Ba’a, gardantt id-Sudah 2 pekan terakhir Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Rote Ndao mengalami kelangkaan, hal ini sangat miris karena sudah berulang kali terjadi di Kabupaten Rote Ndao.
Apabila Dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di NTT, jarak Kabupaten Rote Ndao lebih dekat dengan ibukota Provinsi-NTT, namun selalu saja terjadi kelangkaan BBM.
Terkait hal ini, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Rote Ndao Paulus Henuk,SH meminta Aparat Penegak Hukum (APH) segera mengusut terkait kelangkaan BBM yang terjadi, karena pihaknya menduga ada permainan dari oknum-oknum yang mengelolah BBM di Rote Ndao.
Menurut Paulus Henuk, masalah kelangkaan BBM ini sudah terjadi berulang-ulang dan seperti dibiarkan, sama halnya juga dengan masalah kelangkaan pupuk subsidi.
“Masalah BBM ini gampang kalau mau serius diusut, saya menduga BBM dijual dalam bentuk drum sehingga di SPBU kosong. Oknum-oknum pengelolah BBM mau cari untung besar. Kalau jual di SPBU maka harga sesuai aturan pemerintah, kalau jual ke Pengecer maka per drumnya dinaikan harganya. Disinilah akibatnya pada tingkat pengecer bisa 13.000 ribu rupiah sampai 15.000 rupiah Per liter,” kata Paulus Henuk
Dugaan berikutnya menurut Henuk, pengelola BBM menjual ke para kontraktor untuk kerja proyek, padahal untuk pekerjaan proyek seharusnya menggunakan BBM industri dan dibeli dengan harga lebih tinggi. Kalau dijual dalam tangki dan drum ke kontraktor maka pengelola BBM untung lebih besar demikian juga kontraktornya, dan apakah yang dijual itu BBM industri ataukan BBM subsidi? hal ini perlu ditelusuri oleh APH karena kalau tidak Masyarakatlah yang selalu dibuat menderita karena harus keluarkan biaya lebih banyak untuk BBM.
“Tolong pak Kajari dan pak Kapolres perintahkan penyidik usut tuntas pengelolaan dan penata usahaan barang -barang bersubsidi yakni BBM dan pupuk di Rote Ndao,” ujarnya
Dikatakan, rakyat kita miskin dan banyak stunting, oleh karenanya jangan dibiarkan mereka terus menderita. Pemerintah pusat sudah punya niat baik untuk membantu masyarakat miskin di pelosok tanah air namun sampai di daerah semua jadi lain dengan ulah oknum- oknum penggarong yang tidak bertanggungjawab.
Nurani kita seperti mati dan akal sehat kita lumpuh. Masalah yang sebenarnya gampang kita tangani tapi kok kita biarkan terus, oleh karenanya saya minta APH jangan tutup mata dan telinga terkait persoalan ini, tambahnya.
Sementara itu, salah satu Masyarakat yang tidak mau menyebutkan namanya kepada media ini mengatakan, yang terjadi juga dilapangan adalah oknum-oknum pemilik mobil mengambil BBM di SPBU secara berulang kali ketika SPBU dibuka.
“Mereka datang isi BBM di SPBU dengan mobil mereka, nah dibawah tangki mobilnya tersebut dipasang keran pembuka, jadi setelah sampai dirumahnya dia keluarkan dari tangki mobilnya dan balik lagi ke SPBU untuk mengambil BBM lagi, hal ini sudah berlangsung 3 tahun belakangan ini, ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan distributor utama BBM di Rote Ndao yakni Martenche Suwongto dan Alvian Manopo belum berhasil dikonfirmasi. (CTA/GN).