Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Kota Premium Labuan Bajo, Apa Peran Masyarakat Lokal?

Penulis: Dedy Argit

Opini, GardaNTT.id-Labuan bajo merupakan tempat destinasi pariwisata yang mengglobal. Karena letaknya yang strategis, banyak wisatawan tertarik untuk mengunjunginya baik penduduk domestik maupun mancanegara. Kota tersebut kaya akan panorama alam dengan habitat endemik Komodo kadal terbesar di dunia serta kebudayaan lokalnya yang terlestari hingga sekarang, membuat banyak wisatawan menghabiskan waktu liburannya untuk mengunjungi destinasi pariwisata yang ada.

Setelah ditetapkan sebagai 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), kini kota Labuan Bajo banyak diminati oleh kalangan-kalangan bermodal untuk berinvestasi. Tentu realitas tersebut bermuara pada satu pertanyaan refleksi ‘di mana eksistensi penduduk local sebagai tuan rumah pariwisata?’. Pertanyaan tersebut seolah menggelitik nalar dan menggugat nurani masyarakat local tentang bagaimana partisipasi aktif mereka dalam mengembangkan pariwisata super premium menuju pintu kemajuan.

Pada dasarnya, pariwisata super premium merupakan arena pertarungan dan ruang negosiasi kepentingan antar aktor, terutama kepentingan masyarakat setempat (Regus:2023). Secara kontekstual, arena pertarungan yang dimaksudkan yaitu pertarungan ide (gagasan) dalam membangun pariwisata. Aspek ini sebenarnya berbicara tentang kekuasaan, bagaimana kaum kapitalis bersaing dalam ring pariwisata dengan ambisi membentuk ketegangan kepentingan antar kekuatan ekonomi, politik, di seputar investasi pariwisata.

Lantas pertanyaannya ‘bagaimana peran penduduk local dalam membendung dominasi para investor asing yang menguasai pariwisata?’ Ketika dipotret lebih dalam, ruang pariwisata Labuan Bajo sebetulnya dikuasai oleh kaum kapitalis yang terlihat jelas pada pembangunan Hotel super megah dengan restoran-restoran berstandar Internasional. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pariwisata kota Labuan Bajo sedang mengalami krisis partisipasi aktif masyarakat lokal dalam meminimalisir tenaga asing yang terus berinvestasi dengan merekrut banyak tenaga kerja dari luar daerah.

Hal inilah yang perlu dikritisi dengan kesadaran yang tumbuh dari hati masyarakat lokal bahwa seharusnya mereka bertarung dalam ring yang sama yaitu membawa pariwisata kota Labuan Bajo pada gerbang kemajuan. Tentu yang diperhatikan adalah kesiapsiagaan masyarakat lokal untuk membangun pariwisata setempat. Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran kaum kapitalis yang terus menguasai arena pariwisata kota Labuan Bajo ternyata membawa perubahan yang besar terhadap kemajuan kota Labuan Bajo. Dengan membangun Hotel dan restoran yang super mewah, secara tidak langsung kaum bermodal tersebut sedang mempromosi kota Labuan Bajo kepada dunia luar tentang eksistensinya sebagai kota Super Premium yang tentunya fasilitas dan juga bangunan-bangunan di dalamnya harus berskala Premium. Tidak bisa kita menolak kehadiran para investor-investor asing yang ingin membawa kota Labuan Bajo pada tingkatan yang berskala Premium. Namun yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan antara para investor asing dan investor negeri dalam pertarungan gagasan pada ring pariwisata demi terwujudnya pariwisata budaya berskala Premium.

Melihat dinamika yang ada terkait potensi industri pariwisata beserta permasalahan yang muncul dalam pembangunan pariwisata, negara perlu melakukan intervensi kebijakan dalam rangka menciptakan pariwisata nasional yang produktif, berkelanjutan, serta berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat lokal (Paraira, 2023) dengan memberikan ruang bagi mereka untuk mengaktualisasikan kreatifitas-kreatifitas lokalnya sebagai salah satu kekayaan lokal. Dengan itu, pengembangan super prioritas kota Labuan Bajo sebagai ring pertarungan bagi kaum kapitalis setidaknya masih dapat diisi oleh masyarakat lokal dengan mempromosikan produk lokalnya.

Pengembangan SDM masyarakat lokal sangat diperlukan agar bisa memenangkan arena pertarungan untuk menonjolkan budaya daerah yang unik.

Super Premium kota Labuan Bajo sebenarnya menjadi gerbang utama bagi masyarakat lokal untuk mempromosikan produk lokalnya sebagai bagian dari ekonomi kreatif. Karena ketika menyaingi dengan para investor-investor asing, hemat penulis terlalu jauh untuk dikejar. Tetapi jalan yang harus ditempuh mulai dari keramahtamahan (hospitality) yang bertaraf internasional untuk memajukan pariwisata daerah (Paraira, 2023) sampai pada pengembangan ekonomi kreatifnya (produk lokal) untuk dipromosikan kepada setiap wisatawan-wisatawan yang mengunjungi destinasi pariwisata setempat.

Wilayah Labuan Bajo dan sekitarnya sebenarnya banyak menawarkan potensi ekonomi kreatif yang masih perlu digali dan dipromosikan secara luas. Produk kebudayaan masyarakat dalam subsektor kuliner, kriya, dan busana khas kota Labuan Bajo seperti kain songke, kopi Manggarai, roti kompiang, kaos chomabe, jintan, rebok, hingga ikan cara merupakan karya budaya masyarakat yang memiliki potensi ekonomi yang sangat besar (Ilham:2022). Sebagai masyarakat yang bereksistensi di kota super premium sekaligus wilayah KSPN, peningkatan kapasitas masyarakat Labuan Bajo di bidang ekonomi kreatif perlu dilakukan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat sekaligus pelestarian budaya lokal.

Sebutan super premium merupakan prime mover bagi masyarakat lokal untuk mengaktualisasikan ekonomi kreatifnya sebagai salah satu kekayaan budaya lokal untuk dipromosikan kepada para tamu-tamu asing yang mengunjungi destinasi pariwisata di Labuan Bajo. Kreatifitas tersebut memiliki makna yang signifikan bagi masyarakat lokal sebagi tuan rumah pariwisata. Selain itu, kreatifitas tersebut juga menunjukkan partisipasi aktif masyarakat setempat dalam mendukung kemajuan pariwisata super prioritas Labuan Bajo.