Hari Pertama PKKMB FKIP Unika Ruteng, Dr. Maks Regus: Mahasiswa Harus Memiliki Sense of Nationhood

Dr. Maksimus Regus sedang memaparkan materi (Foto: Panitia)

Manggarai-GardaNTT.id – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Katolik Indonesia mulai menjalankan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang dibuka pada hari ini. Kamis (19/08/2021) secara daring menggunakan platform zoom meeting.

Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung selama 3 (tiga) hari ini dibuka secara resmi oleh Dekan FKIP Unika Santu Paulus Ruteng, Dr. Maksimus Regus, S.Fil., M.Si. Dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang secara resmi kepada 766 mahasiswa baru.

“Atas nama keluarga besar FKIP Unika Santu Paulus Ruteng, saya mengucapkan selamat datang kepada semua mahasiswa baru,” ujarnya.

Lebih lanjut, alumnus Tilburg University itu mengajak mahasiswa baru untuk mengikuti semua rangkaian kegiatan PKKMB secara penuh dan utuh sambil menyimak pesan-pesan penting yang disampaikan oleh narasumber.

“Saya mengajak kita semua untuk mengikuti kegiatan PKKMB ini secara penuh dan utuh. Mari sama-sama kita mendengarkan pesan-pesan penting yang disampaikan melalui kegiatan ini”, tuturnya seraya membuka kegiatan secara resmi.

Selanjutnya, peserta mengikuti penyampaian materi dari sejumlah pembicara. Pembicara pertama, Dr. Hendrikus Midun, S.Fil., M.Pd.

Dalam pemaparannya, Dr Hendrikus lebih menegaskan bahwa di tengah era digital dan dimulainya era kenormalan baru (new normal) saat dan pascapandemi ini, mahasiswa dituntut untuk tangguh dan mandiri.

Mengutip Fermín & Carmen (2004), Dr. Hendrik mengatakan, mahasiswa mandiri adalah mereka yang mampu melakukan proses aktif dan konstruktif dalam dirinya  untuk menetapkan tujuan, memantau, mengatur, dan mengontrol kognisi, motivasi, dan perilaku belajar agar sesuai tujuan belajar yang telah direncanakan dan situasi serta kondisi yang tercipta.

Menyimpulkan materinya, alumnus Program Doktoral Universitas Negeri Malang itu menyampaikan apa yang dibutuhkan mahasiswa di era digital ini agar sanggup menjadi pebelajar mandiri.

“Agar bisa beradaptasi di era digital yang menantang ini, kita hendaknya memilki hal-hal ini: 1. Perubahan mindset dan kemauan belajar; 2 Proaktif terhadap perubahan; 3. Mengasah kemampuan berpikir kreatif dan kritis; 4. Senang melakukan komnikasi dan kolaborasi; 5. Literasi  informasi, digital, internet;  6  Adaptif  situasi dan kondisi yang ada”, pungkasnya.

Pembicara kedua, Dr. Maksimus Regus, menyampaikan materi berjudul “Mahasiswa yang Berkarakter Kebangsaan, Anti-Radikalisme, dan Bersikap Toleran”.

Ia menuturkan, di tengah ancaman radikalisme dan intoleransi secara nasional dan global, mahasiswa hendaknya memunyai sense of nationhood yang baik.

“Radikalisme dan Intoleransi adalah simptom global dan nasional yang harus menjadi keprihatinan kita bersama. Untuk menangkal ini, mahasiswa harus memiliki sense of nationhood, rasa kebangsaan yang kuat,” terangnya.

Dr. Maks juga menegaskan, pembentuk karakter mahasiswa yang toleran dan antiradikalisme adalah sebuah pilihan dasar atau optio fundamentalis.

“Panggilan mendasar setiap mahasiswa Indonesia adalah panggilan untuk hidup dengan semangat membangun keharmonisan dan kedamaian untuk mencapai kesejahteraan bersama, dengan empat pilar kebangsaan, yaitu UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”, tandasnya.

Usai penyampaian materi, mahassiwa peserta PKKMB mengikuti peneguhan dan informasi dari pimpinan Unika Santu Paulus Ruteng. Dr. Yohanes Servatius Lon, M.A selaku Rektor menyampaikan materi tentang Visi, Misi, dan Sejarah Unika Santu Paulus Ruteng; sementara Wakil Rektor 1, Dr. Fransiska Widyawati, M.Hum. membawakan materi tentang Tridharma PT: Pembelajaran (LMS, Kampus Merdeka, SIAKAD), Penelitian dan PkM. (Sie Publikasi dan Dokumentasi PKKM FKIP Unika Santu Paulus Ruteng).

Berdasarkan data yang diterima GardaNTT.id, sebanyak 766 mahasiswa baru menjadi peserta PPKMB. Mahasiswa baru tersebut tersebar di 6 (enam) program studi yang ada FKIP Unika Santu Paulus Ruteng, yaitu Prodi Pendidikan Teologi (59 orang), Tambah di Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia (121 orang), Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (150 orang), Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (301 orang), Prodi Pendidikan Matematika (41 orang), dan Prodi Pendidikan Guru PAUD (94 orang).