Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Demi Jaringan Internet, Warga Ngalak Rela Mendaki Gunung

Manggarai.GardaNTT.idWarga Nggalak dan Singkul Desa Nggalak, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai, NTT, rela mendaki gunung untuk bisa terkoneksi dengan jaringan intenet.

Betapa tidak, untuk mendapatkan pelayanan jaringan yang serba canggih itu, masyarakat dua kampung itu rela mendaki bukit dengan tempuh 2 kilo meter dari wilayah pemukiman.

Desa Haju

Kampung Nggalak merupakan pusat dari aktivitas pemerintahan untuk melayani masyarakat dari 5 anak kampung yang terdiri dari Kampung Nggalak sendiri, Singkul, Sambor, Tureng, dan Mbang.

Di sebuah bukit bernama Rempo menjadi tempat pertemuan bagi masyarakat Nggalak dan Singkul untuk mendapatkan jaringan telpon dan internet agar bisa mengakses dunia luar.

Kampung Nggalak dan Singkul layak dibilang daerah yang cukup tertinggal dari wilayah lainnya, karena tidak hanya jaringan internet, listrik pun jauh dari harapan mereka. Kampung yang dihuni oleh 191 Kepala Keluarga (Kampung Nggalak.red) itu hanya mengandalkan lampu pelita untuk menerangi gelapnya malam.

Komentar Kades Nggalak

Saat ditemui dikediamannya, Kepala Desa Nggalak, Konradus Dain kepada GardaNTT, Jumaat (4/6) menjelaskan, sudah sering didatangi orang untuk menjanjikan pembangunan tower dan jaringan listrik di wilayahnya.

“Sudah sering orang datang untuk menyampaikan sosialisasi dan mengukur baik, untuk listrik maupun untuk tower penyedia jaringan telpon, tapi semuanya belum realisasi,” ungkapnya.

Ia mengaku akhir tahun 2021 pegawai dari dinas Kominfo Kabupaten Manggarai mendatangi Desa Nggalak dengan tujuan sosialisasi membangun tower.

“Semoga kehadiran mereka diakhir tahun 2021 dapat menjawab kesulitan-kesulitan kami di sini, kususnya untuk membangun jaringan telpon dan internet,” harapnya.

Selain itu, kampung Nggalak kata Konradus, masih ada anak kampung sekitar yang bukan bagian dari Desa Nggalak mengalami nasib yang sama.

“Masih ada kampung lain di luar dari Desa Nggalak yang mengalami nasib yang sama (jaringan telepon dan listrik belum masuk.red) yang dekat dengan Nggalak,” jelasnya.

Menurutnya, menjadi kepala desa di wilayah yang tidak ada akses listrik dan telepon cukup susah bekerja maupun untuk mendapatkan informasi dan kordinasi dengan pemerintah yang lebih tinggi.

Dengan kondisi seperti ini membuat dirinya bekerja ekstra, baik dalam pelayanan kepada masyarakat maupun mendapatkan informasi berjenjang dari pemerintahan yang lebih tinggi.

“Saya bersama perangkat harus naik ke bukit terus tiap hari untuk cek informasi terbaru, kalau ada kegiatan desa yang harus membutuhkan jaringan internet maka terpaksa kami harus naik ke bukit. Di sana kami harus buat pondok untuk berteduh sambil bekerja,” keluhnya.

Masyarakat yang tinggal dekat dari tempat kelahiran Menteri Kominfo Joni G. Plate itu berharap, semoga pemerintah memperhatikan nasib warga Desa Nggalak yang sudah berabad abad terbelenggu dengan masalah penerangan dan jaringan telepon.

“Kami berharap agar dapat diperhatikan oleh pemerintah, selama ini kami merasa seolah-olah belum merdeka, karena tidak mendapatkan pelayanan seperti halnya di wilayah lain di indonesia ini,” ungkap salah seorang warga Nggalak bernama Flori yang tengah menikmati jaringan internet di bukit Rempo.