Benar saja, saat mengecek ke RSPAD, Benny melihat korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Ia pun berusaha ingin melerai pertikaian pergi ke asrama KKO di Kwini.
Tanpa membawa senjata dan hanya menggunakan pakaian olahraga, tanpa gentar, Komandan RPKAD itu masuk ke asrama KKO yang notabene tengah gontok-gontokan dengan RPKAD. Sesampainya di pos jaga, Benny melihat puluhan Tjakrabirawa eks-KKO siap tempur dengan senjata terkokang.
Ada seorang serdadu bekas anak buahnya saat Operasi Trikora di Irian Barat yang memberi hormat kepadanya. Prajurit itu diminta untuk memanggil sang komandan.
Saat sang komandan keluar, tak disangka ternyata teman akrab Benny waktu di Solo. Yakni, Mayor Saminu, Komandan Batalyon II Resimen Tjakrabirawa.
Benny pun meminta kepada Saminu agar pasukan KKO tak keluar asrama, sementara ia akan menggurus pasukan RPKAD yang ada di luar. Hal itupun disetujui Saminu.
RPKAD yang telah siap tempur dan menduduki asrama perawat putri pun terlihat siap melakukan serangan. Terlebih, saat mendengar kabar, sang komandan RPKAD, ditangkap KKO.