Drs. Soudi Lian Akan Dilaporkan ke Polda NTT, Wawan Mesah: Kami Sangat Senang dan Berterimakasih

Wasekjen Lembaga ANTRA RI Alfredo Silvawan Mesah

BA’A,GARDANTT.ID. Wakil Sekretaris Jederal Lembaga Amanat Penderitaan Rakyat Nusantara Republik Indonesia (ANTRA RI) Alfredo Silvawan Mesah kepada media ini mengatakan pihaknya sudah membaca secara jelas pernyataan Prof. Yusuf Leonard Henuk, Ph.D di media bahwasanya yang bersangkutan akan melaporkan Drs. Soudi Lian dengan tuduhan telah menghasut Masyarakat untuk membenci Bupati Rote Ndao melalui orasinya pada Sabtu 26 Agustus 2023 yang lalu, maka dengan demikian, kata Wawan, pihaknya sangat senang dan berterimakasih.

“Sebagai Wasekjen ANTRA RI, moderator atau MC pada kegiatan debat terbuka kemarin, saya telah menyampaikan informasi tersebut kepada Bapak Soudi Lian dan menurut beliau, kalau yang tertulis dalam berita tersebut benar dan merupakan pernyataan atau stegmen berupa keinginan dari Prof YLH untuk melaporkan penyelenggara maupun orator yang kemarin menyampaikan orasi pada mimbar bebas itu maka kita sangat senang dan kita berterimaksih karena dengan dia (YLH) melaporkan maka itu akan berproses secara Pro Justitia dan dengan itu maka bisa menjadi pintu masuk atau kita katakan entri poin untuk membuka dan mengungkapkan semua hal-hal mendasar terhadap berbagai macam indikasi korupsi, indikasi kecurangan yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Rote Ndao dan kita berharap dalam hal ini, entah institusi Kepolisian atau institusi Kejaksaan bisa cepat tanggap, cepat meresponi supaya cepat juga masalah itu menjadi terang benderang,” Tegas Alfredo Silvawan Mesah Wasekjen ANTRA RI melalui layanan Selular Minggu,(27/8/2023) sekitar pukul 11.18 WITA.

Lebih lanjut Wawan menjelaskan, terkait dengan pernyataan Prof.YLH di media yang mengatakan Bapak Drs. Soudi Lian menghasut Masyarakat untuk membenci Bupati Rote Ndao adalah pernyataan pribadi dari Prof.YLH yang justru sangat bias, oleh karena dalam orasi yang disampaikan oleh Bapak Soudi Lian sama sekali tidak ada terdengar dan tidak ada indikasi maupun tendensi menghasut Masyarakat Rote Ndao. Justru memberikan pencerahan, memberikan pemahaman supaya Masyarakat Rote Ndao mengerti dan memahami secara utuh apa yang sesungguhnya terjadi.

“Tidak ada menghasut itu keliru, dan juga terkait dengan berbagai pandangan yang datang dari Masyarakat karena memang disiarkan secara terbuka dan ditonton oleh semua Masyarakat dimana saja, maka pandangan dari berbagai macam orang itu tergantung dari sudut pandang mana orang melihatnya dan itu hak masing-masing orang”.

Yang jelas fakta dan data berbicara bahwa Rote Ndao berada dalam suatu kondisi yang sangat buruk, terbukti 21 tahun belakangan ini sejak menjadi daerah otonom PAD kita terendah se-NTT dan kita juga masih tetap berada dalam daftar Kabupaten tertinggal. Padahal sejak 2004 ada ratusan Kabupaten yang berada dalam daftar itu tapi lebih dari 150 daerah sudah keluar. Artinya mereka mampu berubah keluar dari kemiskinan tapi Rote Ndao tidak, malah menyandang predikat stunting tertinggi se- NTT,” jelas wawan

Sebelumnya telah diberitakan, Drs Soudi Lian,M.Si menyinggung Status Kabupaten Rote Ndao yang hingga saat ini masih menyandang status sebagai Kabupaten Daerah Tertinggal dan menyandang predikat daerah dengan jumlah Stunting tertinggi di Provinsi-NTT.

Hal tersebut dibeberkannya dalam orasi bebas dihadapan Sejumlah Masyarakat Rote Ndao yang hadir di Sekretarian Lembaga Amanat Penderitaan Rakyat Nusantara Republik Indonesia (ANTRA RI) di Kelurahan Mokdale,Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi-NTT, Sabtu (26/8/2023) sekitar Pukul 20.00 WITA .

Sebelumnya diketahui akan berlangsung debat terbuka yang diselenggarakan oleh Antra RI antara Drs. Soudi Lian, M.SI (Sekretaris Panitia Asistensi Jakarta untuk Pembentukan Kabupaten Rote Ndao 1997 – 2002) dengan Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu, Drs. Leonard Haning, MM serta Prof. Yusuf Leonard Henuk, Ph.D tidak terlaksana sesuai dengan harapan yang dinantikan publik.

Pasalnya, Debat terbuka ini tidak dihadiri oleh para undangan yang dimaksud namun hanya dihadiri Oleh Drs. Soudi Lian, M.SI sementara Bupati Rote Ndao, Mantan Bupati Leonard Haning dan Prof. Yusuf Leonard Henuk, Ph.D tidak mengindahkan undangan dari ANTRA RI (tidak Hadir).

Dengan ketidak hadiran ketiga orang terpenting tersebut maka Debat terbuka di rubah menjadi orasi Bebas dari Drs. Soudi Lian, M.Si.

Dalam Orasinya Drs. Soudi Lian, M.Si menegaskan Bupati Rote Ndao Paulina Haning-Bullu, S.E dan suaminya Leonard Haning tidak mengerti tentang sejarah pembentukan Kabupaten Rote Ndao.

“Saya ini Sekretaris Panitia Asistensi Jakarta untuk pembentukan Kabupaten Rote Ndao. Jadi sebenaranya Kabupaten ini terbentuk pada tanggal 10 April 2002 sesuai undang-undang nomor 9 Tahun 2002 yang di undangkan pada tanggal 10 April 2002, dan dinyatakan berlaku. Yang saya heran apakah Pemda tidak mengerti sejarah sehingga selama 21 tahun ulang tahun Rote Ndao di rayakan pada tanggal 02 juli, sebenarnya tanggal 02 juli itu adalah tanggal pelantikan Pj. Bupati Cristian Nehemia Dillak,SH, bagaimana mungkin seorang Bupati tidak mengerti sejarah kabupaten yang di pimpinnya.

Setelah 21 tahun rakyat berharap ada kemakmuran tapi kenyataannya masih sangat mengenaskan, Rote Ndao masih di lilit kemiskinana eksrim.

“Salah satunya stunting, stunting adalah angka kurang gisi yang menimpa anak-anak dan orang tua, untuk stunting Rote Ndao angkanya tertinggi, sebagian besar sumber daya alam belum terurus, bagaimana mungkin rakyat mau sejahtera, kalau terjadi stunting bagaimana tanggung jawab mu Bupati rote Ndao, melarikan diri kemana, lari dari diskusi ini rakyat mencarimu”.
Apakah Bupati Paulina Haning matamu buta terhadap kekayaan di negeri ini baik laut maupun darat? Tuhan memberkati negeri ini, Bupati kamu salah urus sehingga rakyat menderita kelaparan, Kamu Bupati Tapi Buta tidak mengenal wilayahmu,” Kata Drs.Soudi Lian dengan lantang.

Selanjutnya pejuang pembetukan Kabupaten Rote Ndao ini mengatakan dirinya hadir di Rote Ndao bukan sebagai orang gila hormat tapi dirinya hadir mempertanyakan apa yang sudah dibuat setelah para pejuang membentuk daerah menjadi Kabupaten.

“Tiga Bupati sudah, Almarhum Christian Nehemia Dillak tidak perlu kita bahas karena itu masih perintisan, ada Lens haning 10 tahun memimpin Rote Ndao ditambah istrinya, memimpin 5 tahun apa yang sudah di lakukan, apa tanggung jawab sejarahmu, tanggung jawab moral, tanggung jawab historis, sekali lagi Bung karno katakan “jangan sekali-kali melupakan sejarah, kalau kamu melupakan sejarah kamu bias kemana-kemana,” ujarnya.

Kemudian kata Soudi Lian, Apa yang sudah dilakukan oleh bupati rote ndao dan suaminya sehingga stunting dimana-mana dan Pendapatan Asli Daerah rendah, apakah kamu tidak tau Rote ini dirongrong oleh korupsi, banyak pegawai masuk penjara, keluar penjara kamu terima lagi, tabrak undang-undang, besok kamu berhentikan lagi dimanakah hatimu? apakah hanya mereka yang masuk bui terlibat dalam korupsi? coba kita bantu polisi atau jaksa atau KPK kakapnya ada dimana? kenapa kamu tidak cari? jalan-jalan dibangun sebentar saja rusak, Masyarakat tertiak kau bupati diam saja, tidak berani tegur pengusaha yang curang, apakah kamu sama-sama curang, jawab jangan bersembunyi karna hukum punya mata lebih tajam dari elang,” imbuhnya.

Dikatakan, Pada hari ini Rote Ndao masih tercatat sebagai daerah tertinggal dari 2004 hingga sekarang, apakah jawaban dari segi program pemerintah, seharusnya Bupati Paulina Haning Bullu di semester terakhir menjawab kemiskinan ini.

“Yang kami Rindukan adalah kesejahtraan bagi rakyat bukan nama kami dicantumkan pada patung Christian Nehemia Dillak atau piagam penghargaan. Hapus nama saya dari sana, kamu sengaja umpan satu patung padahal niatmu menulis namamu di Stadion Holoama, Paulina haning- bulu dan Lens Haning dua-dua manusia yang tidak sukses ini menuliskan nama di sana”.

Ada lagi banyak masalah belum diurus Rakyat mengeluh kelangkaan BBM apalagi pupuk, rakyat berteriak pupuk,pupuk, pupuk, tapi kamu punya telinga tuli, apa programmu mental kamu adalah mental berharap, Kamu memimpin negeri ini dengan tangan besi, tidak mengerti menejamen pemerintah. Orang hamil pun kamu pindahkan, baru melahirkan pun di pindahkan,” ungkapnya.

Saya atas nama Soudi Lian memperntanyakan selama 15 tahun ada ketimpangan, salah satunya Desa Suebela ada lumbung padi, ada sumber air terbesar namun aspal sejingkal pun tidak ada, apakah yang sudah kau buat di sana, kau hanya kenal kampungmu,” tambahnya.

Pantauan Media ini yang hadir dalam momen langkah ini adalah Wakil Sekjen ANTRA RI Alfredo Silvawan Mesah, Pihak yang mewakili Kejaksaan Negeri Rote Ndao, dan Anggota Intel Polres Rote Ndao serta undangan lainnya.(CTA/GN).