Ruteng, GardaNTT.id– Kegiatan kemahasiswaan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng, termasuk berbagai kompetisi merupakan wujud pembentukan karakter dan implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Demikian ungkap Bonefasius Rampung, M.Pd., Ketua Prodi PBSI saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (8/11/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Keprodi yang biasa disapa Romo Bone menyatakan MBKM menuntut mahasiswa untuk inovatif dan kreatif.
“Merdeka belajar itu menuntut mahasiswa untuk lebih inovatif. Artinya dalam kegiatan pelaksanaan program tersebut mahasiswa harus menemukan hal-hal yang baru. Lalu, inovasi itu ditemukan dan Kaitkan dengan karakter yang mau didapatkan yakni kompetitif. Artinya, dengan kemampuan yang didapatkan itu mahasiswa bisa bersaing di dunia kerja dan juga persaingan dengan keterampilan segala macam yang harus dikembangkan ketika Program Kampus Mengajar di Program Kampus Merdeka,” ungkap imam Keuskupan Ruteng itu.
Lebih lanjut, Romo Bone mengungkapkan tentang pentingnya aspek kreatif sebagai wujud MBKM.
“Kreatif artinya mahasiswa harus temukan hal-hal yang berbeda dengan yang biasanya. Kalau nanti di lapangan dia masih lakukan hal apa yang biasanya orang lakukan itu artinya dia hanya membuang-buang waktu. Kreatif harus bisa membuat sesuatu yang orang lain tidak pernah pikirkan. Jadi, orang lain tidak pernah pikirkan dan Anda memasukkan zat lain yang berguna untuk orang lain. Sederhananya saja kalau anda melihat objek, jadikan sebagai sesuatu yang bermakna. Kalau itu dalam kaitan dengan pelajaran Bahasa Indonesia saya pikir jelas apa keterkaitannya. Ketika mengikuti program Kampus Mengajar seperti ini dengan program merdeka belajar, para mahasiswa bisa kembangkan keterampilan. Karena itu mahasiswa perlu berbahasa Indonesia yang harus menjadi contoh yang baik. Kalau dia mau jadi sarjana Bahasa Indonesia karena itu berbahasa yang sesuai konteks,” jelas imam asal Poco Leok itu.
Romo Bone juga mengungkapkan bahwa praktis pengembangan MBKM dalam pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia adalah kegiatan-kegiatan kreatif.
“Wujud pengembangan MBKM bagi mahasiswa Prodi PBSI melalui kegiatan-kegiatan kreatif. Kegiatan menulis puisi, menulis pantun, menulis drama, melakukan musikalisasi puisi menunjukan bahwa mahasiswa PBSI itu kreatif. Apalagi hasil karya itu dipublikasikan dan diikutsertakan dalam perlombaan atau kompetisi,” ungkapnya.
Sementara, Yuvantinus Efrem Warung, M.Pd salah satu dosen Prodi PBSI menegaskan pentingnya penerapan pembelajaran diferensiasi.
“Untuk mewujudkan MBKM dalam Pendiidkan Bahasa dan Sastra Indonesia, sangat penting untuk menerapkan pembelajaran diferensiasi untuk melihat karakteristik masing-masing siswa,” ungkap dosen Perencanaan Pembelajaran tersebut.
Berdasarkan informasi yang diperoleh media ini, Prodi PBSI Unika St. Paulus Ruteng sedang menerapkan pembelajaran dengan metode AI dalam perkuliahan sehingga hasil karya kreatif dan inovatif mahasiswa dapat didukumentasi dan dipublikasikan secara elektronik menjadi bahan literasi bagi publik.
Prodi PBSI juga menghadirkan mata kuliah-mata kuliah yang mendukung kreativitas dan inovasi mahasiswa. Misalnya, menulis kreatif, mendesain iklan, mengelola blog, kemahiran berbahasa, dan mata kuliah lain.