Borong, GardaNTT.Id – Mega Proyek Air Minum Bersih di Desa Rana Masak, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Flores-Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga kini tak kunjung dinikmati warga alias mubasir.
Padahal, miliaran uang negara telah digelontorkan untuk proyek tersebut.Dari data yang berhasil dihimpun wartawan, Pemerintah daerah Kabupaten Matim tercatat empat kali menggelontorkan anggaran untuk mega proyek yang mulai dibangun pada tahun 2018 silam tersebut.
Pada tahun 2018, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur menggelontorkan anggaran sebesar Rp999.819.607,41 untuk proyek bermasalah tersebut. Saat itu, proyek tersebut dikerjakan oleh CV. Dian Jaya.
Tak hanya sampai di situ, selanjutnya pada tahun 2019 lalu, Pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Timur, kembali menggelontorkan anggaran sebesar Rp1.220.599.988,97 untuk melanjutkan proyek tersebut dan dikerjakan oleh CV. Bakti Putra Persada.
Masih untuk proyek yang sama, di tahun 2020 silam, pemerintah daerah Kabupaten Matim kembali mengucurkan anggaran untuk proyek ini. Anggarannya pun kian fantastis. Pemda Manggarai Timur pada tahun 2020 harus menggelontorkan anggaran sebesar Rp2.726.572.442,65 untuk melanjutkan proyek ini dan dikerjakan oleh PT. Arison Karya Sejahtera.
Tak hanya itu, pada tahun 2021, pemda Matim kembali mengalokasikan anggaran pemeliharaan sebesar Rp204 juta untuk membeli pipa baru dan untuk membersihkan semua kotoran di bak induk, padahal air tesebut sama sekali belum dinikmati warga setempat.
Jika dirincikan, selama empat tahun berturut-turut, APBD Matim terkuras sebesar Rp5,1 miliar untuk proyek yang sama sekali tak memiliki asas manfaat bagi masyarakat di daerah itu.
Mubazirnya mega proyek pembangunan sarana air minum bersih di Desa Rana Masak ini membuat warga geram dan berharap agar Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Polda NTT) segera melakukan penyelidikan secara penuh terhadap proyek bermasalah tersebut.
“Polda NTT kami minta agar segera lakukan investigasi terhadap proyek ini. Kasihan uang Negara habis percuma, sementara manfaatnya tidak bisa kami nikmati. Kesannya hanya hambur-hambur uang Negara saja. Kalau tidak segera di tangani, kami akan menduga bahwa ada konspirasi antara Pemkab, penegak Hukum dan kontraktor. Jangan biarkan kami kehilangan kepercayaan terhadap penegak hukum,” kata YA, salah seorang warga Desa Rana Masak.
Sementara pantauan media ini di lokasi Kamis,(29/06/ 2023 )tidak adanya aliran air di setiap keran yang suda tersambung di Rumah-Rumah warga setempat. Tak hanya itu, terpantau juga pipa air yang masih berserakan dan tak terurus di beberapa titik luar badan jalan.
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan air minum, Warga Masyarakat Desa Rana Masak, harus mengambil air keruh yang tidak layak untuk di konsumsi.
Diketahui Air tersebut diambil dari mata air musiman yang lokasinya tak jauh dari rumah warga setempat. Tampak terlihat warga setempat juga tenga menimba air dan harus menunggu antrian panjang.
Sementara itu, hingga berita ini di publikasi pihak Dinas Perumahan Rakyat ( PUPR) Matim dan Kapolda Nusa Tenggara Timur ( NTT) Belum berhasil di konfirmasi.