Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Diduga Imbas Beda Pilihan di Pilkades Lawi Kuwus, Tiga Rumah Warga Dilempar OTK

Foto: potret kondisi rumah Yeremia Diut di Dusun Lawi, Desa Lawi, Kec.Kuwus, usai dilempar oleh OTK

Manggarai Barat, GardaNTT.id – Tiga rumah milik warga Desa Lawi, Kecamatan Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, menjadi sasaran dilempar Orang Tak di Kenal (OTK) pada Kamis 29 September 2022. Ketiga rumah tersebut adalah milik Yeremia Diut di Dusun Lawi, Maximus Lesit di Dusun Lawi dan Hubertus Gole di Dusun Nggawut.

Menurut ketiga warga tersebut, peristiwa pelemparan itu diduga kuat sebagai imbas dari perbedaan pilihan pada Pilkades yang digelar pada Kamis (29/09/2022) lalu.

Desa Haju

Berikut keterangan masing-masing korban.

Yeremia Diut. Ia mengaku, baru mengetahui kondisi rumahnya pada Jumat (30/09/2022), sekira pukul 07:30. Dua kaca jendela rumah hancur, pintu rumah rusak dan satu unit Televisi hilang.

“Waktu pulang coblos, saya singgah dan bermalam dirumah saudara. Pas paginya saya pulang, saya kaget liat dua kaca jendela rumah hancur. Batu berserakan di kamar. Lalu pintu juga sepertinya mereka pakai tendang paksa karena ada bekas rusaknya. Terus, TV juga hilang,” kisahnya.

Usai mengetahui kondisi rumahnya itu, ia lantas melaporkannya ke Kepala Dusun. Namun, oleh Kepala Dusun, ia disarankan untuk langsung mendatangi Polsek Kuwus.

“Saya langsung datang ke Polsek. Tetapi waktu itu anggota yang bertemu kami hanya minta keterangan singkat seputar peristiwa itu dan minta kami untuk bersabar saja, karena mereka atur waktu dulu untuk turun ke TKP,” jelasnya.

Ia mengaku saat ini mengalami tekanan psikis sebagai dampak dari peristiwa itu. Oleh karena itu ia berharap agar pihak Kepolisian segera turun meninjay TKP agar pelaku segera teridentifikasi.

“Saya sudah tidak pernah tidur nyaman sekarang. Saya hanya berharap banyak pada Polisi supaya kalau bisa turun ke TKP dan bisa caritau para pelaku,” ucapnya.

Serupa dengan Yeremia Diut. Rumah warga atas nama Maximus Lesit juga menjadi sasaran pelemparan. Sore hari usai penghitungan suara Pilkades, ia pulang dan mendapati kondisi atap rumahnya sudah berantakan. Atapnya berlubang terkena batu. Selain itu, satu unit Laptop merk Acer juga raib.

“Saya baru pulang rumah itu agak sore sedikit karena masih saksikan penghitungan suara. Pas pulang itu saya kaget betul. Ada 6 titik lubang. Ada banyak juga batu yang tersangkut di atap. Satu papan juga rusak, dan satu Laptop hilang,” ujar Maxus

Usai melihat kondisi rumahnya itu, Maximus lantas kembali ke TPS dan melapor kepada seorang anggota Polisi yang sedang melaksanakan tugas pengamanan pelaksanaan pemungutan suara Pilkades di desa itu.

“Tetapi itu Polisi bilang bahwa itu bukan jadi wewenangnya. Katanya dia hanya bertugas amankan proses pemilihan saja, nanti yang urus masalah saya ini anggota dari Polsek Kuwus,” katanya.

Maximus sendiri belum membuat laporan resmi ke Polsek atas peristiwa itu.

Selain di Dusun Lawi. Peristiwa serupa juga terjadi di Dusun Nggawut, menimpa rumah warga atas nama Hubertus Gole. Aksi pelemparan itu disaksikan langsung oleh istri dan anak Hubertus yang diabadikan melalui rekaman Video berdurasi 1 menit 32 detik.

Lemparan pertama mengenai atap rumah yang langsung ditegur oleh istri Hubertus. Bukanya berhenti, pelaku malah tambah naik pitam dan terus melempar.

“Lempar pertama kena di atap. Terus mama tanya alasan kenapa lempar kami punya rumah. Waktu itu saya langsung ambil HP dan rekam. Mereka malah tambah marah dan lempar lagi kena kaca jendela yang persis di depan wajah saya. Serpihan kaca itu kena di saya punya wajah dan saya langsung teriak sambil menangis,” ujar Irmina Adera Amur, anak Hubertus yang merekam video tersebut.

Kata Irmina, dalam video itu, wajah pelaku memang tidak terekam, namun ia mengaku mengenal baik wajah maupun nama mereka.

“Tidak bisa liat mereka punya wajah karena gelap waktu itu. Tetapi saya kenal betul mereka,” katanya.

Peristiwa tersebut sudah pula dilaporkan ke pihak Polsek Kuwus. Mereka berharap Polisi segera memanggil pelaku dan proses laporan hukum.

“Intinya kami sudah lapor. Bukti rekaman video sudah jelas. Semoga Polisi secepatnya panggil dan proses hukum pelaku,” harap Irmina yang diamini ayahnya, Hubertus Gole.

Sementara itu, Kapolsek Kuwus, Ipda Arsilinus ketika dikonfirmasi Wartawan, membenarkan adanya laporan warga tersebut.

“Betul, kami sudah terima laporannya. Satu dari dusun Lawi yaitu laporan dari ibu Yeremia Diut dan satu dari Dusun Nggawut. Itu dua laporan saja yang masuk ke Polsek dari Desa Lawi,” katanya.

Pada prinsipnya, semua laporan masyarakat akan diproses. Namun, dalam proses penyelidikan, pihaknya membutuhkan waktu. Keterbatasan jumlah personil, kata dia, juga menjadi salah satu kendala dalam upaya percepatan penanganan kasus.

Oleh karena itu, ia meminta agar pelapor bisa bersabar sejenak sembari percaya jika laporan mereka akan diproses.

“Pasca Pilkades ini banyak laporan masuk, sementara jumlah petugas terbatas. Kasus pengeroyokan di Desa Compang Suka itu kemarin menjadi salah satu atensi publik dan juga kami di Polsek ini. Namun tidak berarti kami mengabaikan laporan yang lain. Intinya butuh kesabaran. Percayalah semua akan diproses,” tegasnya.

Terhadap laporan dari warga dari Dusun Nggawut, pihaknya sudah melayangkan panggilan terhadap terduga pelaku. Hal itu karena terduga pelaku ini disaksikan langsung oleh korban pemilik rumah saat melakukan aksinya.

“Kalau yang dari Nggawut itu, karena pemilik rumah liat pelaku saat melakukan aksi pelemparan, plus ada videonya. Minimal kami sudah punya petunjuk awal. Nah terduga pelaku itu sudah kami layangkan panggilan, dan minta hadap hari ini, tetapi belum hadir tadi. Nanti kami minta dia untuk hadap lagi,” katanya.

Namun, untuk laporan Yeremia Diut dari Dusun Lawi, kata Ipda Arsi, pihaknya butuh waktu untuk mengidentifikasi pelaku. Ia meminta para pelapor untuk bersabar.

“Laporan yang masuk ke kami sudah sekitar 7 laporan. Semuanya terkait Pilkades kemarin ini. Yang di Dusun Lawi itu yang nanti kami butuh waktu untuk lakukan penyelidikan. Jadi mohon bersabar. Semua akan kami proses,” imbuhnya.

Penulis: Olizh Jagom