Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Mahasiswa Pertanian Unika Santu Paulus Ruteng Sulap Pekarangan Jadi Lahan Produktif

Mahasiswa Pertanian
Mahasiswa Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian (Prodi SEP) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng

Manggarai, GardaNTT.id – Mahasiswa Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian (Prodi SEP) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng memanfaatkan pekarangan untuk menanam tanaman holitikultura di Mbaumuku, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Jumat (22/10/2021).

Menjadi petani, dewasa ini, merupakan pekerjaan yang jarang dilirik kaum muda. Namun tidak bagi sekelompok mahasiswa Prodi SEP Unika Santu Paulus Ruteng. Mereka berkumpul mendirikan Kelompok Holti dan mengubah pekarangan menjadi lahan produktif. Pekarangan diubah menjadi lahan bermanfaat untuk menanam tanaman holtikultura. Mereka memanfaatkan air sungai yang mengalir di sekitar pekarangan.

Anggota Kelompok Holti terdiri dari 8 orang, yakni Kresensia Apriani Nihing sebagai ketua dan anggota-anggotanya: Meliana Nihing, Leonardo Ezra Waidin, Margareta Desiana Alus, Leonardus Deni Kantus, Lusia Oktaviana Setia, Karolus Gampur, dan Oliver Refki Harun.

Ketua Kelompok Holti, Kresensia Apriani Hining mengatakan, pihaknya memaksimalkan pekarangan untuk ditanami tanaman holikultura.

“Sejak awal semester, kami telah membentuk kelompok kecil untuk membangun dan mengembangkan kreativitas kami sebagai mahasiswa pertanian. Kami mencoba dengan memanfaatkan pekarangan sebagai lahan untuk tanaman holtikultura,” ungkap Estyn, sapaan Kresensia Apriani Hining, Sabtu (23/10/2021) kepada GardaNTT.id.

Kelompok Holti sedang menanam lombok

Sementara, Leonardo Ezra Waidin mengatakan, situasi pandemi ini membuat aktivitas masyarakat sangat terbatas, sehingga butuh kreativitas dalam pengembangan diri.

“Situasi pandemi begini menuntut kreativitas kami sebagai mahasiswa pertanian untuk mengembangkan diri. Sehingga salah satu kegiatan yang sedang kami lakukan ini adalah memanfaatkan pekarangan untuk menanam tanaman-tanaman yang memiliki nilai kesehatan dan ekonomi yang baik, seperti tanaman-tanaman holtikultura. Kami menanam sayuran secara organik selain memberikan efek kesehatan jika dikonsumsi, juga bisa melestarikan lingkungan sekitar. Tentu, kegiatan kami ini juga sekaligus memberi contoh cara melakukan budidaya tanaman hortikultura kepada masyarakat,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Meliana Nihing. Menurutnya, penanaman tanaman pangan, memberi contoh untuk memanfaatkan lahan-lahan yang belum diberdayakan, dan mengisinya dengan tanaman-tanaman yang sifatnya tidak terlalu lama untuk dipanen.

“Kita lakukan budidaya ini agar ke depan masyarakat bisa menghilangkan persepsi bahwa bertani harus memiliki lahan yang luas, padahal sejatinya tidak demikian, bisa juga di pekarangan masing masing yang tidak terpakai, semoga apa yang sudah kami lakukan ini bisa diteruskan dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” ungkap Mely, sapaan Meliana Nihing.

Saat ditemui, Esty berharap agar Kelompok Holti yang dibentuk karena dasar inisatif ini mendapat dukungan dari pihak kampus dan masyarakat umum.

“Kami bentuk Kelompok Holty ini atas inisiatif dan gerakan satu semangat dari teman-teman untuk mengembangkan diri, pengetahuan dan ilmu yang diperoleh saat kuliah. Tentu kami sangat berharap dukungan dari kampus dan masyarakat untuk kreativitas kami ini. Kami ingin, semester depan kelompok kami bisa menjadi satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang legal di bawah Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan,” tutup mahasiswa semester 3 ini.

Pantauan GardaNTT.id, ke-8 mahasiswa Prodi SEP itu sedang menanam lombok, salah satu jenis tanaman holtikultura.

“Lahan yang kami siapkan ini untuk tanam lombok dan sayur. Karena kami tahu pasarnya sangat bagus. Apalagi, hasil pertanian yang akan diproduksi dari kami adalah hasil pengelolaan organik sehingga sehat untuk tubuh,” ungkap Margareta Desiana Alus, salah satu anggota Kelompok Holti.

Tanaman Hortikultura memiliki beberapa macam golongan seperti olekultura (sayur-sayuran), florikultura (tanaman hias), frutikultira (buah-buahan), dan biofarmaka (obat-obatan).