Penulis: Yuliana Susanti
Manusia sejak lahir ke dunia sudah mendapatkan pendidikan hingga ia masuk ke bangku sekolah. Kata pendidikan sudah tidak asing lagi ditelinga, karena semua manusia yang hidup pasti membutuhkan pendidikan, agar tujuan hidupnya tercapai dan dapat menghilangkan kebodohan.
Menurut KBBI kata pendidikan secara berasal dari kata “didik” dengan mendapatkan imbuhan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti cara, proses atau perbuatan mendidik. Kata pendidikan secara bahasa berasal dari kata “pedagogi” yakni “paid” yang berarti anak dan “agogos” yang berarti membimbing. Jadi pedagogi adalah ilmu dalam membimbing anak. Sedangkan secara istilah definisi pendidikan ialah suatu proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia atau peserta didik melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut UU No. 2 tahun 2003 Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana. Tujuannya untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensinya untuk memberikan permainan kepada kekuatan spiritual, disiplin diri, kepribadian, dan kearifan moral bangsa dan negara.
Hal yang sama juga didefinisikan oleh Prof. H. Mahmud Yunus, yang dimaksud dengan pendidikan adalah upaya yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, jasmani dan moral sehingga secara perlahan dapat menuntun anak pada tujuan dan cita-citanya yang tertinggi. Agar dapat hidup bahagia dan apa yang dilakukannya dapat menguntungkan dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agama.
Dari definisi yang sudah dijelaskan oleh para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya untuk menempuh pendidikan yang didapat melalui pengetahuan di suatu lembaga pendidikan dengan tujuan untuk memerdekakan dan mengubah karakter dan mencapai tujuan hidup dengan mengamalkan nilai nilai pendidikan agar menjadi generasi bangsa, yang berbudi, berakhlak mulia dan menjadi pribadi yang berintegritas serta dapat menikmati kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga bertujuan untuk mengubah pola hidup seseorang. Tanpa pendidikan seseorang akan menjadi budak dalam masyarakat. Dengan pendidikan kita mampu melawan segala perbudakan dan penindasan, dengan pendidikan kita mampu menjadi generasi bangsa yang bermutu.
Lalu mengapa pendidikan erat kaitannya dengan generasi Literasi?
Melalui literasi seseorang mampu mengenal huruf dan angka, melalui Literasi seseorang dapat memperoleh pengetahuan, dengan Literasi seseorang mampu membaca dan menulis dan akan menjadi generasi bangsa yang berpendidikan.
Menurut UNESCO, pemahaman orang tentang makna literasi sangat dipengaruhi oleh penelitian akademik, institusi, konteks nasional, nilai-nilai budaya, dan juga pengalaman. Pemahaman yang paling umum dari literasi adalah seperangkat keterampilan nyata khususnya keterampilan kognitif membaca dan menulis, yang terlepas dari konteks di mana keterampilan itu diperoleh dan dari siapa memperolehnya. UNESCO menjelaskan bahwa kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk belajar sepanjang hayat. Kemampuan literasi dapat memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, masyarakat. Karena sifatnya yang “multiple Effect” atau dapat memberikan efek untuk ranah yang sangat luas, kemampuan literasi membantu memberantas kemiskinan, mengurangi angka kematian anak, pertumbuhan penduduk, dan menjamin pembangunan berkelanjutan, dan terwujudnya perdamaian. Buta huruf, bagaimanapun, adalah hambatan untuk kualitas hidup yang lebih baik. Literasi memang tidak bisa dilepaskan dari bahasa. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan literasi apabila ia telah memperoleh kemampuan dasar berbahasa yaitu membaca dan menulis. Jadi, makna dasar literasi sebagai kemampuan baca-tulis merupakan pintu utama bagi pengembangan makna literasi secara lebih luas. Dan cara yang digunakan untuk memperoleh literasi adalah melalui Pendidikan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa literasi merupakan upaya sadar yang ditanamkan sejak mulai dari keluarga untuk bisa membaca dan menulis. Dengan membudayakan Literasi sejak dari dalam keluarga seseorang akan mengenal baca dan tulis. Karena keluarga merupakan fundasi utama seseorang mengenal pendidikan.
Pendidikan dan kemampuan literasi adalah dua hal yang sangat penting dalam hidup kita
Kemajuan suatu negara secara langsung tergantung pada tingkat melek huruf di negara tersebut. Orang berpendidikan diharapkan untuk melakukan tugasnya dengan baik. Secara historis, Menurut Prof. Dr. Tarwotjo M.Sc sebagaimana dikutip oleh Asul Wiyanto dalam pengantar bukunya yang berjudul “Terampil Menulis Paragraf”, produk dari aktivitas Literasi berupa tulisan, adalah sebuah warisan intelektual yang tidak akan kita temukan di zaman prasejarah. Dengan kata lain, apabila tidak ada tulisan, sama saja kita berada di zaman prasejarah. Tulisan merupakan bentuk rekaman sejarah yang dapat diwariskan dari generari ke generasi, bahkan hingga berabad-abad lamanya.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan Literasi seseorang dapat didapatkan melalui pendidikan di dalam keluarga. Dari keluarga literasi itu ditanamkan sehingga pada Lingkup pendidikan di sekolah nantinya akan terus dilanjutkan dan di bimbing dan dikembangkan melalui pendidikan formal.
Lalu apa pentingnya Budaya Literasi di Sekolah?
Ada beberapa manfaat yang bisa kita dapatkan dari hasil membaca yakni dengan membaca, kita bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan. Misalnya membaca koran atau majalah. Membaca juga kita bisa mendapatkan hiburan seperti halnya apabila kita membaca Cerpen, Novel, dengan membaca mampu memenuhi tuntutan intelektual, meningkatkan minat terhadap suatu bidang, dan mampu meningkatkan konsentrasi.
Menurut Lerner (1988:349) kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai “kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.” Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.
Literasi adalah kemampuan baca Tulis dan mengenal melek huruf
Menurut Elizabeth Sulzby “1986”, Literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak dan menulis” dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat, definisi literasi yaitu kemampuan menulis dan membaca.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Literasi merupakan kemampuan untuk mengenal huruf, angka dan dapat bisa menulis. Lalu bagaimana Literasi itu mampu memerdekakan Generasi?. Generasi literasi merupakan kegiatan kerelawanan yang menggerakan anak muda memahami isu literasi dan berdampak untuk pemerataan literasi di Indonesia. Generasi literasi batch 1 dan 3 sudah terlaksana di tahun 2021 dan telah memberikan dampak literasi bagi anak muda dan area literasi.
Sebagai generasi yang milenial dan muda kita harusnya menjadikan buku sebagai sahabat yang tak terpisahkan karena dengan membaca kita dapat membuka jendela dunia. Dengan banyak membaca kita bisa mengetahui banyak hal baru yang tidak kita temui dalam kehidupan sehari-hari kita.
Literasi itu sangat penting
Keterampilan literasi memiliki pengaruh penting bagi keberhasilan generasi muda. Keterampilan literasi yang baik akan membantu generasi muda dalam memahami informasi baik lisan maupun tertulis. Dalam kehidupan, penguasaan literasi pada generasi muda sangat penting dalam mendukung kompetensi-kompetensi yang dimiliki. Kompetensi dapat saling mendukung apabila generasi muda dapat menguasai literasi atau dapat diartikan generasi muda melek dan dapat memilah informasi yang dapat mendukung keberhasilan hidup mereka.
Kemampuan berliterasi memiliki pengaruh yang penting dalam membantu keberhasilan generasi milenial. Dengan memiliki keterampilan literasi yang berkompeten akan membantu generasi milenial dalam memahami informasi baik itu secara lisan maupun tertulis. Dalam kehidupan sehari-hari, keterampilan berliterasi pada generasi milenial sangat penting dalam menunjang kompetensi yang dimiliki yang dapat mendukung keberhasilan belajar.
Mengapa Gerakan Literasi Sekolah (GLS) itu penting? Pertanyaan ini sering muncul ketika berhadapan dengan mereka mereka yang belum paham dengan Dunia Literasi.
Peran literasi di sekolah sangat besar pengaruhnya untuk peserta didik.
Hal pertama yang menekankan adanya GLS ini adalah karena masih banyak PD di sekolah yang belum mengenal baca dan tulis . Harapan yang akan dicapai dari GLS ini adalah meningkatnya kemampuan baca dan tulis untuk peserta didik. Pendidikan akan lebih Mutu bila generasi bangsa ini mampu bangkit untuk mencapai generasi yang berdaya saing dan memiliki kapasitas dan potensi yang baik di era digital ini.
Hal Kedua adanya GLS adalah untuk mengurangi adanya pengaruh dunia teknologi terhadap kemampuan membaca, menulis dan menghitung. Dengan teknologi yang canggih peserta didik akan lebih instan menikmati dunia pendidikan ini, mereka hanya bisa meniru dengan mengcopy paste. Sama halnya dengan menghitung, peserta didik cendrung tidak menggunakan gagasan pikiran, pengetahuan yang di miliki tetapi lebih rentan menggunakan aplikasi HP yang canggih untuk menghitung, ddl. Padahal jika dibandingkan dengan kegiatan membaca buku, majalah, dll, kita dapat memperoleh banyak pengetahuan dan kemampuan membaca, mengitung dan menulis pun akan terus meningkat sehingga melahirkan generasi yang cerdas.
Penulis merupakan Guru bahasa Indonesia di SMPN 3 Ruteng Watu Benta