Satu Sisi Keniscayaan Komunis(me)

Foto: Dokumen Pribadi

Oleh: Imanuel Bethoven Yavan

Desa Haju

Tulisan ini sekadar ‘stimulus’ untuk membawa kembali ingatan menjawab siapa dan apa itu komunis(me), serta relevansinya di Indonesia ini. Tentu, saya melihat dari pemahaman sederhana. Konsep komunisme lahir dari ‘kepala’ Karl Marx dan Friedrich Engels sebagai suatu ideologi atau paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi (modal, tanah, tenaga kerja) yang mempunyai tujuan terwujudnya masyarakat makmur, tanpa kelas, dan semua orang sama.

Komunisme merupakan paham anti-kapitalisme, yang tidak mengakui adanya kepunyaan akumulasi modal terhadap individu serta semua alat produksi dikuasai oleh negara untuk tujuan kemakmuran rakyat secara merata. Jadi, menurut ideologi komunis, kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai, negara, dan bangsa (kolektif). Selain itu, manusia dipandang sebagai makhluk bebas dan tidak terikat pada apa dan siapa pun (sosial).

Kalau saya menerjemahkan secara harafia ‘kepemilikan bersama’, maka muncul pertanyaan, apakah istri juga milik bersama? Jika demikian, apa dasar seorang komunis beristri, apa hanya ingin memuaskan diri dan memiliki keturuanan? Pertanyaan ini muncul karena keterbatasan pemahaman saya yang belum pernah tinggal di negara komunis.

Selain itu, kaum komunis menantang kelas sosial, sehingga pada awal agresinya ke negara-negara asia, komunis menunjukkan senjata ‘kelas sosial’  karena mereka tahu latar belakang negara-negara Asia sebagai negara jajahan yang sangat membenci sistem kelas sosial.

Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju