Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks
Opini  

Pengaruh Kisah Orang Samaria Bagi Pelayanan Para Medis di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh: Aldi Jemadut

Opini-Manusia adalah mahluk hidup yang diciptakan Allah yang memiliki keunikan tersendiri dari ciptaan Allah lainnya. Manusia unik karena Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, kemudian menghembuskan nafas hidup (kej 2:7). Karena itu manusia merupakan mahluk yang paling istimewa di mata Allah. Allah juga melengkapi manusia dengan hati dan akal budi untuk mengasihi-Nya dan sesama. Dengan demikian, manusia memiliki martabat yang luhur.

Harkat dan martabat manusia terkadang kehilangan makna ketika berhadapan dengan realitas kehidupan. Penderitaan, rasa sakit dan penyakit adalah beberapa peristiwa kehidupan yang menggoncangkan, sekaligus mempertanyakan inti terdalam kehadiran manusia di tengah dunia. Pada titik inilah, manusia membutuhkan kehadiran yang lain. Kehadiran yang lain ini menjadi pelipur lara dan menjadi penolong sejati atas keterbatasan insaninya. Namun, ketika manusia menjadi lebih hedonis dan egoistik, sering penderitaan sesama menjadi nihil makna.

Selayang Pandang Tentang Orang Samaria

Dalam konteks sejarah manusia, menarik untuk membahas sosok-sosok yang telah melampaui diri dan hadir dalam diri sesamanya. Orang Samaria yang baik hati. Sosok ini sangat jelas diceritakan dalam kisah naratif oleh penginjil Lukas 10: 25-37. Telaah eksegetis yelah menjelaskan kenyataan historis yang membelah bangsa Yahudi dan orang Samaria. Jelas bahwa Samaria memiliki ikatan etnis dengan bangsa Yahudi. Namun, oleh karena penjajahan bangsa Asing, Samaria mengalami distorsi budaya dan mengalami asimilasi cultural, sehingga terjadi percampuran etnik dan kebudayaan. Oleh karena itu, bangsa Yahudi telah menolak orang Samaria dalam kesatuan etnis dengan Yudaisme dan menyebut kafir.

Sekat kedua budaya antara Yahudi dan Samaria ini didobrak oleh Yesus dalam kisah orang Samaria yang baik hati. Dari pertanyaan orang farisi yang ingin menjebak-Nya mengenai siapakah sesamanya, Yesus membuka insight berpikir baru yang melampaui keterkurungan belenggu yang membeda-bedakan sesama. Di hadapan sesama yang terkapar oleh penderitaan di tengah jalan, Yesus menampilkan ironi yang ditunjukan ileh imam dan orang Lewi, yang karena aturan agama yang kaku (untuk tidak menyentuh darah sebelum melakukan persembahan di bait Allah) lebih memilih menghindar dan tidak menolong sesamanya. Sedangkan Yesus secara mengejutkan menampilkan sosok orang Samaria anonym yang dianggap berbeda oleh orang Yahudi lainnya, justru menunjukan kasih terhadap orang Yahudi yang terkapar di tengah jalan. Inti sari cerita biblis ini adalah bahwa berbelas kasihan merupakan suatu penegasan hidup Yesus kepada orang-orang Yahudi, dan juga kepada semua orang yang mengimani-Nya lewat perumpamaan tersebut.

Melalui sebuah perumpamaan, Yesus menggambarkan orang Samaria sebagai tokoh paradigmatis, yakni sebagai model bagi perbuatan manusia yang patut deteladani karena mengetengahkan suatu contoh tindakan etis atau perbuatan baik, yang pertama-tama bukan sebagaia tuntutan oleh karena kewajiban agama, melainkan lebih dari itu, merupakan panggilan kepada semua orang untuk mengambil bagi anda dalam cinta Allah. perumpamaan orang Samaria yang murah hati menegaskan pengajaran Yesus tentang sikap yang harus dibangun oleh orang Kristen terhadap sesama. Melalui perumpamaan ini, semua orang terutama orang-orang Katolik dituntut untuk menjadi pelayan bagi sesama dengan mengedepankan hukum cinta kasih.

Model pelayanan biblis orang Samaria yang baik hati ini memiliki beberapa dimensi yang cocokdalam pelayanan kasih terhadap sesama yang menderita. Pertama, pelayanan yang melampaui batas. Dimensi pelayanan yang membuat pelayan dan orang yang dilayani melepas idenstitas diri dan melampaui segala sekat yang membatasi. Kedua, kehangatan perjumpaan. Orang Samaria yang baik hati tidak hanya sekedar melihat, tetapi dari bahasa kitab suci “tergerak oleh belaskasih” untuk menjumpa isi penderita yang terkapar ditengah jalan. Perjumpaan itu berasal dari pengolahan hati dan diimplementasi secara konkrit. Ketiga, otalitas. Orang Samaria menunjukan bentuk pelayanan yang tidak setengah-setengah, tetapi secara total melayani. Merawat dan membawanya kepenginapan adalah bentuk totalitas pelayanan yang dilakukan ileh orang Samaria yang baik hati itu. Keempat, menyeluruh atau holistik. Orang Samaria yang baik hati menunjukan aspek melayani yang menyeluruh, dari aspek fisik dengan merawat orang yang terkapar ditengah jalan, aspek spiritual dengan mendampingi si penderita ditengah jalan menuju penginapan dan aspek materil dengan membayar penginapan dari orang yang mederita tersebut.

Pelayanan Para Medis Terhadap Orang Sakit

Perawat kesehatan adalah petugas kesehatan yang berperan dominan dalam membantu pasien dari penyakit yang dideritannya. Perawat sebagai ujung tombak dalam pelayanan rumah sakit, yang di mana sebagai actor yang lama dalam menjaga dan merawat orang sakit. Orang sakit atau pasien sangat berharga dimata perawat, sebab merekalah yang menggerakkan hati para perawat untuk saling menolong dan mengasihi sesama. Kehadiran para perawat sebagai aktor yang utama dan terutama dalam menyembuhkan orang sakit dengan pelayanan kasih mereka. perawat atau para medis harus mampu melakukan pendekatan terhadap orang sakit, agar orang sakit tidak merasa takut atau grogi saat menghadapi atau menjumpai para medis.

Model pendekatan yang harus diingat oleh para medis atau perawat kesehatan saat melakukan intervensi adalah model pemenuhan harapan pasien. Para medis harus lebih akrab dengan orang sakit, agar orang sakit tidak begitu takut dan cemas ketika menjumpai mereka. dengan pendekatan ini antara para medis dan orang sakit memiliki harapan yang sama yaitu kesehatan. Orang sakit memiliki rindu dan niat untuk sehat. Pelayanan dari medis merupakan sebuah harapan dari orang sakit untuk sehat, baik sehat jiwa maupun pikiran. Di samping itu pra medis harus mampu dan berusaha menghibur orang sakit, agar orang sakit tidak jatuh dalam balutan kesedihan dan kerapuhan penderitaan.

Perawat harus bersikap sesuai dengan kaidah etik profesi sebagai pegangan dalam melaksanakan tugas di mana pun berada. Dalam melayani orang sakit, perawat harus bersifat dan bersikap baik dan sopan agar para pasien merasa bahagia dan terhibur dalam penderitaannya. Sifat dan sikap yang baik dari perawat merupakan sebuah nilai dan kebanggaan bagi orang sakit, yang di mana orang sakit atau pasien memiliki sebuah kerinduan dan harapan pada kesehatan.

Kisah Orang Samaria Bagi Pelayanan Para Medis di Tengah Pandemi Covid-19

Kebaikan orang Samaria memiliki nilai positif, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para medis di tengah situasi pandemic dalam melayani orang sakit dan menderita. Kehadiran orang Samaria yang baik hati memiliki unsur yang menarik yaitu kasihanilah Tuhan, Allah-Mu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budi-mu, dan kasihanilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Luk 10:27). Dalam hal ini orang Samaria memiliki pengaruh dan kekuatan besar bagi para medis dalam melayani orang sakit. saling mengasihi dan mencintai dengan orang sakit ditengah pandemic ini merupakan sebuah ujud dan prkatik yang telah dilakukan oleh orang Samaria dalam membalut lukayang turun dari Yerusalem dan kehendak ke Yeriko.

Kepedulian terhadap orang yang menderita adalah sebuah bentuk tanggung jawab etis sekaligus imperative moral. Hal ini sebagaimana yang telah digambarkan dalam perumpamaan orang Samaria yang murah hati menegaskan pengajaran Yesus tentang sikap yang harus dibangun oleh orang Kristen. Orang Samaria yang muarah hati adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum didalam Lukas 10:25-37.
Perumpamaan ini menggambarkan cinta kasih yang tidak terbatas, bahkan cinta kasih kepada orang yang membenci sekalipun. Dalam hal inipun orang Samaria memiliki pengaruh yang dapat menggugah segala pelayanan para medis dalam melayani orang sakit atau pasien di tengah pandemic convid-19.

Pengaruh orang Samaria yang tidak disebutkan namanya dapat memberikan kasih yang memulihkan dan menghidupkan. Dalam kategori ini orang Samaria sangat berpengaruh dalam menapaki keadaaan yang sekarang ini. Kehadiran orang Samaria di tengah pandemic ini sebagaimana yang telah dipraktikan oleh para medis dalam melayani orang sakit atau para pasien. Para medis pun juga sangat berperan penting dalam merawat dan melayani orang sakit dengan menaruhkan nyawa mereka untuk membantu dalam menyembuhkan. Karya penyembuhan sangat di perlukan atau dibutuhkan para pasien terutama di tengah pandemic yang sangat memperihatinkan ini. Perumpamaan orang Samaria yang murah hati yang tertera dalam injil Lukas 10:25-37 merupakan perikop yang diteladani oleh pelayan-pelayan orang sakit seperti para medis. Hal ini sangat terusik dan menggugah hati para medis dalam pelayanan.

Salah satu hakikat manusia adalah sebagai mahluk sosial atau mahluk masyarakat yang dapat menjalin para pasien seperti persahabatan dan memeliharanya agar tetap langgeng merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh para medis. Dari kisah orang Samaria yang baik hati memiliki unsur nilai tersendiri dalam pelayanan para medis yaitu dimana saling mengasihi dan mencintai tanpa memandang status diri. Cinta yang telah dilayani oleh para medis ditengah pandemic ini merupakan sebuah pengorbanan diri dalam menyelamatkan kehiduapan manusia lain. Para pasien merasa bersyukur karena telah dilayani oleh orang yang baik hati seperti orang Samaria dan telah dipraktikan oleh para medis.