Potret Perjuangan Ibu Ensi dari Jual Pisang Goreng: Saya ingin mereka sekolah setinggi-tingginya

Ibu Emerensiana Yudit (dok. gardantt.id)

Berkat yang bukan hanya sekedar keberuntungan hidup bagi Ibu Ensi adalah melihat keempat anaknya mendapatkan kelayakan pendidikan. Anak pertama telah menyelesaikan studi S1 PGSD di Unika Ruteng, anak kedua sedang menyusun proposal untuk program S1 PGSD Unika Ruteng, anak ketiga sedang semester 3 dan tengah bergelut untuk mempertahankan beasiswanya di Unika Ruteng, dan anak terakhir bersekolah di SMP Negeri 4 Langke Rembong.

“Saya ingin mereka sekolah setinggi-tingginya. Jangan jadi seperti saya yang hanya lulus SMA. Karena zaman sekarang sulit mencari pekerjaan. Mudah-mudahan, dengan sekolah tinggi masa depan mereka bisa menjadi cerah.” Ungkap Ibu Ensi tulus. Mendengar ucapannya, kami termotivasi untuk terus membenah diri dan memiliki pemikiran terbuka.

Walau dengan penghasilan yang setiap harinya tidak menentu, kadang ramai pembeli dan kadang sepi tak pernah sekali kami melihat wajah ramah itu capai tersenyum pada siapapun bukan hanya pembeli saja. Mungkin itu salah satu penglaris otomatis yang tidak disadari sebagai daya tarik.

“Di’a keta pelayanan diha eme manga ata kut weli pe. Toe pernah cempeng agu ata. Ami kole sering ganda tapi sot pande tawa, toe pernah tombo ngasang data.’’ (Pelayanannya sangat baik jika ada yang datang membeli. Tidak pernah marah dengan siapapun. Kami juga sering berbincang dan tertawa bersama, tidak pernah bergosip) Kata Ibu Fatima, pengusaha bensin yang terletak di samping usaha gorengan Ibu Ensi.

Kadang-kadang, gorengan memang ada yang tersisa. Tapi hal itu tidak sering terjadi. Bahan yang tersisa dibawa pulang ke rumah untuk dijadikan makanan babi.  Salah satu usaha yang juga ikut menambah penghasilan keluarga. Selain itu, keluarga Ibu Ensi mendapatkan bantuan pemerintah dari pemerintah. Dan mereka terus berharap untuk tetap mendapatkannya. Karena mereaka sangat terbantu dan membutuhkan bantuan itu tetap ada.

Apalah arti hidup yang penuh materi tapi tak punya waktu untuk sekedar berbagi kasih? Keluarga ada untuk berbagi. Keluarga ada untuk saling melengkapi. Dan keluarga untuk terus berada di sisi. Bagi orang tua di luar sana yang tengah berjuang seperti kisah Ibu Ensi, tetaplah bekerja bermodalkan asa yang tetap kokoh walau diterpa badai sekalipun.

Penulis: Fransiska Xaveria Cabrini Olang, Ermelinda Sima, Faustina Fitriane Nde’e Andu

Desa Haju
Editor: Adi Jaya