Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Cawe-Cawe Jokowi Penuh Perhitungan dan Hati-hati, Begini Tanggapan Burhanuddin

Foto: Joko widodo/Cawe-Cawe Jokowi Penuh Perhitungan dan Hati-hati, Begini Tanggapan Burhanuddin

JAKARTA, gardantt – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan cawe-cawe jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dengan alasan tanggung jawab moral pada masa transisi kepemimpinan nasional.

Menurut Burhanuddin Muhtad, direktur eksekutif Indikator Politik Indonesia, Cawe-cawe politik Jokowi adalah langkah hati-hati yang penuh perhitungan.

Burhanuddin mengatakan, Presiden Jokowi tidak akan berseberangan dengan publik karena potensi kekalahan sangat mungkin terjadi. Karena, presiden juga ingin kemenangan dalam pilpres tersebut.

“Pertama jika Presiden Jokowi memilih melawan arus pilihan publik, itu kalau kalah Presiden malu juga karena bagaimanapun beliau ingin dianggap sebagai pemenang,” kata Burhanuddin, melansir RMOL.id, Selasa 20 Juni2023.

Jika melihat potensi, sambungnya, dua calon presiden (capres) yang difavoritkannya, baik Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto berpeluang menang.

“Baik Pak Prabowo atau Mas Ganjar, yang lebih leading secara elektoral di antara keduanya,” ujarnya.

“Artinya Mas Ganjar masih bisa menang, dan Pak Prabowo masih berpeluang menang,” tambahnya.

Oleh karena itu, cawe-cawe Jokowi tidak secara gamblang menyebutkan capres. Ini mempertimbangkan posisinya sebagai Presiden RI yang aktif menjabat hingga Oktober 2024.

“Yang kedua kalau misalnya dikaitkan kapan pilihan Presiden Jokowi dideklarasikan, saya tidak terlalu yakin Presiden Jokowi akan mengumumkan secara eksplisit siapa di antara dua nama yang beliau akan pilih karena bisa dipersoalkan netralitas Pak Jokowi karena masih menjabat hingga Oktober 2024,” terang Burhanuddin.

“Sementara jika yang dipilihnya kalah, itu justru malah mempermalukan Pak Jokowi. Jadi Pak Jokowi tidak akan mengumumkan capres secara personal,” tegasnya, menambahkan.

Ia menilai, Jokowi tidak ingin menciptakan kontroversi atas pernyataan dukungannya itu. Kondusifitas negara masih yang utama ingin dijaga oleh presiden.

“Jadi kalau misalnya menyebut nama secara eksplisit itu juga akan menimbulkan kontroversi dengan keterlibatan Presiden Jokowi terlalu jauh dalam urusan pemenang,” pungkas Burhanuddin.***

Sumber: Geloranews