Unika St. Paulus Ruteng Gelar Lomba Paduan Suara Tingkat SMA

Processed with VSCO with g4 preset

Ruteng, GardaNTT.id– Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng gelar lomba paduan suara tingkat SMA yang dapat diikuti oleh SMA di Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Ngada, dan Bajawa, Sabtu (5/5/2024) pukul 10:00 WITA di Aula GUT Unika St. Paulus Ruteng.

Acara yang dipimpin oleh Selvianus Hadun ini dihadiri oleh Rektor Unika St. Paulus Ruteng, beberapa Dosen yang sempat hadir, peserta lomba dari 8 sekolah beserta guru pendamping, dan suporter dari masing-masing sekolah.

Sekolah yang berpartisipasi dalam lomba ini adalah:

SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng (No. Urut 1)
SMAN 1 Poco Ranaka (No. Urut 2)
SMAK St. Stefanus Ketang (No. Urut 3)
SMAK Setia Bhakti Ruteng (No. Urut 4)
SMKN 1 Satar Mese (No. Urut 5)
SMAN 5 Poco Ranaka (No. Urut 6)
SMAK Regina Pacis Bajawa (No. Urut 7)
SMAS St. Klaus Kuwu (No. Urut 8)

Maksimus Regus, S.Fil., M.Si., Rektor Unika St. Paulus Ruteng mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta lomba paduan suara.

“Atas nama keluarga besar Unika St. Paulus Ruteng, kami mengucapkan selamat datang untuk kita semua. Teristimewa kami anak-anak sekalian peserta lomba paduan suara dalam rangka Dies Natalis Unika St. Paulus Ruteng. Kami keluarga besar Unika St. Paulus Ruteng menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk partisipasi dan untuk hadir bersama kami di sini. Bagi kami kehadiran Anda semua bukanlah kehadiran sebagai peserta lomba tetapi kehadiran sebagai keluarga sebagai bagian dari Unika St. Paulus Rutengq,” ungkap Romo Maks.

Lomba paduan suara ini menghadirkan tiga juri, yaitu Bapak Livens Turuk (Juri 1), Romo Ino Dangku (Juri 2), dan Ibu Olga Jelimun (Juri 3).

Poin evaluasi lomba paduan suara dari ketiga juri:

Ibu Olga: Perlombaan berarti mencari yang baik dari yang terbaik.

“Sebetulnya adik-adik sudah menyumbangkan suara yang sangat luar biasa dengan membawa nama sekolah masing-masing. Jujur, kami sebagai juri pusing untuk menentukan siapa yang terbaik. Tapi dalam sebuah perlombaan tentunya dari yang baik pasti mencari yang terbaik. Walaupun nanti tidak termasuk dalam list juara, tetapi kalian sudah menjadi juara di hati kami, penonton, dan sekolah masing-masing,” ungkap juri 3 itu.

Romo Ino Dangku: Lomba paduan suara menjadi ruang edukasi

“Tampilan dari masing-masing kontestan dalam perlombaan hari ini adalah ruang edukasi juga. Bagi para pendamping, bagi para peminat seni. Bagaimana orang melihat dengan cermat komposisi lagu beserta tanda-tanda yang ada di dalamnya lalu kemudian membantu peserta didiknya untuk menerjemahkan itu. Ada beberapa lagu yang sama dipilih oleh beberapa kontestan. Tetapi tampilannya pasti berbeda. Mungkin ini menjadi ruang edukasi bagi para pendamping untuk melihat kembali komposisi lagu, partiturnya, beserta tanda-tanda dan nama-namanya. Supaya dalam kontestasi selanjutnya, tampilan kita lebih baik,” ungkap Dosen Analisis Teks Wacana itu.

Bapak Livens Turuk: Lomba paduan suara sebagai pertunjukan, menampilkan teknik vokal, kesesuaian ekspresi, dan penyempurnaan nada.

“Walaupun kita lomba, tetapi kita harus bisa membuat lomba itu sebagai pertunjukan yang akan dilihat oleh orang banyak dan akan dinikmati baik secara visual maupun dengan pendengaran kita. Lomba paduan suara pasti yang utama tentang vokal. Kota tidak bisa sekedar mengeluarkan suara apa adanya. Tetapi perlu menggunakan teknik bagaimana supaya dengan kekuatan penuh tidak membuat pendengar sakit telinga. Atau dengan selembut apapun dia bernyanyi, tidak membuat kita tidak mendengar apa yang dia bawakan. Ketiga, ekspresi dalam membawakan lagu. Jangan sampai yang bernyanyi adalah mayat hidup. Ekspresi menunjukan isi lagu yang dibawakan. Ini menjadi tantangan bagi pelatih bagaimana menginterpretasikan lagu itu. Sehingga bisa diterjemahkan oleh anak didik. Kemudian, ada beberapa tim yang luput dalam hal nada-nada setengah, seperempat, seperdelapan itu masih ada yang luput untuk dieksekusi. Jadi ini menjadi catatan bagi kita untuk menjadi lebih baik,” jelas Livens.

Alyn Barus, salah satu peserta lomba paduan suara dari SMAS St. Klaus Kuwu mengungkapkan kesan mengikuti perlombaan.

“Saya sangat senang diberi kesempatan untuk mengambil bagian dalam perlombaan. Saya beserta tim paduan suara SMAS St. Klaus Kuwu tentu merasa luar biasa karena bisa tampil di panggung Unika St. Paulus Ruteng dengan baik sesuai dengan harapan. Kami juga bisa bersaing dengan sekolah-sekolah lain dan belajar dari kelebihan dan kekurangan hari ini,” ungkap Siswi Kelas XI MIPA 2 itu.

Informasi kejuaraan lomba paduan suara antar SMA dalam rangka memeriahkan 65 tahun UNIKA Santu Paulus Ruteng :

Harapan 3: SMAK Setia Bakti Ruteng
Harapan 2: SMAK St. Fransiskus Saverius Ruteng
Harapan 1: SMAK St. Klaus Kuwu
Juara 3: SMAN 5 Poco Ranaka
Juara 2: SMAK St. Stefanus Ketang
Juara 1: SMAS Regina Pacis Bajawa

Pantauan media ini, perlombaan diakhiri dengan sesi foto bersama peserta juara, Rektor, serta juri lomba.