Tak tahu siapa yang memulai lebih dulu, saling ejek terjadi antara kedua pasukan. Alhasil, bentrok tak terhindarkan, masyarakat pun ketakutan, dan suasana ibu kota mencekam.
RPKAD yang kalah jumlah tak tinggal diam, mereka menghubungi rekan mereka di Cijantung. Bala bantuan pun turun, pasukan RPKAD melakukan konvoi menuju lokasi perkelahian menumpang truk.
Tak cuma saling pukul, kedua pasukan bahkan mempersiapkan senjata masing-masing. Mulai dari sangkur, senapan serbu, bahkan bazooka tak ketinggalan diarahkan kepada sesama pasukan TNI ini.
Komandan Batalyon I RPKAD kala itu, Mayor Benny Moerdani, baru pulang main tenis dari Senayan menduga ada yang tak beres saat melihat iring-iringan truk RPKAD penuh sesak oleh tentara.
Konvoi RPKAD dari Batalyon II tersebut tampak meninggalkan markas dengan tergesa-gesa. Benny yang masih mengenakan baju olahraga pun berusaha mengejar konvoi truk itu.
Di sepanjang jalan, masyarakat tampak panik. Benny yang mengejar pun berhenti dan menanyakan apa yang terjadi.