Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Kepada Yang Dipanggil Ama

Kami adalah sekumpulan piatu, yang darimu sang Ama lahir tiap-tiap mimpi pada kepala kami yang masih kanak-kanak

Aku mengenalmu hanya pada satu musim, musim yang kita sebut lentera Litera.

Musim hujan dan kemarau bersahabat
Saat kita berpayung pada kata-kata untuk setiap teduh yang engkau impikan.

Kami adalah sekumpulan piatu, yang darimu sang Ama lahir tiap-tiap mimpi pada kepala kami yang masih kanak-kanak.

Kita belum terlalu tua namun pisah dalam jarak yang semakin renta.
Kita hanya mampu mengucap rindu dan mengejanya pada ingin, sebab kematian selalu siap jika kita hadir pada ruang temu.

Inilah jarak yang selalu kita puisikan dan engkau adalah arah yang selalu ditanyakan.
Namun tetaplah hidup dalam puisi sebab nama yang berjejak dalam kata-kata adalah abadi.

Penulis: Oktaviana Mahu | Mahasiswa PBSI UNIKA St. Paulus Ruteng