BA’A, GARDANTT.ID – Di era Pemerintahan saat ini kesejahteraan para Kepala Desa dan Perangkat Desa benar-benar diperhatikan, mulai dari pendapatan atau gaji melebihi tenaga kontrak daerah bahkan setara dengan ASN golongan IIa dan mengelola anggaran miliaran rupiah.
Namun mirisnya di Desa Oetefu Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi-NTT, Kepala Desa Dan Seretaris Desanya diduga kuat selalu bertentangan dalam menjalankan roda Pemerintahan Desa, hal ini berakibat fatal pada pelayanan kepada masyarakat tidak berjalan dengan baik dan sering masyarakat menjadi korban pelayanan.
Demikian keluhan sejumlah masyarakat Desa Oetefu kepada media ini pada Jumat, (29/4/ 2022) sekitar pukul 10.21 WITA.
Sebut saja Melkianus Nggadas yang berdomisili di RT.17/ RW.09 Dusun Kotabeuk kepada media ini mengatakan, dirinya tidak pernah mendapat bantuan apapun menyangkut keuangan dari Pemerintah Desa Oetefu bahkan dirinya telah mengusulkan berulangkali namun jawaban yang didapatkan hanyalah janji kosong.
“Saya tidak pernah dapat bantuan keuangan dari Desa, baik uang BLT, uang Bansos, uang PKH dan lain-lain, tetangga saya dapat tapi saya tidak. Terkadang hati saya sedih dan bertanya apakah saya bukan warga Negara Indonesia? Sudah saya usulkan nama saya namun jawaban yang didapat dari kepala Desa hanya janji kosong, Kades hanya bilang nanti-nanti sampai saat ini,” kata Melkianus Nggadas.
Hal yang sama disampaikan oleh RT setempat yakni Sandro Nggadas, ia mengatakan banyak Masyarakat yang tidak didata oleh TIM pedataan dari Desa terkait bencana badai seroja. Ada yang rumahnya rusak namun tidak di foto atau bisa juga di foto namun tidak dimasukan datanya sedangkan terkait dengan bantuan sembako, keuangan dan lain-lain hal tersebut akibat dari peran Sekretaris Desa dan Bendahara Desa yang terkesan melebihi dari peran Kepala Desa.
“Disini di Desa Oetefu Kepala Desa dengan aparat Desa sonde (red-tidak) satu hati, Kepala Desa orangnya jujur tetapi dia punya bawahan tidak jujur karena masalahnya dong (red-mereka) pegang di atas to jadi Kepala Desa tidak bisa bergerak, dong berkelahi terus di Kantor Desa, Kepala Desa itu buat apa saja maunya jujur, ko kerja rumah RTLH saja RAB dikasi ke pemilik rumah, dia sonde korupsi satu sen juga, tapi dia punya aparat dong ini yang gunting edok dia, dia punya sekretaris dengan bendahara itu yang kepala,” ujar Sandro Nggadas
Lanjut Sandro, terkait dengan pembayaran BLT dan lain-lain selalu saja bendahara Desa Jefri Ariyanto Benggu dan sekretaris Desa Nelisar Pah membuat kecewa Masyarakat seperti contoh janji pembagian BLT di Kantor Desa namun tiba waktunya Sekretaris Desa dan bendahara Desa tidak hadir, ungkap sandro
Penjabat Kepala Desa Oetefu Hermanus Henuk ketika ditemui di kediamannya terkait persoalan ini mengungkapkan kekesalannya terhadap Sekretaris Desa Oetefu yang bernama Nelisar Pah. Ia menuturkan sudah sering terjadi perdebatan antara dirinya dengan Sekretaris Desa Nelisar Pah karena terkait dengan data-data banyak nama yang hilang akibat dari operator Desa Oetefu Jemri Mesah diganti tanpa sepengetahuan dirinya oleh Sekretaris Desa sendiri yakni Nelisar Pah.
“Pernah saya dengan Sekretaris Desa kita argumen di Kantor Desa, jadi mungkin karena informasi-informasi itu yang bapak wartawan bisa tahu terkait dengan potret Desa saya, saya sangat bersyukur. Jadi Tahun 2020 itu saya disampaikan oleh cleaning service bahwa ada kehilangan hand sprayer (alat semprot rumput) milik Desa di Kantor Desa, singkat cerita beberapa hari kemudian datanglah Sekdes kepada saya mengaku bahwa ia telah mengambil kursi Desa sebanyak 10 buah, nah kehilangan hand sprayer juga bersamaan dengan diambilnya kursi desa tampa sepengetahuan saya, itulah awalnya saya dengan sekretaris tidak akur,” tutur Kades Hermanus Henuk.
Kades Hermanus menambahkan, permasalahan yang kedua adalah digantinya operator komputer Desa Oetefu yang bernama Jemri Mesah tampa sepengetahuan dirinya sebagai Kades.
Ia mejelaskan, adanya group khusus dengan Dinas Sosial sehingga ada informasi dari Dinas sosial untuk perbaikan data terkait bantuan PKH dan BPNT namun dari Dinas menolak Jemri Mesah dengan alasan honornya sudah diambil oleh Nelisar Pah dan namanya sudah diganti oleh Nelisar pah sekretaris Desa Oetefu.
Menurut Kades Hermanus, Sekretaris Desa sudah sering tidak melayani masyarakat terkait dengan surat pindah Domisili, Surat Keterangan Tidak Mampu dan lain-lain.
“Mereka dua ribut terkait hal itu lalu saya bilang dengan Sekretaris Desa Isar Pah agar bersama-sama dengan Jemri Mesah ke Dinas Sosial untuk menyelesaikan persoalan tersebut agar nama Jemri dimasukan kembali sebagai Operator di Desa sesuai SK Kepala Desa dan upahnya dikembalikan, namun sampai saat ini tidak dilaksanakan, tujuan saya untuk memperbaiki bukan tujuannya kami pecah belah namun dia sekretaris langsung bentak saya dan pukul meja dengan mengatakakan DIAM,” Jelas Kepala Desa.
Sekretaris Desa Nelisar Pah alias Isar pah ketika dikonfirmasi dikediamannya pada Minggu, (1/5/2022) sore mengatakan, terkait dengan bantuan-bantuan, itu usulannya dari Dusun dan keputusan adalah pimpinan yaitu Kepala Desa. Terkait dengan kepengurusan surat pindah domisili dan surat keterangan tidak mampu untuk masyarakat, Sekdes Nelisar Pah mengaku tidak pernah mendapat keluhan langsung dari masyarakat. Sedangkan terkait dengan operator komputer, dirinya hanya sebagai operator untuk melayani permintaan dari Dinas Sosial, sementara operator Desa masih tetap Jemri Mesah.
“Saya hanya operator untuk keperluan Dinas Sosial menyangkut permintaan data dari Desa, Sementara Operator Desa Masih tetap Jemri Mesah,” imbuhnya.
Jemri Mesah ketika ditemui dikediamannya mengatakan, dirinya diangkat menjadi operator Siskeudes dari Tahun 2019 pada masa Almarhum Kepala Desa Asael Felipus. Dengan berjalannya waktu diganti oleh sekretaris Desa.
“Memang saya diangkat oleh Kepala Desa dan memang saya hendel sekalian dengan data yang diminta oleh Dinas Sosial, namun dalam perjalanan waktu saya diganti oleh Sekretaris Desa. Saya memang masih tetap sebagai operator Siskeudes di Desa namun saya tidak diberikan fasilitas oleh Sekretaris, memang ada 1 buah Leptop yang dikasi ke saya namun dalam keadaan rusak, jadi tidak bisa konek internet,” ungkap Jemri Mesah.
Hingga berita ini ditayangkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Rote Ndao James M.K Therik belum berhasil dikonfirmasi.