Manggarai Timur, GardaNTT.id- Penggunaan bahasa yang baik, benar, dan santun penting untuk dilakukan di ruang publik dan dalam kehidupan sosial. Bahasa yang sering kita gunakan tentu mencirikan kepribadian kita, perilaku ini juga berhubungan dengan masa depan kita yang dilihat melalui media-media sosial saat ini.
Demikian paparan Dosen Prodi PBSI Unika Santu Paulus Ruteng, Bernardus T. Beding, M.Pd. kala memberi sharing literasi saat berkunjung ke SMA Negeri 4 Lamba Leda, di Wae Tua, Kecamatan Lamba Leda Utara, Kabupaten Manggarai, Kamis (10/2/2022).
Menurut Berno, sapaan Bernardus T. Beding, M.Pd., aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis merupakan satu kesatuan keterampilan berbahasa.
“Berbahasa yang baik, benar, dan santun harus diwujudkan dalam keterampilan berbicara dan menulis. Untuk itu, para siswa dan pendidik perlu memahami penggunaan huruf, angka, simbol, serta tanda baca dan emoticon. Kemudian, berbicara dan menulis dengan baik, benar, dan santun,” ungkap dosen asal Lembata itu.
Lebih lanjut, Berno mengungkapkan, bahasa media interaksi dan komunikasi dalam menyampaikan informasi, sekaligus cermin pribadi seseorang.
Ia menyampaikan, kemampuan berbahasa seseorang menunjukkan siapa dirinya serta posisi seseorang dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam bermedia sosial.
“Dalam memberikan informasi pun, kita harus menggunakan bahasa yang baik, benar, santun, cerdas, informatif, dan menyenangkan. kita gagal paham dan salah berbahasa, maka kita akan mendapatkan konsekuensinya,” ungkapnya.
Dosen Prodi PBSI itu mengatakan, dengan pehamahan tentang bahasa yang baik, benar, dan santun, tentu kita membangun kebiasaan yang baik dan mampu memfilter banjirnya informasi yang terus-menerus terjadi di ruang publik.
“Berbahasa yang baik, benar, dan santun merupakan gerbang yang memberikan banyak keuntungan dan membuka banyak peluang, termasuk dalam penggunaannya di media-media sosial,” pungkasnya.
Sebagai pengajar Bahasa Indonesia, Berno mengajak para siswa SMA Negeri 4 Lamba Leda untuk tidak sembarang berkata-kata, apalagi di media sosial.
“Kalian adalah generasi penerus bahasa Indonesia yang baik, benar, dan santun. Karena ketika berbahasa, bukan sekadar berbicara atau menulis. Dalam berbicara atau menulis, kalian perlu perhatikan martabat dalam berbahasa, yakni benar, baik, dan santun. Berbahasa Indonesia yang baik karena sesuai tempatnya, benar karena pas maknanya, dan santun sehingga tidak ada yang tersinggung atau merasa dipojokkan,” pesannya.
Pantauan media ini, kegiatan sharing literasi berjalan baik dan lancar. Para siswa sangat antusias menyimak dan membangun diskusi. Meskipun tak ada jurusan bahasa di sekolah ini, para siswa tetap peka dalam memperhatikan aspek kebahasaan ketika berbicara atau menulis.