Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Simon Petrus Telah Menunjukkan SMS

RD. Riano Tagung Membawakan Homili (Foto: Dok. Pribadi).

RD. Riano Tagung

Pastor Rekan Paroki Santu Klaus Kuwu, Keuskupan Ruteng

Kepada siapakah hati kita ini, kita tautkan? Kepada siapakah jawaban “Ya” untuk setia, kita berikan? Dia yang setia menarik kita untuk tinggal dalam kesetiaan-Nya sebab Dia tahu di luar Dia kita yang lemah dan rapuh ini akan menjadi tidak setia.

Kepada hati yang mendengar suara dan perkataanNya yang hidup dan kekal itu, Yesus tidak pernah memaksa untuk mengikutiNya, menjadi muridNya; dan untuk memberikan sebuah jawaban Ya.

Kepada Hati yang mendengarkan suara kasihNya, hanya ada sebuah keputusan bebas untuk memilih dan memutuskan untuk menjadi pengikut Yesus. Sebab, ini adalah sebuah pilihan dan keputusan bebas.  Kita memutuskan untuk mengikutiNya bukanlah sebuah keputusan yang sekali ambil, bukan pula sebuah keputusan yang lahir dari keterpaksaan. Mengikuti Yesus harus lahir dari keputusan bebas, yang dalam keputusan itu mengalir kesiapsediaan dan kerelaan sehingga ketika Dia menuntut dari kita untuk menanggung resiko, berani memikul salib seperti Dia, maka tidak akan ‘tidak’ atau  ‘mundur’, menyerah kalah terhadap setiap tantangan dan rintangan yang kita hadapi dalam setiap tapak kita mengikuti Yesus.

Setelah pengajaranNya di rumah ibadat di Kapernaum, banyak murid Yesus yang mngundurkan diri. Mundurnya para murid dari kisah kemuridan terjadi  karena relasi dan  kedekatan yang mereka jalin bersama Yesus tidak menyentuh hati mereka.  Jalinan relasi yang mereka bangun hanyalah sebuah jalinan lahiriah dan Yesus tahu bahwa mereka belum sungguh-sungguh berelasi dari hati ke hati denganNya. Mereka belum sungguh menyentuh Hati Yesus  dan tinggal di dalam Yesus, dan mengikutiNya dengan kesungguhan hati. Oleh karena itu, sedikit goncangan yang Yesus berikan kepada mereka untuk menyadarkan mereka untuk bangun dan bergerak membuat mereka berani mengambil keputusan. Ada yang setia mengikuti Yesus dan ada yang mengundurkan diri.

Saudara, Saudari yang terkasih dalam Kristus

“Jangan pernah takut untuk melangkah sampai akhir bersama Yesus, tetapi takutlah bila kita tidak berani memulai melangkah bersama Yusus, oleh karena SabdaNya yang menggoncangkan iman kita!”

Saudara, Saudari yang terkasih dalam Kristus,

Hari ini, perkataan Yesus menimbulkan pergulatan besar bagi para muridNya. Ada yang tidak siap mendengarkanNya lalu memilih untuk mengundurkan diri dan tidak lagi mengikutiNya. Namun, ada yang bertahan dan siap mendengarkanNya sebab mereka telah memiliki kontak pribadi yang nyata dan intim dengan Yesus. Melihat kenyataan itu, Yesus melontarkan sebuah pertanyaan kepada Simon Petrus, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”  Dengan penuh iman dan penyerahan diri yang total kepada Kehendak Allah, Simon Petrus menjawab, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”

Butuh sebuah jawaban yang pasti dan mantap dalam mengikuti Yesus. Simon Petrus telah menunjukkannya. SMS: Setia Mendengarkan SuaraMu. Pengalaman demi pengalaman telah membentuk Simon Petrus, sejak peristiwa keterpesoaan akan panggilan dan suaraNya, “Mari ikutlah Aku dan kamu akan kujadikan penjalan manusia. Sejak saat itu Simon Petrus setia belajar dan belajar setia untuk mendengarkan suara Sang Guru. 

Saudara, Saudari Terkasih,

Terkadang kita gagal dalam mengikuti Yesus, bukan karena tidak mampu untuk mengikutiNya tetapi karena kita tidak berani memberikan jawaban atas panggilanNya; dan juga karena kita tidak setia untuk mendegarkan suaraNya. SuaraNya, SapaNya selalu memberikan kehidupan bagi jiwa yang hampir mati. SuaraNya menarik kita untuk mencintai kesetiaan apapun panggilan hidup kita saat ini. Hari ini, Yesus memperdengarkan suaraNya sekali lagi. Pertanyaan yang sama juga ditujukan kepada kita yang telah memilih untuk mengikutiNya dan kini apa jawaban kita? Apakah kita akan mengundurkan diri karena kita tahu bahwa menjadi murid Yesus harus memikul salib? Ataukah kita tetap menjadi muridNya dan berusaha dengan segala keterbatasan dan kekurangan kita belajar SMS: Setia Mendengarkan SuaraNya?

Mari kita belajar SMS: Setia Mendengarkan SuaraNya, agar dapat memberikan sebuah jawaban atas pilihan hidup kita saat ini. Jawaban yang semakin memperat kesetiaan kita kepada apa kita dipanggil hari ini. Ingatlah, setia ini bukan untuk satu atau dua hari, tetapi setia ini untuk selamanya. Setia ini juga bukan ketika dalam suka tetapi setia ini ketika duka dan penderitaan datang silih berganti di dalam setiap hidup panggilan kita.  Karena itu, teruslah berkanjang dalam Sabda dan EkaristiNya. SabdaNya yang hidup dan EkaristiNya yang bernutrisi bagi jiwa dan hidup beriman sehingga kita selalu SMS: Setia Mendengarkan SuaraNya.

SMS: SUARANYA MENGALIRKAN SUKACITA

SMS: SUARANYA MEMBANGKITKAN SEMANGAT

Marilah kita berdoa:

O YESUS, kekuatanku dan harapanku satu-satunya, hanya dalam Engkaulah seluruh harapanku. Pengharapanku yang tidak akan dikecewakan, aku datang kepadaMU, menyerahkan seluruh hidupku hanya kepada PenyelenggaraanMu. Selimuti hatiku dengan kerahimanMu agar hatiku hanya terpaut kepadaMu kini dan sepanjang segala masa, Amin

Bacaan: Yos 24:1-2a.15-17.18b; Ef 5:21-32; dan Yoh. 6:60-69

Kuwu, 22 Agustus 2021