Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Hakim Ad Hoc Tribunal Hantar Yohanes Raih Gelar Profesor

Yohanes
Konpres Peneguhan Guru Besar UNIKA Santu Paulus Ruteng

Manggarai, GardaNTT.id – Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, Profesor Dr. Yohanes Servatius Lon, MA. secara resmi meraih gelar akademik tertinggi sebagai Profesor.

Gelar tersebut termaktub dalam Surat Keputusan (SK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 64673/MPK.A/KP.05.01/2021.

Penetapan SK tersebut belangsung 05 Oktober 2021 di Jakarta dan menetapkan Yohanes S. Lon sebagai profesor sejak 01 September 2021.

Profesor Dr. Yohanes menyampaikan hal itu dalam jumpa pers persiapan Peneguhan Guru Besar, Jumat (26/11) pagi di lantai lima Gedung Utama Unika Santu Paulus Ruteng.

Ia merupakan Guru Besar Pertama Unika Santu Paulus. Untuk mencapai gelar tertinggi itu, Yohanes telah melewati berbagai tahapan dengan persyaratannya masing-masing. Kini Ia telah menghasilkan 11 buku, tiga jurnal dan lebih dari 20 artikel yang telah dipublikasi pada jurnal yang terakreditasi.

Selain itu juga telah menulis belasan artikel dan banyak karya ilmiah lainnya. Tak cuma itu, Prof. Yohanes memenangkan empat hibah nasional.

Demikian, Profesor Yohanes juga merupakan hakim uskup dalam bidang hukum atau Vikaris Yudiasial. Kemudian sebagai hakim Ad Hoc pada lembaga gereja Tribunal. Dalam tugas ini, profesor Yohanes sering memutuskan berbagai perkara gerejawi.

Menurut Profesor Yohanes, banyak pasangan suami istri dan anak-anak yang mengalami kerugian dalam kaitannya dengan hak-hak sipil mereka.

Ia melanjutkan ada marginalisasi hukum adat dan ketidakmampuan hukum negara mengakomodir hukum adat dan hukum agama.
Lantas Ia menyarakan agar ketiga hukum tersebut perlu saling mengadopsi dan mendukung satu dengan yang lainnya. ini demi tegaknya hak para pasangan suami istri dan anak-anak di Manggarai.

“Saya terus terang, selama bekerja di lembaga tribunal mengalami sedikit keprihatinan kepada pasangan yang kaeng one nendep (belum mendapat pengakuan Gereja dan pemerintah- Pen). Mereka memiliki luka batin yang luar biasa. Karena itulah saya terdorong tuk membuat penilitian yang Puji Tuhan menghasilkan karya ilmiah yang membuat saya meraih gelar Profesor dalam ilmu religi dan Budaya,” beber Rektor Unika Santu Paulus itu.