Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Jokowi Pintar Omong Kosong, Loyalis Anies: Sejarah Nanti akan Mencatatnya

Foto: Andi Sinulingga/Loyalis Anies Baswedan

JAKARTA, gardantt.id – Politikus Golkar Andi Sinulingga menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan optimismenya bahwa Indonesia akan memiliki industri mobil listrik yang sangat besar pada tahun 2028.

Andi Sinulingga menanggapi hal tersebut melalui akun Twitter pribadinya. Andi Sinulingga menjelaskan dalam cuitannya bahwa akan ada presiden baru yang memimpin Indonesia pada Oktober 2024.

Loyalis Anies Baswedan itu juga mengatakan, Jokowi akan melihat perbandingan antara kepemimpinannya dengan sepuluh tahun di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sepuluh tahun ke depan mana yang lebih baik yang mana.

Andi Sinulingga menegaskan bahwa sejarahla yang akan mencatatnya.

“Oktober 2024 sudah resmi ada presiden baru. Bapak bisa lihat perbandingan, bagusan mana 10 tahun masa sebelum bapak (era SBY), dengan 10 tahun Indonesia di pimpin Bapak, dan masa 10 tahun era setelah bapak. Sejarah nanti akan mencatatnya,” tutur Andi Sinulingga dalam akun Twitter pribadi miliknya @AndiSinulingga, melansir RMOL.id, Selasa 20 Juni 2023.

Andi Sinulingga juga menyinggung bahwa ucapan Jokowi itu hanya omongan kosong.

“Pintar omong kosong,” tandasnya.

Sementara itu, pernyataan Jokowi yang optimis bahwa pada 2028 mendatang Indonesia akan memiliki industri mobil listrik yang sangat besar, lantaran didukung dengan melimpahnya sumber bahan baku mineral di dalam negeri.

Oleh karena itu, Jokowi pun meminta agar RI tidak takut apabila digugat dengan negara lain atas kebijakan larangan ekspor bahan mentah ke luar negeri. Mengingat, apabila digugat langsung ciut, industri mobil listrik di Indonesia tidak akan pernah terealisasi.

“Kita bayangin kita punya industri mobil listrik gede banget, itu kan baru digugat awal. Menyiapkan industri prekursor, industri ekspor, EV-nya, lithium baterainya, kan baru kita siapin. Mungkin selesai 2027, insya Allah 2028,” ungkap Jokowi dalam acara yang digelar relawan Bara JP di Hotel Salak, Kota Bogor, Minggu 18 Juni.

Namun demikian, pemerintah memang harus betul-betul memeriksa progres pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri. Jangan sampai, lanjutnya, Indonesia hanya diberikan janji manis, tapi proyeknya tidak ada progresnya.

“Tapi memang harus dicek betul itu, berapa bulan ada perkembangan ada progresnya nggak,” imbuhnya.***

Sumber: Geloranwes