Salah warga yang sedang nonton di sudut pagar, berdekatan panggung utama tersebut meyayangkan harga tiket yang cukup mahal bagi warga lokal.
“Masa jual tiket mahal? Untuk apa tiket mahal bagi kita rakyat kecil begini? Jadinya kita nonton di luar pagar. Padahal kita ini pemilik pariwisata super premium ini,” uangkap Imam Arifin.
Ia juga berharap event-event yang diselenggarakan pemerintah mesti memikirkan warga lokal.
“Kalu setiap ada acara begini yang diselenggarakan BUMN begitu, untuk rakyat-rakyat kita yang miskin di sini, jangan jual tiket yang mahal lah. Apalagi kegiatan ini anggaran dari pemerintah toh? Jadi saya mohon bagi pemerintah pusat, kalau ada acara di sini, kami mohon harga tiket dikurangilah. Pikir kita masyarakat kecil ini,” lanjut Imam.
Ibu Yani [40], salah satu pelaku UMKM menyayangkan penjualan tiket yang cukup mahal, karena menurut dia, akan berdampak pada pelaku UMKM, terutama kuliner yang harganya dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
“Ini berdampak bagi pelaku UMKM, karena orang yang nonton harus sisihkan uang beli tiket dibandingkan beli di sini. Jadinya mereka tidak beli [kuliner UMKM dalam Water Front],” ungkapnya.
Ia membandingkan, selama event festival sebelumnya, pembeli di UMKM sangat banyak dibandingkan IFG Marathon 2022. Menurutnya, penyebab utama karena pembatasan warga untuk masuk dengan menjual tiket.
“Sudah beberapa kali even, masuknya free. Barang-barang UMKM, terutama kuliner laris. Hari ini kan harus beli tiket baru masuk. Tiket masuk itu Rp. 50.000. Kalau tiket begitu [harga] belum tentu semua orang bisa. Hanya orang tertentu saja yang masuk,” lanjutnya.
“Kalau event ke depan, mungkin bisa kembali ambil contoh-contoh event sebelumnya. Masyarakat bebas masuk. Tapi tetap pengamanan tetap dijaga ketat,” harapnya.