Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Kelompok Inklusi Berkolaborasi dengan PIAR NTT Laksanakan Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Bernilai Ekonomis

Ba’a, GardaNTT.id-Kelopok inklusi berkolaborasi dengan PIAR NTT melaksanakan Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Bernilai Ekonomis.

Program Siap Siaga tersebut bekerjasama dengan konsorsium “SWARA PARANGPUAN SULUT”, yang bermitra dengan PIAR NTT dalam program penanggulaangan dampak covid-19 melalui revitalisaasi desa wisata inklusi

Desa Haju

Kegiatan ini akan di implementasikan di 8 Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Rote Ndao dan Kota Kupang di Propinsi Nusa Tenggara Timur, berkangsung Rabu, (23/11/2022).

Delapan Desa/Kelurahan pendampingan PIAR, tujuh Desa/Kelurahan diantaranya adalah Desa/Kelurahan wisata pantai dimana menjadi tempat penampungan/tumpukan sampah dari berbagai tempat dan bertebaran di pantai serta muara.

Desa Wisata inklusi Maubesi menjadi TPA yang tidak aman bagi manusia dan lingkungan, kata Sarah Lery Mboeik koordinator PIAR-NTT yang disampaikan dalam pengantarnya.

“Mengapa pelatihan ini dilaksanakan sejak program ini dimulai, dimulai dengan kegiatan rapid assesmen, diksusi focus dan diskusi tematik, masalah pengelolaan persampahan juga selalu muncul diperbincangkan karena menimbulkan masalah lingkungan dan Kesehatan di Desa /kelurahan wisata inklusi,” kata Ir. Sarah Lery Mboeik.

Sarah Lery Mboek mengatakan, dapat dipahami juga bahwa tidak adanya tempat penampungan sampah sementara, maka Laut dan sungai menjadi sasaran tempat pembuangan sampah selama ini, sehingga edukasi bagi Kelompok Peduli Wisata berbasis Masyarakat dilakukan dalam diskusi tematik ditiap kelurahan/Desa dan munculah ide, usulan KPW agar pentingnya diadakan pelatihan pemanfaatan sampah rumah tangga menjadi pengelolaan yang bernilai ekonomis. Seperti olah sampah organic menjadi pupuk, botol-botol bekas dapat di manfaatkan sebagai pot untuk tanaman, Bahkan muncul gagasan KPW Namodale untuk adanya bak sampah dan lain-lain dengan mengedepankan prinsip mengurangi, memakai ulang dan mendaur ulang. Namun kata Mboei, potensi yang ada belum di barengi dengan kapasitas pelaku usaha dalam desain produk.

Oleh karenanya ia berharap, masyarakat di 4 lokus berkepentingan menjaga lingkungan wisata inklusi yang bersih dan berkelanjutan sebagai bagian dari tanggung jawab KPW.

Dikatakan, sikap melalui pemanfaatan pengelolaan sampah warga, dimulai dengan edukasi bagaimana, Kenapa dan Apa alasan sampah dijadikan salah satu opsi sebagai bahan baku pembuatan barang kreatif yang bernilai ekonomi menjadi kebutuhan masyarakat dampingan untuk memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengelolanya dan dasar pikir inilah maka “SWARA PARANGPUAN SULUT” bermitra dengan PIAR NTT yang didukung oleh SIAP SIAGA, merasa perlu untuk menjawab harapan masyarakat pelaku usaha UMKM di wilayah dampingan lewat pelatihan untuk pengembangan kapasitas ketrampilan bagi kelompok warga peduli wisata dan terkhusus warga inklusi untuk mampu menjaga dan mengurangi sampah yang berbahaya bagi ekosistim kelangsungan hidup di bumi sekaligus KPW sikat dimasing-masing lokus dapat membangun komunitas masyarakat peduli sampah melalui prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) sehingga memperoleh manfaat ekonomi sirkular.

Pelatihan ini diharapkan menambah pengetahuan dan kemandirian masyarakat target dalam memanfaatkan sampah sebagai ladang bisnis untuk dibuat menjadi barang dekoratif yang bernilai ekonomi lebih tinggi, higienis, ramah lingkungan, Merubah pola pikir peserta dalam pengelolaan sampah dengan konsep 3 R (reduce, reuse, recycle) dan Sebagai tujuan, dapat membangun kesadaran KPW sikat sebagai pioneer komunitas peduli sampah di masing – masing lokus baik di Kabupaten Rote Ndao maupun diKota Kupang.

“Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Rikky, Kelurahan Namodale, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, Propinsi NTT,” ujarnya

Lebih lanjut Mboeik menjelaskan, untuk 4 (Empat) Desa/Kelurahan di Kecamatan Lobalain terpusat di Kelurahan Namodale, Kelurahan Mokdale, Desa Maubesi dan Desa Baadale.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Hari Rabu, Tanggal 23 sampai dengan 24 Nopember 2022, yang diikuti oleh 23 orang peserta komunitas inklusi Kelompok disabilitas, Perempuan sebagai kepala keluarga, Transgender, Lansia dan pelatih dari BLK Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi NTT Bapak Rui Do Carmo Andrade serta ibu Why dari Kerta Bumi Recycling Center secara on line dengan materi Permasalahan Sampah, dampak dan Upaya mengurangi pencemaran lingkungan melalui sosialisasi 3R .

Adapun beberapa produk dari sampah rumah tangga yang dihasilkan pada hari pertama oleh para peserta yaitu, Kotak Tisu, Topi berbagai tipe, Sendal lontar dan Bingkai Foto.

Pantauan media ini, kegiatan tersebut secara langsung di kunjungi oleh Deputy dan Asisten saat kegiatan berlangsung. (Tony/ GN)

Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju Desa Haju