Oknum Polisi dan TNI di Mabar Diduga Aniaya Warga Siri Mese

Manggarai Barat, GardaNTT.id-Tindakan kekerasan oleh Oknum TNI dan oknum Polisi masih saja terjadi.Yosef Sudirman Bagu (40) menjadi korbannya. Peristiwa itu terjadi tepatnya di rumah Kepala Desa di Siri Mese, Desa Golo Poleng, Kecamatan Ndoso, Kabupaten Manggarai Barat, Selasa, (16/02) waktu setempat.

Korban dianiaya diduga buntut dari masalah perkelahian dengan sesama warga sekampungnya hingga dirinya dilaporkan ke Polsek Golo Welu.

Korban Yosef kepada Garda NTT, Rabu (17/02) menjelaskan secara detail kronologi peristiwa tersebut.

“Saat mereka tiba, saya sedang kerja di kebun, panggilan pertama oleh anak saya yang perempuan, dia bilang kalau ada polisi, tentara dan kepala desa yang mencari, selang beberapa menit kemudian datang lagi anak laki laki saya untuk panggilan yang sama, dia bilang, papa kalau tidak cepat pulang, rumah kita dibakar,” jelas yosef meniru perkataan anaknya.

Atas informasi dari anaknya itu, Yosef bergegas pulang kerumah untuk memenuhi panggilan tersebut.

“Sampai saya di rumah, saya melihat banyak motor, saya pikir mereka sudah ada di rumah, tetapi saya melihat rumah saya masih kosong, ternyata mereka ada di rumah sebelah, akirnya saya cuci tangan dan ganti baju untuk menemui mereka,” jelas Yosef.

Ia juga mengaku, saat masih di rumah, ia dipanggil oleh salah seorang warga untuk segera menghadap oknum tersebut.

“Saya langsung kerumah yang jarak sekitar kurang lebih 20 meter, belum sampai masuk rumah, saya di jemput oleh salah seorang Polisi yang berpakayan preman, dan tanpa basa basi langsung saya di pukul, dan dia bilang, ini orangnya, ini preman, ini sudah premanya ini,” jelas Yosef meniru perkataan sang oknum Polisi

Didepan rumah, korban di jemput oleh oknum tentara yang berpakayan dinas lengkap.
“Oh ini premannya, kau kan profokator, penjahat, pengaco, kau geng di sini to, kau tidak disenangi warga di kampung sini,” tutur Yosef meniru perkataan salah seorang oknum Tentara itu

“Pak kalau bisa jangan maen kasar begini pak, karena saya belum tau persoalannya apa, lalu tentara itu mengatakan, ah kau mau melawan lagi, kau preman kau mau melawan lagi, dan diikuti pemukulan,” tutur Yosef meniru perkataan dari oknum Tentara itu.

Yosef pun mengaku, ia di pukul, ditendang, dan diseret ke rumah kepala desa dengan cara dipaksa bahkan sempat di dorong menggunakan sepeda motor oleh oknum tentara hingga jatuh sampai mengalami luka di bagian lutut.

Ia mengaku, kejadian itu disaksikan oleh banyak orang dan termasuk anak kandung korban bernama Elo, laki laki berusia 14 tahun dan Putri, perempuan 12 tahun.

“Saat itu sempat saya melihat anak saya, mereka menangis melihat saya di siksa oleh mereka” jelas Yosef

Lebih jauh Yosef menjelaskan, hingga ia di seret sampai ke rumah kepala desa Golo Poleng.

“Saya diseret sampai di rumah kepala desa, sampai didalam rumah semua pintu ditutup dan mereka pukul, tendang saya, hingga saya tersungkur dan sempat pinsan, karena mereka tendang di ulu hati” tutur Yosef

Yosef pun mengaku, akibat tindakan oknum tersebut, wajah dan ulu hati masih terasa sakit dan mengalami trauma atas peristiwa yang menimpa dirinya.

Ia juga Mengatakan, tidak hanya dirinya yang menjadi korban, istri, anak bernama Elo (14) dan Putri (12) turut mengalami korban psikologis dan mengalami trauma akibat peristiwa tersebut.

Baca Juga: Rapid Antigen Terhadap Personel Polsek Kuwus Beserta Keluarga, Hasil Negatif

Keluarga korban, Basilius Baso, di dampingi pengacara LBH Manggarai sesaat setelah menghadapi Polsek Golo Welu menjelaskan, merasa terpukul dengan peristiwa yang dialami keluarganya itu.

“kami sebagai keluarga merasa terpukul dengan kejadian ini, dan kami serahkan ke penegak hukum dan ke LBH Manggarai untuk pendampingan hukum lebih lanjut, karena kami mau mencari keadilan.” tuturnya.

Basilius berharap, pihak penegak hukum harus terang menderang dan jangan ditutup tutupi, karena ini masalah dengan penegak hukum.

Foto: Saat acara penyerahan kasus dari Korban dan Keluarga ke pengacara LBH Manggarai Raya

Pengacara korban, Frumensius Fredrik Anam pada kesempatan yang sama mengatakan, yang pasti bahwa korban sudah menguasakan kasusnya ke LBH Manggarai Raya, karena itu kita akan melakukan pendampingan.

“Pendampingan pertama sudah kita dilakukan dan peristiwa penganiayaan yang dilakukan oknum TNI dan oknum polisi sudah kita laporkan, dan juga sudah melakukan visum bagi korban,” tutur Mensi

Ia mengatakan, LBH Manggarai Raya akan mengikuti perkembangan proses selanjutnya dan akan mengikuti saran saran dari korban dan keluarga korban agar masalah ini diusut secara tuntas, Jelas Mensi

“Langkah langkah LBH Manggarai Raya akan mendapingi korban tersebut sampai tuntas sesuai keinginan korban, apakah kasus ini dilaporkan ke Kodim dan atau ke Polres Manggarai barat kita siap mendampingi sesuai yang dikuasakan ke LBH Manggarai Raya,” jelas Mensi

Kita juga tentu mendorong dan menyemangati klien kami agar dia memberikan keterangan yang sebenar-benarnya, sejujur-jujurnya, tanpa rekayasa kejadian. Hanya dengan seperti itu, kami bisa mengurainya dengan baik sehingga klien kami mendapatkan keadilan sesuai yang diharapkan.

Mensi juga menyayangkan tindakan dari oknum TNI dan Polisi terhadap masyarakat.

Untuk aparat penegak hukum TNI dan Polri, diluar dugaan kami, dizaman reformasi modern nan maju ini, masih ada perlakuan kesewenang-wenangan dan main hakim sendiri yang diduga dilakukan oleh oknum aparat.

Menurutnya, Justru yang kita harapkan merekalah yang menjadi garda terdepan, memberikan contoh agar segala intimidasi, tekanan, kesewenang-wenangan dan main hakim sendiri dalam melaksanakan tugas.

Kami yakin dan percaya institusi TNI dan POLRI tak menghendaki anggotanya melakukan seperti hal yang diduga.