Manggarai, GardaNTT.id.-Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng menyelenggarakan kegiatan Ekonomi Kreatif dalam bentuk Pentas Seni Budaya serta Bazar di lapangan Unika Santu Paulus Ruteng, Selasa (2/5/2023).
“Kegiatan ini mengangkat 3 tema, antara lain pendidikan nasional yang menekankan pada merdeka belajar, menyambut Dies Natalis Unika tanggal 20, dan dalam rangka tahun pastoral ekonomi berkelanjutan sebagai bagian dari Keuskupan secara institusi lembaga dan akademis,” kata Ketua Panitia, Romo Inosensius Sutam, Pr.
Menurut Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan itu, Presiden Jokowi melalui Kemenristekdikti dalam empat tahun terakhir ini menekankan pada pentingnya kewirausahaan.
“Semua perlombaan itu ujung-ujungnya adalah kewirausahaan dalam bentuk apa saja termasuk kuliner dan pentas seni, ini kan ekonomi kreatif juga. Lalu ini merupakan pelaksanaan tridarma perguruan tinggi sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat serta pembentukan diri mahasiswa. Jadi di sini kita lihat juga attitude mereka (mahasiswa) sebagai seorang wirausahawan yang mau berwirausaha. Skill mereka kita bentuk,” katanya, Selasa 2 Mei 2023.
“Lalu secara ekonomis ini kan membentuk mahasiswa menjadi manusia mandiri. Kita tahu bahwa banyak sekarang sarjana yang mencari kerja, jadi bagaimana nanti mereka ini bisa menciptakan lapangan kerja sendiri,” lanjutnya.
Sebagai informasi, hadir pada kegiatan ini seluruh civitas academica Unika Santu Paulus Ruteng, pelaku UMKM serta masyarakat umum.
Selaku Warek III Unika, Romo Ino mengungkapkan bahwa kampus Unika juga terlibat aktif setiap tahun dalam tiga kegiatan besar Keuskupan Ruteng.
Implementasi Program Pastoral
“Unika ini kan milik Keuskupan. Kami sudah ada tiga event besar ekonomi kreatif setiap tahun, yaitu Festival Golokoe, Festival Golocuru, serta Perayaan Pariwisata Sedunia, semuanya berkaitan dengan pentas seni, ekonomi kreatif, ekologi, dan karya karitatif. Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan diselenggarakan dengan harapan seluruh lembaga di bawah naungan Keuskupan Ruteng, termasuk Unika membantu civitas akademika untuk menumbuhkan kreativitas dan semangat kewirausaaan,”terang Romo Ino
Lanjutnya, gerakan ini bukan hanya dari gereja tapi pemerintah juga. Dan kalau mahasiswa tidak mendalami ketrampilan, maka mereka akan menjadi orang asing dan bingung sampai di tengah masyarakat. Selain itu, agar mereka mendalami budaya kemudian secara spiritual berpartisipasi dalam karya Tuhan,” terangnya.
Kemudian dari Kementerian juga sering membuat perlombaan dengan program kreatifitas mahasiswa setiap tahun. Dan kita (Unika) mengajukan proposal, salah satu bidangnya kewirausahaan.
“Mahasiswa kita cukup banyak kelompok yang membuat proposal. Ketika mereka punya proposal tidak diterima di Kementerian, maka proposal itu kita biayai dan kita dorong. Ada yang dananya dari kita (Unika), ada yang dari mereka sendiri. Kita juga tidak mau semuanya dari kita, karna itu juga roh kemandirian harus ditanam sedini mungkin. Jadi jangan seperti sistem proyek ya,” terangnya lagi.
Untuk kegiatan Pentas Seni Budaya dan Bazar, kata Romo Ino, anggaran bersumber dari UKM kemahasiswaan, fakultas, Prodi serta kelompok-kelompok mahasiswa yang sudah mandiri. Selain itu dari IWAPI, WKRI, Rumah Baca Aksara, dan beberapa kelompok lainnya.
“Semuanya itu kita punya mitra yang mendukung mahasiswa kita juga secara langsung maupun tidak langsung. Mungkin tidak dalam bentuk uang, tetapi dalam bentuk barang-barang,” ungkapnya.
Penanganan Stunting
Sementara itu, kelompok Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) dari Paroki Katedral Ruteng mengaku senang bisa mengambil peran dalam kegiatan Pentas Seni Budaya dan Bazar Unika Ruteng.
“Kegiatan bazar seperti ini sebenarnya sudah tiap minggu kami (WKRI) lakukan di Paroki Katedral. Yang kami siapkan kuliner-kuliner tradisional yang bersumber dari bahan-bahan lokal. Selain memperkenalkan pangan lokal, juga untuk pemberdayaan perempuan-perempuan agar bisa berdaya guna,” kata Christin.
Selain itu, WKRI juga bekerjasama dengan komisi di Keuskupan untuk penanganan stunting khususnya bayi dengan ibu-ibu hamil.
Ketua BEM Unika Santu Paulus Ruteng, Astuti Jaya mengungkapkan, BEM terus mendukung program-program yang membantu mahasiswa dalam menumbuhkan kreativitas dan kompetensinya. Senada dengannya, Agnes selaku mahasiswa Unika mengaku bangga dan bahagia dengan kegiatan ini.
“Kami mendukung program-program kreatif yang tujuannya membantu teman-teman mahasiswa dalam menumbuhkan kreativitas dan kemampuan dalam diri masing-masing. Saya sangat bangga karena kegiatan ini melibatkan UKM-UKM dan komunitas-komunitas eksternal kampus,” ungkapnya saat ditemui di sela-sela kegiatan.
“Kegiatan ini menunjukkan bahwa kerja sama dan kerja kolaboratif sangat penting dalam dunia akademik. saya melihat teman-teman mahasiswa sangat bersemangat dan antusias dalam menampilkan karya-karya kreatif mereka. Karena itu, saya beri apresiasi buat teman-teman mahasiswa,” lanjut mahasiswa Prodi PBSI itu.
Jenis Ekonomi Kreatif (Kewirausahaan) yang dipertunjukkan dalam pementasan seni dan bazar, antara lain barang makanan, seperti kuliner, kue, kripik, sombu/songkol, rebok, gorengan (pisang, ubi, dll.), minuman, dll. Terdapat juga hasil kerajinan tangan, seperti cendramata, barang seni, lukisan, patung, dll. Produk seni digital berupa video, tiktol; juga produk ilmiah kerajinan tangan orang tua/masyarakat, seperti kain tenun, selendang, tas, topi, baju, parang, tofa, skop, sangkar ayam, nyiru, dll.