Disisi lain, kata Komisioner KPAI itu, dampak ikutan pandemi yang panjang dan belum selesai, terutama faktor ekonomi, namun akan tidak menyurutkan masyarakat untuk tetap mudik. Mereka tetap mencari cara agar tetap bisa pulang kampung, diantaranya dengan memilih kendaraan yang dianggap hemat, ekonomis dan murah dengan motor. Namun untuk faktor keselamatan, tunggu dulu, banyak yang harus dipersiapkan.
“Untuk itu jauh jauh hari Presiden telah mengingatkan Menteri Perhubungan, Kepolisian, Kementerian PUPR dan stakeholder penyelenggara transportasi, tentang pentingnya membagi beban perjalanan melalui darat, laut dan udara. Dapat dipastikan perjalanan darat akan menjadi idola setiap pemudik. Pemerintah juga menghimbau pentingnya penyediaan rest area pemudik motor,” ungkap Jasra
Menurut dia, mudik dengan motor, menempuh berjam jam di perjalanan, tentu sangat melelahkan, belum lagi dengan membawa barang barang berukuran besar dan anggota keluarga beserta anak. Karena memang motor bukan kendaraan yang di peruntukkan perjalanan jauh. Sehingga sangat bijak, bila para pemudik motor tidak memaksakan diri, benar benar memastikan kendaraan dalam kondisi prima dan selalu menghentikan kendaraannya setiap 2 jam. Apalagi bila perjalanan di sertai hujan, angin kencang, panas, gelap. Yang tentu sangat tidak diharapkan. Kita berdoa perjalanan cerah, mendapat istirahat yang cukup dan membawa keselamatan sampai kampung halaman.
“Tentu saja pemerintah penting memastikan jalan dan rest area dalam kondisi sebaik mungkin, untuk ramah dilalui dan disinggahi para pemudik motor, terutama yang membawa anak anak. Tentu pilihan perjalanan di harapkan di waktu pagi dan siang, dibanding malam hari. Dengan memperhatikan pilihan rute sepanjang perjalanan, fasilitas yang ada, keamanan, penerangan yang cukup, kebersihan, tempat jajanan sehat dan tempat istirahat,” ungkapnya.
Jasra Putra menabahkan, apa yang menjadi harapan anak anak selama di perjalanan, perlu dipersiapkan. Seperti konsumsi air mineral yang cukup, obat obatan, jaket, jas hujan, makanan sehat dan mainan yang mau dibawa. Hindari jajanan yang memicu asam lambung, seperti terlalu pedas dan terlalu asam.
“Hendaknya setiap jam mengecek kondisi anaknya, jangan sampai karena faktor kelelahan kemudian memaksakan diri untuk tetap berkendara. Jangan menambah deret angka korban meninggal Covid dengan tidak memperhatikan faktor keselamatan berlalu lintas. Sudah cukup duka anak anak yatim piatu yang meninggal ortunya selama Covid, yang sampai sekarang berdampak panjang. Kita tidak mau anak anak kehilangan pengasuh utamanya kerena kecelakaan lalu lintas,” ungkapnya lagi.
“Kita juga belajar dari peristiwa sebelumnya, anak anak kehilangan nyawa dalam gendongan Ibunya, ataupun demam diperjalanan,” tambahnya