Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Kolaborasi Pemikiran Australia, Asia, dan Afrika Bergema di The 3rd ICEHHA Hari Pertama.

Unika Santu Paulus Ruteng, GardaNTT.id– Hari pertama Konferensi Internasional Ketiga membahas Pendidikan, Humaniora, Kesehatan, dan Pertanian atau The 3rd International Conference On Education, Humanities, Health And Agriculture (The 3rd ICEHHA) di Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Santu Paulus Ruteng menyuguhkan keragaman pemikiran melalui presentasi tiga pembicara kunci dari Australia, Asia, dan Afrika.

John Charles Ryan, PhD, dari Southern Cross University, Australia, menyuguhkan Humaniora Lingkungan dengan menjelaskan makalah berjudul An Introduction to the Environmental Humanities: Key Ideas and Practices.

Ryan membuka wawasan tentang keterkaitan manusia dengan lingkungan dan menjelaskan bagaimana disiplin ilmu ini menggabungkan seni, sastra, filsafat, sejarah, dan teologi untuk menyelidiki kompleksitas hubungan antara manusia dan lingkungan. Pandangan ekologi yang cermat terhadap organisme dan habitat alaminya menjadi fokus utama, mengeksplorasi dampak perubahan ekologis oleh tangan manusia dan membangkitkan kesadaran akan tanggung jawab kolektif kita terhadap bumi.

Dr. Fransiska Widiyawati, M.Hum menjelaskan Tantangan Keberagaman dalam dunia Pendidikan Tinggi.

Fransiska memaparkan Navigating Diversity and Tolerance in Higher Education: Insights from East Nusa Tenggara Province, mengenai tantangan globalisasi dan kemajuan teknologi dalam konteks keberagaman. Beliau Menyoroti kesulitan beberapa individu dan kelompok untuk menerima perbedaan sehingga memerlukan peran strategis lembaga pendidikan dalam mengatasi masalah ini. Pengelolaan keberagaman, promosi toleransi, dan integrasi nilai-nilai tersebut ke dalam pembelajaran dan kurikulum menjadi kunci untuk menciptakan suasana kampus yang terbuka dan toleran.

Bunmi Isaiah Omodon, Ph.D dari Walter Sisulu University of South Africa menjelaskan materi terkait Keterampilan Pembelajaran Otonom di Kelas Sosial yang Beragam, berjudul Cultivating Autonomous Learning Skills In Socially Diverse Classrooms: Challenge and Solutions.

Bunmi menyoroti pentingnya keterampilan pembelajaran otonom di lingkungan kelas sosial yang beragam dan memberikan solusi konkret untuk mengatasi tantangan dalam menciptakan kelas yang mendukung pertumbuhan otonomi siswa, dengan menekankan peran guru dan pengembangan strategi pembelajaran yang memanfaatkan keberagaman sebagai aset.

Peserta konferensi terkesan oleh beragamnya sudut pandang yang dibawa oleh para pembicara kunci, dan diskusi aktif pun memanifestasikan antusiasme mereka untuk menerapkan wawasan ini dalam konteks masing-masing.

Pantauan media ini, pada hari pertama puluhan makalah dari sejumlah akademisi dan praktisi juga dipresentasikan. Konferensi ini diharapkan akan melanjutkan momentum kolaboratif, membuka pintu untuk berbagai ide dan inovasi yang dapat mengatasi tantangan global di bidang pendidikan, humaniora, kesehatan, dan pertanian.