Apa
Hembusan angin mana yang kau suka
Bumi berbentuk apa yang kau cinta
Cerita ini kau anggap apa
Aku gunakan logika saat bercinta
Tidak bersifat mana suka.
Langit di atas kepala kehilangan warna
Tanah ditelapak kaki kehilangan langkah
Kini logika kehabisan etika
Jiwa dan raga sudah tidak terlalu peka
Sebab kau berdoa
Memohon kepada yang Esa
Dalam doa
Tentang dia, bukan kita.
Kini diri sebatang kara
Hidup jadi tidak bermakna
Tujuan tidak terarah
Usia perjaka jadi sia-sia
Belum apa-apa, aku dihina mertua
Jika
Jika suatu saat nanti
Larik-larik ini telah sirna
Aku ingin kamu dirundung duka.
Jika suatu hari nanti
Bait-bait ini ternodai oleh dusta
Aku ingin kamu ikutan tiada.
Jika suatu hari nanti
Aksara-aksara ini tak lagi bermakna
Aku ingin kamu mati sebelum mengeja.
Jika suatu hari nanti
Sajakku masih utuh dalam kata
Aku ingin kita bersama-sama meratapi surga.
Aku ingin suatu hari nanti
Kita mengusir duka
Mengusir tiada
Selalu bersama dalam mengeja.
Di Ujung Jumpa
Di ujung suaranya
Aku berjumpa pada alunan cinta yang tak biasa
Di ujung matanya
Aku berjumpa pada debu-debu curiga
Di ujung bibirnya
Aku berjumpa pada liur kemanisan
Di ujung pipinya
Aku berjumpa pada basuh yang istimewa
Di ujung dadanya
Aku berjumpa pada ketukan bahagia
Di ujung hatinya
Aku berjumpa pada samudra paling mewah
Di ujung kehidupannya
Aku berjumpa dengan pelabuhan yang sempurna
Aku lupa, aku jatuh cinta
*Penulis adalah Mahasiswa PBSI Unika Santu Paulus Ruteng