Mahasiswa PBSI Unika Santu Paulus Ruteng Gelar Pementasan Dramatisasi Puisi

Ruteng, GardaNTT.id-Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Unika Santu Paulus Ruteng menggelar pementasaan dramatisasi puisi di Ruangan Lab Sastra, Rabu (30/11/22).

Pementasan yang dimulai pada pukul 07.30 itu merupakan implementasi dari materi mendramatisasikan puisi atau alih wahana puisi menjadi drama sebagai bentuk apresiasi dalam mata kuliah Apresiasi Puisi oleh 39 orang mahasiswa/i PBSI 2021 C.

Berdasarkan informasi yang diperoleh media ini, pementasan dramatisasi puisi dibagi dalam 4 kelompok yang terdiri dari 10 orang. 

Dosen pengampu mata kuliah Apresiasi Puisi, Priska Filomena Iku, S.S., M.Pd mengungkapkan tujuan kegiatan ini dilaksanakan.

“Tujuannya agar mahasiswa/i mampu mengapresiasi puisi dalam bentuk lain,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan, syarat dramatisasi puisi yang layak untuk dipentaskan.

“Dramatisasi puisi lebih pada puisi yang punya narasi. Karena harus di dramakan. Jika tidak mempunyai alur dan narasinya, akan sulit untuk dipentaskan,” tambahnya.

Lebih jauh dosen yang kerab disapa Ibu Priska mengungkapkan kesan yang dirasakan setelah menyaksikan pementasan dramatisasi puisi dari mahasiswa/i nya itu.

“Mereka telah melakukan pementasan dengan baik. Walaupun dengan teori yang sedikit mereka mampu menampilkan dramatisasi puisi jauh lebih baik dari yang saya harapkan,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, mahasiswa/i PBSI 2021 C sangat kreatif dalam mendramatisasikan puisi bersamaan dengan ilmu lain.

“Mereka sangat kreatif. Artinya, mereka mampu menerapkan serta mengaitkan mata kuliah ini dengan ilmu lain. Sebenarnya mendramatisasikan puisi dasarnya adalah drama. Drama tersebut ada di mata kuliah sebelumnya yaitu Dramaturgi,” imbuh Dosen Pragmatik itu.

Ibu Priska juga menyatakan harapannya terkait kegiatan dramatisasi puisi ini.

“Sebenarnya, harapan saya bukan soal mereka mampu menjadi pemain drama atau memusikalisasikan puisi dengan baik, tetapi bagaimana mereka mendekatkan diri dengan karya sastra dalam bentuk lain. Mungkin jika hanya membaca saja terlihat membosankan, tetapi ketika itu dialihwahanakan dalam bentuk lain dan lebih bermakna, itu mungkin akan membuat mereka lebih paham. Artinya mereka tidak hanya membaca puisi melainkan juga memahami puisi kemudian membuat itu menjadi drama.” ungkap Dosen Pragmatik itu.

Komisaris (ketua kelas) 2021 C, Elisabet Atika Anam mengungkapkan manfaat yang ia rasakan setelah mengambil bagian dalam pementasan dramatisasi puisi.

“Selain memperoleh pengetahuan terkait mata kuliah Apresiasi Puisi, saya juga bisa belajar mengenai dramatisasi puisi sekaligus dapat belajar terkait bagaimana mementaskan drama yang baik.” Ungkap mahasiswi asal Wae Tua, Lamba Leda Utara itu.

Informasi yang diperoleh media ini, pementasan dramatisasi puisi dibagi dalam 4 kelompok yang terdiri dari 10 orang. Sedangkan Puisi yang didramatisasikan antarz lain;
1. Sajak Sebatang Lisong karya WS Rendra
2. Sajak Orang Lapar karya WS Rendra
3. Sajak Orang Miskin karya WS Rendra
4. Peta Perjuangan karya Bambang Sadono

Kegiatan selesai pada pukul 09:30 sesuai waktu perkuliahan.

Penulis: Fransiska Xaveria Cabrini Olang, Ermelinda Sima, Faustina Fitriane Nde’e Andu

Editor: Adi Jaya