Bayi Penderita Bronchopneumonia di Labuan Bajo Butuh Uluran Tangan

Labuan Bajo, GardaNTT.id – Alifah Khumairah, bayi berusia 7 bulan di Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat, NTT, didiagnosa menderita penyakit Bronchopneumonia.

Melansir halodoc.com, Bronchopneumonia adalah radang paru yang berasal dari cabang-cabang tenggorokan yang mengalami infeksi dan tersumbat oleh getah radang, yang menimbulkan pemadatan-pemadatan bergerombol dalam lobulus paru yang berdekatan, biasanya terjadi akibat batuk rejan, campak, influenza, dan sebagainya.

Gejala utama bronkopneumonia umumnya adalah menggigil mendadak, demam yang tinggi dengan cepat dan berkeringat banyak, batuk, sesak napas, pernapasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung, retraksi dinding toraks. Selain itu dapat ditemukan suara nafas vesikuler meningkat sampai bronkial, dan bising tambahan ronki basah halus.

Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri (pneumococcus, Streptococcus), virus pneumonia hipostatik, sindrom loeffler, jamur dan benda asing. Salah satu hal yang juga bisa menjadi faktor risiko adalah daya tahan tubuh anak yang belum kuat.

Saat ini, Bayi Alifah tengah menjalani perawatan intensif di dikamar ICU RSUD Komodo.

Sri Nipa, ibu kandung Alifah mengaku sudah melakukan berbagai upaya untuk kesembuhan putrinya itu. Pengobatan alternatif dan medis sudah dilakukannya, namun tak kunjung membaik.

Ia mengatakan, kondisi terparah dialami putrinya itu, terjadi selama seminggu terakhir. Bahkan sempat mengalami kejang-kejang dan sesak napas saat dibawa ke Puskesmas terdekat.

“Waktu bawa ke Puskesmas Labuan Bajo, dia (Alifah, red) sempat kejang-kejang dan susah sekali bernapas. Makanya mereka di Puskesmas sarankan untuk rujuk ke RSUD Komodo ini,” katanya.

Ia juga mengaku tidak memiliki kartu BPJS, sehingga seluruh pengobatan Alifah harus ditanggung secara mandiri. Ia khawatir biaya pengobatan putrinya itu mahal, sementara saat ini dirinya tidak mempunyai uang.

“Uang untuk biaya transportasi kesana kemari saja susah om. Saya harus telepon minta bantuan ke keluarga-keluarga saya. Yang saya pikir sekarang bagaimana nanti biaya pengobatan anak saya ini, soalnya tidak ada BPJS,” ujarnya.

Pihak RSUD Komodo, kata dia, menyarankan untuk segera mengurus BPJS sebelum Alifah dikategorikan sebagai pasien umum.

“Itupun waktunya mepet om. Bagaimana sudah caranya, sementara saya harus urus sendiri dan apalagi tidak punya uang sama sekali. Saya hanya pasrah saja, semoga Tuhan buka jalan,” tuturnya.

Dalam ketidakberdayaannya itu, Sri Nipa masih optimis akan kesembuhan buah hatinya itu. Ia sangat berharap adanya tangan-tangan kasih diluar sana yang tergerak hatinya untuk berkenan meringankan bebannya untuk biaya pengobatan Alifah.

“Saya sangat berharap ada yang bisa bantu, soalnya saya tidak punya apa-apa sekarang. Saya kasihan sekali dengan anakku, tapi saya yakin dia bisa sembuh,” tuturnya sembari menyeka air mata.

Diketahui, Sri Nipa memiliki 3 orang anak. Nurul Aulia adalah putri sulungnya yang kini berusia 10 tahun dan sekarang sudah putus sekolah. Anak kedua bernama Alfa Risky yang masih berusia 1 tahun dan anak bungsu Alifah Khumairah, bayi usia 7 bulan penderita Bronchopneumonia.

Dirinya merupakan warga asal Panta Paju, Desa Soro, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Ia tinggal di Labuan Bajo sejak tahun 2019 lalu di sebuah rumah kontrakan sederhana di Air Kemiri, Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo.

Sri Nipa adalah orang tua tunggal bagi 3 orang anaknya. Ia mengaku menghidupi tiga anaknya dengan bekerja serabutan di Labuan Bajo.

Bagi para pembaca yang merasa tergerak hati untuk membantu kesembuhan Bayi Alifah, bisa menyalurkan bantuannya melalui nomor Rekening BNI 0912810169 atas nama Ulfa Wahida Yanti (Keluarga Sri Nipa). Lalu dapat dikonfirmasi melalui nomor HP: 081237457059 milik Sri Nipa.

Desa Haju