Ba’a, GardaNTT.id-Zakarias Feoh Warga Dusun Loedi, Desa Bo’a, Kecamatan Rote Barat, Kabupaten Rote Ndao mengaku menemukan bahan baku alternatif pengganti pasir.
Ditemui dikediamannya Rabu, (26/10) Zakarias Feoh Ayah 8 orang anak ini menuturkan, awalnya ia terinspirasi dari susahnya mencari pasir diwilayah Kecamatan Rote Barat dan Kabupaten Rote Ndao pada umumnya.
Berangkat dari hal tersebut dirinya mencoba memproses tanah sertu menjadi butiran pasir namun apa yang diharapkan belum maksimal, kemudian ia mencoba bahan dari koral (semacam kerang laut) namun hasilnya juga belum maksimal.
Zakarias tidak putus asa, ia berpikir jika diberikan tanggung jawab yang lebih besar dalam pekerjaannya darimana pasir bisa didapatkan. Kemudian ia berpikir jikalau ada mesin yang bisa menghasilkan batu bata, berarti pasti ada mesin yang bisa menghasilkan bahan lainnya seperti pasir.
Kemudian, dirinya berawal dari menanyakan kepada temannya yang berasal dari pulau jawa terkait kebuntuan yang ia alami, lalu didapatkan jawaban bahwa ada mesin pengolahan pasir di Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah.
“Pertama saya mulai pekerjaan ini dari bulan april 2022, saya coba dengan sertu kasar, ternyata mengandung debu yang tinggi karena setelah diolah butiran pasirnya kecil, saya coba ganti lagi dengan koral semacam kulit kerang, ternyata hasilnya bagus khusus untuk traso, namun karena bahan bakunya terbatas, saya kemudian berpikir keras dan mendapatkan sejenis batu yang banyak terdapat di Desa Oebela, Kecamatan Loaholu, Kabupaten Rote Ndao,” tutur Zakarias Feoh.
Lebih lanjut Feoh menjelaskan, setelah dirinya mendatangi orang-orang yang memproduksi batu potong di Desa Oebela, ia menawarkan untuk membeli sisa-sisa potongan dari batu tersebut, dan ternyata setelah diproses hasilnya sangat bagus dan sangat memuaskan.
Ia mengatakan, sudah belasan ret pasir hasil olahannya dibeli oleh bule (orang asing) maupun masyarakat lokal.
“Batu yang saya beli dari Desa Oebela tersebut adalah batu yang dipotong menggunakan alat seadahnya dan dibentuk menjadi batu bata, ketika saya memperhatikan batu tersebut terlihat dengan jelas ada butiran-butiran pasirnya, lalu saya berpikir ini pasti kumpulan butiran pasir yang menjadi batu, sampai dengan saat ini sudah belasan ret pasir yang terjual,” ujarnya.
Salah satu tokoh Masyarakat Desa Bo’a Soleman Hangge yang menggunakan pasir olahan zakarias Feoh kepada awak media mengakukui pasir hasil olahan dari bebatuan tersebut mutuhnya jauh lebih kuat dan lebih sempurna dari pasir laut.
“Hasil cor coran rumah saya ini saya pergunakan pasir hasil temuan dari bapak Zakarias Feoh, lantainya juga saya mempergunakan pasir tersebut, sementara hasil plesterannya teman-teman bisa lihat sendiri di rumahnya Mr. Exel, daya lengketnya kuat dan perbandingan 5 argo pasir dengan 1 sak semen namun lebih kuat, kakau pasir laut biasanya kalau cor coran mempergunakan 4 argo 1 sak semen tapi saya pikir hasilnya tidak sama kuat dengan pasir hasil olahan pasir dari Bapak Zakarias Feoh ini,” ujarnya.
Soleman hangge sebagai tokoh masyarakat Desa Bi’a sangat mengapresiasi hasil temuan dari Zakarias Feoh tersebut dan dirinya berharap dapat diproduksi dalam jumlah banyak agar bisa diperkunakan oleh semua lapisan Masyarakat karena hasilnya sangat memuaskan.
Sementara Zakarias Feoh yang kembali ditanyakan awak media terkait kesiapannya memprodusi dalam jumlah banyak, ia mengatakan untuk sementara karena keterbatasannya modal dan juga kurangnya tenaga kerja maka dirinya berusaha memproduksi sesui kemampuan yang ada.
“Semua tergantung modal kaka,karena kita harus beli bahan bakunya di Desa Oebela, tentunya jarak angkut dan biaya menjadi salah satu kendala buat saya, juga upah kerja para pekerja saya harus perhatikan dengan sebaik-baiknya, saya ini sudah belasan tahun kerja dengan bule, jadi disiplin itu saya pegang, dan satu prinsip saya setia dan jujur dalam bekerja,” tandasnya. (TonyAdang/GN)