Penulis: Rudi Ngalu
Ruteng, GardaNTT.id- Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng Gelar seminar bagi 752 orang calon wisudawan sarjana dan ahli madya tahun 2023 dan mengutamakan Transformasi Radikal di abad 21, Kamis (09/11/2023).
Seminar yang bertema “Menjadi Sarjana dan Ahli Madya yang Tranformatif, Kolaboratif, dan Berkarakter” ini berlangsung di Aula Assumpta Paroki Katedral Ruteng.
Seminar tersebut menggarisbawahi pentingnya pengembangan karakter melalui kolaborasi dan transformasi dalam dunia akademik dan professional menghadirkan Prof. Yohanes Servatius Lon, M.A., (Rektor Unika St. Paulus Ruteng Periode 2019-2023) dan Dr. Maksimus Regus, S.Fil., M.Si (Rektor Unika St. Paulus Ruteng Periode 2023-2027) sebagai pembicara dipandu oleh Rudolof Ngalu, S.Fil., M.Pd.
Prof. Yohanes Servatius Lon, M.A., salah satu pembicara utama, menjelaskan materi dengan judul Menjadi Sarjana Dan Ahli Madya Abad 21 Yang Transformatif, Kolaboratif, dan Berkarakter.
Beliau membahas pentingnya mengembangkan tranformasi diri, kolaborasi multiaspek dan karakter yang kuat sebagai sarjana dan ahli madya di era modern.
“Tema seminar kita hari ini, Menjadi Sarjana dan Ahli Madya Abad 21 menuntut wisudawan yangTransformatif, Kolaboratif, dan Berkarakter bukan sekedar ijazah formal,” ungkapnya.
Sementara itu, Dr. Maksimus Regus, S.Fil., M.Si., menjelaskan materi berjudul Menggagas Paradigma Baru Akademisi Abad 21.
Romo Maks menjelaskan bagaimana transformasi menjadi gejala massif di dunia sekarang ini dan membuat tantangan yang dihadapi semakin kompleks dan multidimensional.
“Dunia akademis telah menjadi landasan penciptaan dan penyebaran pengetahuan selama berabadabad. Namun, abad ke-21 menghadirkan tuntutan unik yang memerlukan transformasi radikal dalam cara akademisi berinteraksi dengan disiplin ilmunya, mahasiswanya, dan dunia pada umumnya. Transformasi di dunia akademis melibatkan komitmen terhadap pembelajaran berkelanjutan, kemampuan beradaptasi, dan keterbukaan terhadap inovasi. Akademisi saat ini harus dinamis dan berada dalam jalur perspektif interdisipliner, pendekatan pedagogi baru, dan teknologi bari,” jelasnya.
Beliau juga menekan pentingnya dua dimensi lain dalam diri seorang sarjana dan ahli madya, yaitu kemampuan kolaborasi.
“Di dunia yang semakin mengglobal, kolaborasi melampaui batas-batas dan disiplin ilmu, menumbuhkan perspektif yang beragam, memperkaya penelitian, dan mengatasi permasalahan yang kompleks dan beragam. Sementara karakter yang sering diabaikan dalam kerangka akademis tradisional, kini menjadi fokus utama di abad ke-21. Karakter mencakup perilaku etis, empati, dan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai kemasyarakatan. Karena akademisi tidak hanya mempengaruhi pikiran tetapi juga hatigenerasi masa depan, karakter mereka memainkan peran penting dalam membentuk masyarakat yang lebih berbelas kasih dan bertanggung jawab secara social,” jelasnya.
Pantauan media ini dibuka secara resmi dengan sambutan dari Ketua Panitia Pelaksana dan Wakil Rektor I Unika Santu Paulus Ruteng. Secara umum mereka menyampaikan apresiasi kepada para calon wisudawan atas pencapaian mereka dan berharap agar ilmu yang telah mereka peroleh di universitas ini akan menjadi modal berharga dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Selain paparan yang mendalam dan inspiratif dari kedua pembicara, para peserta juga dimanjakan dengan hiburan live music dari Unika Band.
Seminar ini tidak hanya memberikan pengetahuan dan pandangan baru bagi para calon wisudawan, tetapi juga memotivasi mereka untuk menghadapi masa depan dengan keyakinan dan semangat yang tinggi. Mereka siap untuk menjelajahi dunia dengan karakter, kolaborasi, dan transformasi sebagai pedoman utama dalam perjalanan mereka ke depan.