St.Paulus Ruteng), Florianus D. Arifin, S.Pd., M.Pd. (Dosen Unika St.Paulus Ruteng), Oliva S. Ningsih, S.ST., M.Kes (Dosen Unika St.Paulus Ruteng), Dr. Marianus M.Tapung, S.Fil., M.Pd (Dosen Unika St.Paulus Ruteng), Dr. Jonas KGD Gobang, S.Fil., MA. (Dosen UNIPA Maumere), dan Heribertus E. San, S.Fil., M.TP. (LPPKPD). Webinar bedah buku ini, juga dihadiri oleh para mahasiswa, jurnalis dan masyarakat umum.