Sebab kaulah buah hatiku
Ketika kita membaca sejarah
Kita juga perlu mengurangi daging. Sebab terlalu tinggi tekanan darah
Yang akhirnya membuat malu sendiri
Sepenggal Kata dari Ibu
Saya tidak bisa melupakan airmataku sendiri
Di tengah sungai airmata itu,
Kuserahkan seluruh jiwaku
Sebab kaulah buah hatiku
Ketika kita membaca sejarah,
Kita juga perlu menguruang daging sebab terlalu tinggi
Tekanan darah yang akhirnya membuatku malu sendiri
Sebab lambang pembebasan bangsa,
Jangan sampai mengumbar nafsu
Lalu menghasilkan benih haram
Aku juga tak ingin lemah
Aku ingin menjadi ikan, pewaris negeri bahari
Membangun sejarah baru
Sambil mengepakkan sayap ke angkasa
Dan kutitipkan salam pada setiap
Gemuruh pesta-pesta
Ibu, dari jauh
Aku mengakrabimu dengan rangkaian doa
Di masa hidup penuh cemburuan sosial
Tatanan kehidupan yang kian cemberut
Serta masalah politik yang tak pernah menemui titik akhir
Apalagi ekonomi
Rasanya aku hampir putus kuliah
Ibu, setangkai mawar adalah yang paling setia
Tatkala di hari bahagia, engkau datang membawa damai
Seperti sang raja yang lahir
Membawa sejuta harapan bagi dunia
Kucari mata air
Kucari mata air-Mu
Tercurah sepanjang tahun
Kucari mata air-Mu
Pembasu mata air
Penyejuk jiwa
Kucari air mata-Mu
Tercurah air mata sepanjang sajadah.