Ia memberi renungan tentang penampakan Bunda Maria di Fatima pada 13 Mei 1917.
“Dari sekian banyak penampakan Bunda Maria, hanya satu kali Ia menunjukkan wajah gembira atau tersenyum yaitu saat Yesus lahir di Betlehem. Selebihnya, Ia selalu menunjukkan wajah sedih. Mengapa demikian? Ada 3 alasan: pertama, banyak orang yang menghina Tuhan. Kedua, banyak orang melukai Tuhan. Dan ketiga, banyak orang menyakiti Tuhan. Di Fatima Bunda Maria berpesan agar kita semua harus rajin berdoa Rosario agar terhindar dari kesalahan-kesalahan yang menjauhkan kita dengan Tuhan,” ungkapnya.
Rm. Ompi menambahkan bahwa sakit hati akhir-akhir ini menjadi masalah yang menimbulkan kegelapan dalam hidup.
“Mari Persembahkan sakit hati kepada Allah karena kegelapan hanya bisa dihalau oleh terang yaitu Yesus sendiri,” katanya.
Elvisius Perdede selaku ketua UKM KMK menyampaikan kendala selama proses pelaksanaan acara malam seribu lilin.
“Sejauh ini untuk kendala selama proses pelaksanaan kegiatan ini tidak begitu mengalami kendala. Hal ini karena UKM KMK mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak terlebih khusus dari unit Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan, pihak Yayasan Santu Paulus Ruteng, dan Tim BPPKK Keuskupan Ruteng berserta moderatornya yakni Romo Ompi Latu. Panitia pun bekerja dengan begitu solid walaupun dengan jumlah panitia yg terbatas”, ungkap Mahasiswa dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris tersebut.
Salah satu mahasiswi bernama Marni yang diberi kesempatan untuk menyampaikan kesannya ketika acara sedang berlangsung.
“Saya merasa sangat tersentuh dengan puji-pujian serta Firman Tuhan yang mengatakan bahwa, segala sesuatu yang Tuhan rancang adalah damai sejahtera bukan kecelakaan. Saya memiliki masa lalu yang kurang bagus tapi saya tahu Tuhan mengasihi tanpa melihat masa lalu kita,” ungkapnya sambil menangis.
Acara Malam Seribu Lilin berhasil menyembuhkan luka batin seluruh peserta yang hadir. Dibuktikan dengan tangisan sebagian besar peserta yang menandakan pelepasan beban hidup yang begitu berat. Romo Ompi beserta anggota BPKPKK menghampiri peserta-peserta tersebut lalu mendoakan mereka secara khusus.
Acara diakhiri dengan pemberkatan api unggun serta pembakaran permohonan dari seluruh peserta yang hadir dan pembagian snack dari panitia.






