Jakarta, GardaNTT.id-Menurunnya dampak pandemi, larangan mudik di cabut pemerintah. Tentu mudik tahun ini akan menjadi moment yang ditunggu tunggu, dalam menjaga kembali silaturahim, setelah 2 tahun tidak pulang kampung. Menghormati orang tua, bertemu saudara di kampung setahun sekali, menjadi magnet paling kuat yang sangat dinantikan para pemudik.
Hal tersebut disampaikan Kepala Divisi Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra Kepada Media ini pada Sabtu (23/04).
Jasra Putra mengatakan, Tahlil, doa dan makam makam akan menjadi tempat silaturahim setelah 2 tahun tidak sempat berziarah atau mengucapkan duka secara langsung. Namun tentu pulang kampung tahun ini tetap harus memperhatikan Prokes, karena penularan virus Covid masih ada, meski tidak seperti dulu. Namun tetap saja para ahli kesehatan mengingatkan, dampak yang berat tetap terjadi untuk saudara kita yang komorbid. Artinya dari kita yang sehat, jangan menjadi carrier atau pembawa Covid 19. Agar kebahagiaan lebaran terjaga.
Ia juga mengatakan, ditengah prediksi pemerintah tentang peningkatan tajam pemudik yang mencapai 85 juta orang, menandakan mudik sesuatu yang tidak bisa ditahan lagi, dan mau tidak mau semua hal harus dipersiapkan. Tentu pemerintah sudah menghitung, dari peningkatan animo mudik di berbagai tiket penjualan transportasi yang meningkat tajam. Artinya mudik individu juga akan meningkat. Dan dalam mengatur mobilitas memindahkan orang sebanyak itu dalam waktu singkat, perlu effort yang besar, perlu persiapan persiapan, mobilitas yang tinggi dan antisipasi segala resiko yang akan terjadi. Untuk itu pemerintah tidak bisa di tinggal sendirian, masyarakat dan swasta punya peran kuat membantu kesuksesan penyelenggaraan mudik tahun ini.