Ende, GardaNTT.id – Demi meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat UPTD KPH Wilayah Kabupaten Ende – Dinas LHK Provinsi NTT, mendorong dan memfasilitasi masyarakat yang bermukim Dalam dan Sekitar Kawasan Hutan untuk bisa mengelola secara berkelanjutan.
Tujuan dari pembentukan kelompok tersebut, untuk meningkatkan pendapatan ekonomi dan kesejateraan masyarakat, mengelola hutan untuk melestarikan lingkungan, dan kelestarian sosial budaya.
Saat ini UPTD KPH wilayah kab. Ende telah berhasil membentuk 19 Kelompok Tani Hutan (KTH) untuk dibina, kususnya bagi masyarakat yang bermukin di dalam dan sekitar wilayah kawasan hutan.
Hal ini disampaikan oleh pimpinan UPTD KPH wilayah kabupaten Ende Yos Dasi Muda, S.hut, M.Si kepada media ini melalui pesan WhatsApp Sabtu,14/05/2022.
Pimpinan UPTD Ende mengatakan bahwa, Kementerian LHK RI telah memberikan Ijin Pengelolaan Hutan melalui Skema HKm (Hutan Kemasyarakatan) kepada 19 Kelompok Tani Hutan (KTH) yang bermukim di dalam dan sekitar Kawasan Hutan di Wilayah Kabupaten Ende dengan luas 3.926 ha, dan berjumlah sebanyak 1.450 Kepala Keluarga.
Kemudian setelah mendapatkan Izin Pengelolaan, 19 Kelompok HKm tersebut di Bina dan difasilitasi untuk bisa menciptakan produk dari Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK).
“Kelompok ini kami bentuk dari tahun 2017. setelah kelompok dibentuk kami mengurus surat perizinan dari kementrian LHK RI, kemudian kami mulai dengan mengajarkan cara mengelola (HHBK) tapi puji tuhan walaupun kita mulainya pelan tetapi tujuan yang kami prioritaskan dapat terwujud,” pungkasnya.
Dari 19 HKm tersebut, lanjut Yos Dasi, saat ini beberapa HKm sudah mulai memiliki Produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) misalnya,
Pertama, Kopi Bubuk MaiSi yang diproduksi oleh Rumah Produksi KPH, dengan bahan baku Biji Kopi Pilihan Fermentasi Jenis Arabika dari HKm Jita Sambi – Desa Tendambongi – Kec. Ende.
Kedua, Kopi Biji Mentah Fermentasi jenis Arabika oleh Rumah Produksi KPH dengan HKm Jita Sambi – Desa Tendambongi – Kec.Ende
Ketiga, Minyak Kemiri oleh Rumah Produksi KPH dengan bahan baku dari HKm yang punya potensi Kemiri.
Keempat, Gula Aren dari Hkm Wololele A – Desa Wololele A – Kec. Lio Timur
Kelima, Instant Jahe diproduksi oleh Ibu-ibu dari HKm Poto Thozo – Desa Tomberabu II – Kec. Ende
Keenam, Moke Aren diproduksi oleh beberapa Anggota HKm Gawi Ke’a – Desa Pu’utuga – Kecamatan Ndona
Ketujuh, Daun Penguat Warna LOBHA diproduksi oleh Ibu-ibu dari KUPS Na’ana HKm Fatandenu – Desa Mbobhenga – Nangapanda
Kedelapan, Minyak Cengkeh yg diproduksi oleh HKm Gawi Ke’a – Desa Pu’utuga – Kec.Ndona
Selain itu, tambahnya, KPH Ende juga mendirikan Cafe Daun di belakang Kantor KPH, dan dikelola oleh Tenaga Kontrak. Cafe Daun tersebut difungsikan sebagai Rumah Produksi dan Etalase Pemasaran produk-produk yg dihasilkan oleh Kelompok Tani Hutan Binaan KPH Ende.
“Kami akan berupaya untuk memanfaatkan Jasa Lingkungan (Jasling) Kawasan Hutan dengan membangun Hutan Wisata Alam Kebesani yang didominasi Pohon Ampupu di Desa Kebesani – Kec. Detukeli yang saat ini dikelola oleh Koperasi GAHARU dengan melibatkan dan memberdayakan masyarakat desa Kebesani,” ungkapnya.
Kemudian dari hasil produk lokal ini, kata dia, akan kita pamerkan di pameran produk – produk kehutanan provinsi NTT saat rapat koordinasi lingkungan hidup dan kehutanan provinsi NTT pada 17-21 Mei 2022 di Labuan Bajo.