Borong, GardaNTT.Id – Kualitas Ruas jalan hotmix Kembur-Paka-Nceang Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang sedang dikerjakan patut dipertanyakan.
Pasalnya penghamparan dan pemadatan beraspal dilakukan setelah guyuran hujan lebat yang terjadi di Wilayah tersebut pada, Rabu 24 Juni 2023 sore.
HR Warga setempat mengatakan proses Penghamparan dan pemadatan beraspal setelah diguyur hujan akan berdampak pada kualitas pengerjaan.
“Kalau proses Penghamparan setelah diguyur hujan dengan kondisi tanah masih basah bukan tidak mungkin hasil pengerjaannya nanti buruk” Ungkap HR.
Selain proses Penghamparan dan pemadatan beraspal disaat kondis tanah masih basah paskah diguyur hujan, HR juga membeberkan pengerjaan jalan itu dilakukan tanpa terlebih dahulu melakukan pembersihan debu dengan menggunakan kompresor atau alat sejenisnya.
“Sebelum penghamparan harusnya ada pembersihan debu atau krikil menggunakan kompresor atau alat sejeninya” Ujar HR.
Kondisi ini menurut HR sangat memprihatikan jika dilihat dari jumlah anggaran dengan nilai miliaran. diapun meminta kepada Konsultan Pengawas dan PT Floresco untuk memperhatikan hal tersebut.
“Kalau hal ini tidak diperhatikan maka akan berpengaruh pada kualitas dan memang ini fakta yang terjadi saat ini kasihan uang Negara yang nilainya miliaran bisa buang begitu saja” Tambahnya.
Dia juga meminta kepada Kejaksaan Negeri Manggarai untuk kawal pembangunan proyek jalan hot mix tersebut yang sementara dikerjakan.
“Aparat Penegak Hukum seperti Kejaksaan Negeri Manggarai tolong pantau pengerjaan jalan ini biar tidak dibuat asli jadi” tutup HR.
Pada Rabu 28 Juni 2023 siang media ini melakukan penelusuran disepanjang ruas jalan yang sedang dikerjakan tersebut.
Terlihat material aspal yang dihampar Pekerja dilakukan tanpa terlebih dahulu melakukan pembersihan debu dan sisa material berupa batu krikil.
Akibat tidak adanya pembersihan debu dan material seperti krikil mengunakan alat kompresor atau sejenisnya aspal panas yang dihampar terlihat tidak melekat secara baik.
Selain itu terlihat juga material aspal yang akan dihampar tersebut diangkut dari Lembor Kabupaten Manggarai Barat menggunakan kendaraan roda empat jenis Dump Truck sebanyak 7 Unit sedang parkir di Pinggir Jalan.
Para pekerja tampak mengerjakan jalan hotmix tersebut dilakukan pada malam hari usai diguyur hujan di wilayah setempat.
Tak hanya itu, terlihat juga sebagian para pekerja tidak menggunakan Helm dan Bengkap. Padahal Helm dan Bengkap sala satu alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) manusia yang bekerja di suatu proyek kontruksi jalan.
Diketahui pengerjaan jalan hotmix ruas jalan Kembur-Paka-Nceang menggunakan Dana Pinjaman.
Ruas jalan ini dikerjakan PT FLORES KONTRUKSINDO UTAMA dan Konsultan Supervisi CV BAROMETER ENTETE. Nilai Kontrak Rp. 14 217 186 000 (Empat Belas Miliar Dua Ratus Tujuh Belas Ribu Seratus Delapan Puluh Enam Ribu Rupiah), Sumber Dana APBD Kabupaten Manggarai Timur (Dana Pinjaman Daerah).
Berdasarkan spesifikasi umum 2018 jalan dan jembatan tentang campuran beraspal panas, pada point umum dijelaskan bahwa campuran aspal hanya bisa dihamparkan bila permukaan jalan dalam keadaan kering dan diperkirakan tidak akan turun hujan.
Bila di lokasi penghamparan aspal sedang dalam keadaan hujan, pekerjaan tersebut harus dihentikan segera dan dilanjutkan kembali setelah hujan reda dan kondisi tanah suda kering.
Kemudian permukaan yang telah terkena air hujan harus dibersihkan dengan penyemprot tekanan udara (air compressor) agar permukaan menjadi kering dan bersih.
Kesimpulannya, pekerjaan penghamparan aspal harus dalam keadaan permukaan kering. Jika kontraktor tetap melaksanakan dalam keadaan hujan, maka pekerjaan tersebut tidak sesuai spesifikasi dan PPK berhak tidak membayar pekerjaan tersebut dan pengawas lapangan harus memerintahkan penghamparan aspal ulang.
Hingga berita ini dipublikasi baik Konsultan Pengawas, Kejaksaan Negeri (Kejari) Manggarai maupun PT. Floresco belum berhasil dikonfirmasi.