Berimbang, Tegas, Akurat
Indeks

Protes Jalan Rusak, Warga Laboya Barat Tanam Pisang di Badan Jalan

Foto: jalan rusak yang ditanami pohon pisang oleh warga/Dok: Kristo Nanga/GardaNTT

Sumba Barat, GardaNTT.id – Salah satu ruas jalan propinsi yang melintasi Desa Patiala Dete, Kecamatan Laboya Barat, Kabupaten Sumba Barat, Propinsi NTT, rusak parah.

Kondisi tersebut diakui warga sudah bertahun-tahun dan tidak pernah diperhatikan.

Desa Haju

Sebagai bentuk protes, warga lantas menanam pohon pisang, persis di badan jalan tersebut.

Aksi nekad itu, dilakukan pada Minggu 03 Maret 2024, dengan harapan pemerintah Propinsi berkenan menaruh perhatian terhadap kondisi ruas jalan itu.

Matius Nunu, warga setempat menuturkan, kondisinya yang rusak parah membuat ruas jalan itu sulit diakses dan bahkan berpotensi membahayakan bagi pengguna roda dua maupun roda empat.

Foto: Kondisi jalan yang rusak parah, sulit diakses (gambar atas) dan kondisi jalan yang ditanami pisang oleh warga (gambar bawah)/Dok: Kristo Nanga

Padahal ruas jalan itu sangat vital bagi warga. Mobilisasi hasil pertanian menjadi sulit, apalagi pada musim penghujan seperti saat ini.

“Selama ini kami warga sangat kesulitan untuk menjual hasil komoditi, membeli material untuk pengerjaan rumah, mendapat pelayanan kesehatan dan juga pendidikan,” tutur Matius.

Foto: pohon pisang ditanami warga ditengah jalan rusak/Dok: Kristo Nanga

Kata Matius, terdapat sekitar 8000 jiwa dari tiga (3) desa yang memanfaatkan jalan tersebut. Jika terus tidak diperhatikan, maka hasil pertanian dari sejumlah desa itu tidak bisa dipasarkan.

“Ada tiga desa yang memanfaatkan jalan ini. Desa Patiala Dete, Desa Gaura dan Desa Wetana. Ketiganya memiliki potensi Sumber Daya Alam yang banyak, kaya akan komoditas pertanian. Sangat disayangkan kalau tidak bisa dipasarkan hanya karena terhambat akses jalan ini,” ungkap Matius.

Oleh karena itu, ia berharap, Pemerintah Propinsi NTT merespon baik akan hal ini dan segera melakukan perbaikan terhadap ruas jalan tersebut.

Sementara itu, Camat Laboya Barat, Charles Yulianus Suluh, ketika dikonfirmasi Wartawan GardaNTT mengatakan, bahwa setiap warga Negara dijamin haknya dalam menyampaikan aspirasi.

Charles menilai, aksi warga yang menyampaikan protes dengan cara menanam pisang ditengah jalan tersebut mempunyai tujuan yang baik, namun cara yang keliru.

Kata dia, warga hendaknya memahami secara baik terkait tanggung jawab setiap pemerintah pada tiap tingkatan.

Ia justru berharap agar penyampaian aspirasi mesti mengedepankan cara yang elegan dan tidak asal-asalan.

“Kita sebagai tokoh muda yang sedikit paham dengan birokrasi saya ajak untuk mau memberi pemahaman kepada warga kita,” tulis Charles via pesan WhatsApp.

Namun ia tak menampik jika dirinya turut prihatin terhadap kondisi jalan tersebut. Ia juga berharap agar kondisi itu segera teratasi.

Penulis: Kristo NangaEditor: Olizh Jagom