Manggarai, GardaNTT.id – Human capital lebih memandang manusia sebagai intangible asset (aset tidak nyata) karena manusia memiliki Banyak kelebihan dan kemampuan.
Demikian tanggapan Sobe Milikior, seorang peserta webinar dengan tema “Merdeka Berkreasi di Era Digital” bagi para wisudawan dan wisudawati Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng melalui media zoom meeting yang menghadirkan Dr. Marianus M. Tapung, S.Fil., M.Pd. sebagai pembicara tunggal dan dipandu oleh Chrispinus H. Jebarus, M.Th. sebagai moderator, Rabu (10/11/2021).
Milky (sapaan Sobe Milikior, pen.) menyampaikan pentingnya konsep modernitas dan human capital bagi para wisudawan.
“Teori modernitas dan human capital sangat perlu bagi abad 21 khususnya para cendikiawan muda yang akan wisuda. Kecakapan, skill dan SDM yang cepat respect terhadap kehidupan bersama manusia di dunia,” tulisnya melalui chat room.
Penulis, peneliti, dan pemerhati sosial, HAM serta pendidikan di NTT itu berharap agar para wisudawan dan wisudawati lebih kritis dalam kehidupan.
“Saya berharap para wisudawan dan wisudawati nantinya lebih kritis terhadap kompleksitas kehidupan. Pengenalan akan diri pribadi, “WHO AM I?” menjadi suatu gugatan eksistensi Anda untuk selalu berada bagi dunia,” ungkap anak Desa Ndehes di Poco Wae Ri’i itu.
Melky juga minta tanggapan pemateri dan calon wisudawan dalam dunia sekarang.
Dr. Marianus M. Tapung, S.Fil., M.Pd. dalam pemaparan materinya yang bertajuk “Merdeka Berkreasi Berbasis Human Capital di Era Transformasi Digital” menunjukkan hubungan erat antara transformasi digital dan sumber daya manusia atau human capital.
“Transformasi digital tanpa dukungan human capital adalah absurd. Demikian pula human capital tanpa transformasi menjadi tidak bermakna. Dasar kemerdekaan sebagai manusia Indonesia era digital ini ketika mempersiapkan human capital dengan baik dan matang”, tegasnya.
Alumnus Program Doktoral Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung itu menguraikan lintasan laju peradaban dari waktu ke waktu dan aneka tantangan yang menyertainya.
Dr. Mantovanni juga menegaskan kembali kebutuhan akan beberapa kecakapan di era tranformasi digital pada abad ke-21. Sejumlah kecakapan ini, imbuhnya menjadi sebagai tuntutan bagi sumber daya manusia atau human capital dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dari kemajuan serta tranformasi dunia.
Bercermin pada Blue Ocean Strategy
Manutup pemaparannya, dengan mengutip blue ocean strategy yang oleh W. Chan Kim dan Renne Mauborgne, Dr. Mantovanny menitip strategi dalam menghadapi tantangan tranformasi digital pada era saat ini.
“Di akhir pemarapan ini saya ingin mengutip blue ocean strategy yang dikemukakan oleh Chan Kim dan Renne Mauborgne. Jika Anda merasa tidak bisa bersaing dalam sebuah kompetisi, keluarlah dari kompetisi tersebut. Ciptakan kompetisi baru di mana Anda bisa menjadi pemenangnya. Hindari Red Ocean, kondisi di mana adanya persaingan sangat ketat dan saling menjatuhan untuk mengejar juara dengan kompetitor lain. Ciptakan kebutuhan dari orang lain, dan tugas anda memenuhi kebutuhan tersebut. Sampai suatu saat orang lain sangat membutuhhkan/tergantung pada Anda. Saat itulah Anda jadi pemenangnya. Ubahlah kompetisi menjadi sebuah kolaborasi. Kolaborasi harus menjadi warisan (legacy) bagi peradaban baru (habitus baru). Persiapkan kapasitas dan kapabilitas diri (karakter), kreativitas, kritis-etis, kolaborasi, dan konektivitas,” pungkasnya.
Setelah merekam beberapa pertanyaan dari peserta dan jawaban dari pemateri dengan sentilan menarik dari moderator, Melky lebih mengkritisi aspek human spiritual.
“Saya lebih mengkritisi pada kata Human Spritual itu harus betul-betul menjadi etika Manusia, hanya dia yang kontrol manusia. Selain itu, berhadapan dengan realitas kehidupan, maka KRITIS RASIONALITAS AKAN BUDI, HUMAN CRITICAL AND HUMAN RESPECT FOR THE OTHER menjadi satu kolaborasi indah untuk membentuk dan menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter sejati,” tegasnya.
Mengakhiri tanggapannya, Melky mengucapkan selamat dan profisiat bagi para wisudawan dan wisudawati.
Wisuda Sarjana dan Ahli Madya Unika Santu Paulus Ruteng 2021
Kegiatan webinar ini sebagai pembuka rangkaian kegiatan Wisuda Sarjana dan Ahli Madya Unika Santu Paulus Ruteng Tahun 2021.
Theresia Alviani Sum, M.Pd., Ketua Panitia Wisuda Sarjana dan Ahli Madya Unika Santu Paulus Ruteng Tahun 2021, dalam keterangannya menyatakan pelaksanaan webinar hari ini merupakan salah satu bagian dari seluruh rangkaian Acara Wisuda Sarjana dan Ahli Madya Unika Santu Paulus Ruteng Tahun 2021.
“Wisuda sarjana dan ahli madya Unika Santu Paulus Ruteng tahun 2021 dilaksanakan secara daring dengan mengusung tema “Merdeka Berkreasi di Era Digital”. Seluruh rangkaian kegiatan wisuda mulai dari seminar sampai hari pelaksanaan wisuda terlaksana secara daring,”ujarnya.
Lebih lanjut, Dosen pada Prodi PG PAUD yang biasa disapa ibu Any itu menerangkan arti penting pelaksanaan webinar dalam rangkaian acara wisuda tahun ini.
“Webinar yang dibawakan oleh Dr. Marianus M. Tapung, S.Fil.,M.Pd ini sangat penting untuk diikuti oleh para wisudawan, karena dunia nyata berbeda dengan dunia perkuliahan. Dunia nyata akan selalu menuntut kita untuk belajar dan berkreasi,”imbuhnya.
Menutup pernyataannya, Ibu Any mengharapkan para calon wisudawan memetik pesan penting dari materi yang dibawaakan.
“Saya berharap mahasiswa bisa memetik pesan penting dari materi webinar ini bahwa modal utama kita para era transformasi digital ini adalah “Human Capital”. Kompetensi tertentu bukan lagi privilese kaum tertentu. Kondisi ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kita. Jadi, tantangan bila kita berhenti belajar. Jadi peluang jika kita memiliki kemauan untuk terus belajar dan berkreasi. Dunia nyata akan selalu menuntut kita untuk belajar dan berkreasi,” tutupnya.
Pemaparan materi dalam webinar tampak mendapat sambutan antusias dari peserta. Ini dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan diskusi baik melalui fitur chat maupun secara langsung. Webinar ini berlangsung dua jam, mulai pukul 08.00 Wita dan berakhir pada pukul 10.00 Wita.