Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks
Berita  

Warga Desa Golo Ropong Satar Mese Surati Direktur PLN Pusat

Manggarai, GardaNTT.id-Tarsisius Hantang, pria asal kampung Rentung, Desa Golo Ropong, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, NTT, menyurati Direktur PLN pusat di Jakarta, perihal pengaduan perluasan jaringan listrik di Dusun Rahung, Desa Golo Ropong yang hingga saat ini tak kunjung dibenahi oleh pihak ULP PLN Ruteng.

Dalam suratnya, Tarsi menyampaikan pengaduan terkait kondisi infrastruktur jaringan listrik di Dusun Rahung, Desa Golo Ropong yang dinilai tidak memenuhi standar sebagaimana ketentuan UU No.30 tahun 2009 tentang pelanggan yang membeli tenaga listrik, wajib memiliki instalasi ketenagalistrikan dengan memenuhi ketentuan standar Nasional Indonesia dan memiliki Standar Layak Operasi (SLO) dan UU No.8 tahun 1999 tentang tentang perlindungan konsumen.

Selain itu, pengaduan Tarsi juga terkait kondisi kampung Rentung, salah satu anak kampung di Desa Golo Ropong yang tidak pernah tersentuh terang listrik.

Diketahui, aliran arus listrik yang masuk ke Dusun Rahung, Desa Golo Ropong, ditarik menggunakan kabel yang dibeli secara swadaya oleh masyarakat. Arus ditarik dari titik tegangan terakhir yakni dari sebuah tiang yang terletak persis didepan Puskesmas Narang.

Jarak tempuh yang dilalui oleh kabel penghantar arus tersebut diperkirakan sejauh 600 meter sampai dibubungan rumah pertama, jauh melampauhi jarak ideal yaitu maksimal 50 meter.

Infrastruktur seperti tiang penyangga kabel juga hanya menggunakan tiang bambu dan sebagianya digantung pada cabang pohon. Selain itu, jalur yang dilintasi kabel sangat ekstrim.

Berdasar keterangan warga setempat yang dihimpun media ini, bahwa menurut instalatir yang memasang jaringan itu, kekuatan arus yang ditarik itu hanya diperuntukan bagi maksimal 20 rumah. Namun, saat ini, pengguna aliran arus itu sudah mencapai lebih dari 100 rumah.

Warga mengungkapkan, akibat kelebihan pengguna, arus menjadi tidak stabil dan berdampak pada benda-benda milik warga, seperti lampu, menjadi sasaran sering alami kerusakan.

Instalatir yang mengerjakan instalasi saat itupun diketahui bukan orang PLN. Hal ini diketahui dari keterangan mantan Manager ULP PLN Ruteng, Firman Jayusman ketika wartawan media ini menyebutkan nama oknum yang melakukan pemasangan instalasi saat itu.

Sementara, kampung Rentung, yang merupakan salah satu anak kampung di Desa tersebut justru tidak pernah tersentuh terang listrik, padahal letaknya berada dijalur umum dengan kondisi jalan Hotmix, sehingga tidak menyulitkan PLN dalam hal pendistribusian material seperti tiang listrik dan kabel.

Pemerintah Desa Golo Ropong juga saat ditemui media ini beberapa waktu lalu mengungkapkan jika pihaknya telah 2 kali mengajukan proposal permohonan perluasan jaringan listrik ke Desa itu, namun hingga kini permintaan itu belum direspons oleh ULP PLN Ruteng.

Terkait surat pengaduan itu, ketika dikonfirmasi, Tarsi membenarkan. Menurutnya, inisiatif itu didasarkan pada kekecewaanya terhadap PLN Ruteng yang tidak peduli dengan kondisi itu. Ia mengungkapkan, kondisi tersebut sudah berlangsung lama, namun luput dari perhatian.

“Saya hanya khawatir, takutnya kondisi itu akan membahayakan warga, misalnya kabel-kabel yang diikat di cabang pohon itu rusak nantinya dapat membahayakan keselamatan warga,” ujarnya saat dikonfirmasi media ini melalui pesan WhatsApp pada Minggu (21/3/2021).

Tarsi mengatakan, dari segi kelayakan infrastruktur menuju Desa Golo Ropong tidaklah sulit. Sangat tidak beralasan bagi PLN ketika melewatkan Desa itu dalam program perluasan jaringan listrik.

“Jalan beraspal dan tidak menyulitkan. Jumlah KK pengguna juga sangat banyak. Bayangkan, Desa Borik sudah masuk listrik, sedangkan Desa Golo Ropong yang dekat sekali dengan sumber tenaga listrik Ulumbu, masa belum bisa masuk listrik, inikan diskriminasi namanya,” ungkapnya.

Dalam suratnya itu, terang Tarsi, juga memuat keluhan warga kampung Rentung yang sama sekali tidak pernah tersentuh terang listrik.

“Apalagi di Rentung, salah satu anak kampung Desa Golo Ropong. Letaknya dijalur umum. Malahan ketika PLN bangun perluasan jaringan ke Desa lain, mereka melintasi Desa kami saat pendistribusian material seperti tiang listrik dan kabel. Jelas kami sakit hati, kami rasa dianaktirikan, ada diskriminasi kepada kami,” kesalnya.

Saat ini, ungkap Tarsi, bangunan jaringan listrik PLN hanya sampai di Longos, Desa Bea Kondo yang jaraknya sekitar 2 km dari Desa Golo Ropong. PLN juga telah membangun perluasan jaringan listrik di Narang, Desa Hilihintir, dan bahkan Desa Borik yang jauh, sementara Desa Golo Ropong diabaikan dan sengaja dilewatkan.

Dirinya berharap agar Bupati Manggarai yang baru dan Dinas terkait dapat memperhatikan keluhan warga Desa Golo Ropong terkait kebutuhan listrik yang tak kunjung terealisasi.

Penulis/Editor: Olizh Jagom