Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Belum Teraliri Listrik, Perwakilan Lima Desa di Wilayah Rego Datangi UP2K Ruteng

Manggarai Barat, GardaNTT.id – Sejumlah warga yang merupakan perwakilan dari lima desa di wilayah Rego, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, mendatangi kantor Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) NTT 2 Flores di Ruteng, Kabupaten Manggarai pada Kamis (12/05/2022). Mereka datang, untuk menyampaikan permohonan agar perluasan jaringan listrik PLN bisa sampai di desa mereka.

Petrus Mon, selaku koordinator perwakilan dari lima desa tersebut mengatakan, lima desa di wilayah Rego Raya yaitu Desa Rego, Desa Watu Manggar, Desa Wontong, Desa Watu Baru dan Desa Lewat, hingga kini belum teraliri listrik. Padahal, kebutuhan penggunaan listrik PLN di wilayah itu sangat urgent.

Desa Haju

Sebagai contoh, kata Petrus, Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan publik, tentu sangat membutuhkan listrik. Jika tidak ada penerangan, justru berdampak pada kualitas pelayanan.

“Selama ini di Puskesmas itu sulit sekali untuk pelayanan malam hari. Lalu, banyak alat disitu yang bekerja menggunakan listrik, tetapi semua jadi mubasir karena tidak ada listrik. Sehingga menurut saya salah satu urgensinya disitu,” katanya.

Ia juga mengatakan, wilayah itu sangat potensial. Selain fasilitas publik seperti Sekolah, Puskesmas dan Gereja, KK pengguna juga sangat banyak. Selain itu, akses masuk tidak akan menyulitkan petugas PLN saat pendistribusian material.

“KK pengguna banyak. Jalan bagus,tidak menyulitkan. Coba bayangkan, desa di sekitar kami seperti di Ndoso, Pacar itu sudah masuk PLN semua, masa kami saja yang tidak. Sehingga kami sangat berharap agar PLN berkenan menerima keluhan kami ini,” ucapnya.

Dikatakan Petrus, selama ini, selain pelita, warga juga menggunakan genset atau generator sebagai penerangan. Namun, mereka harus rela merogoh kocek besar per bulan untuk menikmati itu. Mereka mengaku lelah dengan penggunaan genaet yang begitu mahal.

“Bagi warga yang mampu, mereka pakai genset, tapi mereka harus tanggung biaya besar setiap bulan. Bayangkan, kalau kami terus bertahan dengan kondisi itu, kan kasian, lelah juga kami,” katanya.

Sebagai bentuk keseriusan, seluruh warga di lima desa itu telah bersepakat untuk bersedia mengorbankan tanaman pertanian mereka dibabat jika dianggap menghalangi bentangan kabel.

“Bahkan tenaga juga kami siap korbankan jika diperlukan. Semua desa ini telah sepakat. Itu bentuk bukti besarnya kerinduan kami terhadap listrik PLN hadir di desa kami,” harapnya.

Pada tahun 2017 silam, ungkapnya, pernah dibangun PLMTH di Rego. Semua demi menenuhi kerinduan warga atas terang listrik. Dana 1 miliar lebih di anggar untuk keperluan proyek itu, namun, gagal total.

Ketika ditanya respon UP2K terkait kehadiran mereka, Petrus mengatakan jika mereka mendapat sambutan baik. Mereka disarankan agar segera memasukan proposal permohonan yang disertai dengan data pendukung.

“Mereka (UP2K, red) tanya kemarin soal jarak dari titik tegangan terakhir menuju wilayah Rego. Nah kami bilang bahwa jaraknya diperkirakan mencapai 8 kilo, tetapi itupun nanti ada 2 desa lagi yang di lalui, yaitu Desa Kombo dan Kombo tengah yang sampai saat ini juga belum masuk PLN. Lalu di Doro itu ada Tower besar yang sangat membutuhkan tenaga listrik PLN, sehingga memang ini urgent,” jelasnya.

Berdasarkan penjelasan petugas UP2K, kata Petrus, bahwa PLN telah menargetkan seluruh desa di daratan Flores harus teraliri listrik pada tahun 2023. Bagi mereka, pernyataan itu dinilai sebagai jaminan untuk usaha mereka.

“Target mereka (PLN, red) bahwa sebelum tahun 2025, seluruh desa di Manggarai Raya harus teraliri listrik. Nah, paling tidak ini adalah jaminan, bahwa nanti usaha kami ini tidak sia-sia,” imbuhnya.

Penulis: Olizh Jagom