Ba’a, GardaNTT.id – Bicara mengenai kuda, maka kuda adalah salah satu hewan yang mendatangkan nilai ekonomis yang sangat tinggi selain itu olah raga berkuda bernilai seni dan budaya, hal itu diungkapkan oleh Mesak Sadrak Lonak putra asli Rote Ndao yang diketahui sebagai salah satu tokoh pencinta kuda di Kabupaten Rote Ndao.
Ditemui dikedianannya Sabtu, (10/12/2022) Mesak Sadrak Lonak yang juga adalah salah satu anggota DPRD asal Partai Hanura ini menuturkan, sudah sejak dahulu kala Masyarakat Rote Ndao mengenal Kuda sebagai lambang kebesaran dan kehormatan bagi laki-laki orang Rote.
Dikatakannya, budaya orang Rote ketika seseorang memiliki kuda jantan yang bagus, disitulah seorang putra Rote seperinya merasakan derajatnya naik, jadi menurut Mesak Lonak ketika bicara mengenai kuda, maka orang akan membayangkan betapa sulitnya atau susahnya memelihara kuda, karena hal itulah tidak semua Masyarakat memiliki ternak kuda.
“Kuda itu merupakan lambang kebesaran dan kehormatan bagi laki-laki orang Rote, karena budaya kita di Rote jika sesorang memiliki kuda jantan yang bagus, disitu sepertinya derajat atau harga dirinya naik, tidak semua orang bisa atau sanggup memelihara kuda, karena perawatannya dan jenis makanannya,” ungkap Mesak Lonak.
Lebih lanjut ia mengatakan, berceritera mengenai kuda di pulau Rote, maka kuda dibedakan menjadi 2 jenis yaitu kuda pacu dan kuda Tel, dan dibelahan pulau rote inipun jenis hobinya berbeda.
Kalau dari Rote Tengah, Rote Selatan, Pantai Baru dan Rote Timur, kata mesak Lonak, hobinya adalah kuda pacu. Sedangkan Kalau dari Lobalain, Rote Barat Laut , Rote Barat Daya dan Rote Barat, hobinya adalah kuda Tel atau kuda hias.
Selain itu menurut Mesak, antara kuda pacu dan kuda Tel ada berbedaannya, kuda pacu adalah kuda yang lari menguji kecepatan, sedangkan Kuda Tel adalah kuda yang larinya mengandung nilai seni tersendiri, yaitu keindahan larinya ibarat jalan cepat lalu dihias dengan giring- giring dan bendera, penunggangnya juga harus memakai topi adat yaitu topi Ti’i langga, berhiaskan selimut.
“Kalau kuda Pacu, dia ada pada lapangan terbuka dengan jarak ukuran tertentu karena hanya adu kecepatan, tapi kalau kuda Tel, dia ada pada lapangan atau lahan terbuka berbentuk lingkaran dan disitu mereka akan lari secara bersama – sama dan ada penilaian khusus bagi pencinta kuda Tel, itu nilsi seninya ada dan itu hanya orang-orang yang betul-betul menjiwai,” ujarnya.
Ditambahkannya kuda sekarang bukan sekedar hobi tapi punya nilai ekonomis yang tinggi, harga kuda jantan sekarang mencapai 20 juta rupiah hingga ratusan juta rupian, tamvahnya. (Tony/GN).