Manggarai.GardaNTT.id– Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI) menggelar Webinar literasi digital dengan tema Literasi Digital Bagi Generasi Milenial di Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT, Minggu (17/10/2021).
Webinar tersebut dihadiri oleh staf Kemkominfo RI dan dikuti secara virtual oleh ratusan kaum muda dan mahasiswa dengan menghadirkan beberapa narasumber dari akademisi dan pegiat literasi digital.
Yohanes Jakri salah satu narasumber, dalam pemaparan materinya mejelaskan, di tengah derasnya arus informasi digital saat ini, akan membawa dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Sehingga diperlukan cara yang baik agar bisa menangkal atau mengurangi dampak negatif penggunaan sarana digital.
“Di sini dibutuhkan suatu kedewasaan dalam literasi digital, suatu kebijaksanaan secara intelektual maupun secara psikologi jika kita bergerak di dunia literasi digital,” kata Yohanes Jakri.
Akademisi Unika St. Paulus Ruteng itu menjelaskan, literasi digital dipandang sebagai kemampuan individu untuk mengakses memahami, membuat juga menginformasikan serta mengevaluasi informasi melalui teknologi digital.
Meski demikian kata dia, setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda dalam memahami literasi digital. Antara individu yang satu dengan yang lain tidak sama. Sebab daa penggunaannya tergantung kethuhan kebutuhan masing-masing.
“Salah satu cara yang penting dilakukan untuk menangkal pengaruh dari konten negatif adalah dengan memperbanyak konten positif. Bentuk konten positif adalah konten yang memiliki tema atau topik pendidikan, Budaya, kesehatan, pertanian, aneka tutorial, hiburan, musik, dan lain sebagainya yang Bernuansa positif,” jelas Yohanes Jakri.
Menurut Yohanes, di antara beragam platform media sosial, dapat dikatakan bahwa Youtubelah yang saat ini menjadi salah satu tujuan utama anak muda untuk mencari beragam konten dalam bentuk video. Konten dan juga kreator konten di Youtube atau YouTuber adalah bagian dari kehidupan anak muda serta para generasi milenial yang tidak bisa lepas dari derasnya penetrasi internet.
Meskipun angka pengguna internet setiap tahun mengalami peningkatan, tapi dampaknya pada masyarakat terutama anak muda belum optimal. Kita dinilai masih memiliki tingkat literasi digital yang rendah. Bahkan survey (Chadha, 2017) menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan Youtube sebagai salah satu media informasi mereka.
“Berkaca dari tren YouTube di Indonesia, saya melihat bahwa masih tersedia pasar yang cukup besar terkait konten pendidikan, Budaya, kesehatan, pertanian, aneka tutorial, hiburan, musik di Indonesia,” kata Dosen Prodi Keperawatan itu.
Kepada peserta seminar, Yohanes kemudian memita generasi muda segera memulai dan terlibat dalam meningkatkan pengaruh literasi digital yang positif. Generasi muda mesti tentukan sumbangsi apa yang akan diberikan untuk negara Indonesia.
Tindakan itu kata dia, mulailah dari hal-hal kecil, yang mungkin akan berdampak besar misalnya dengan membuat vidio bertemakan pendidikan, Budaya, kesehatan, pertanian, aneka tutorial, hiburan, musik dan lain sebagainya. Selain memberikan informasi baru bagi masyarakat, juga meningkatkan jumlah konten Positif Menangkal konten Negatif.
“Kita wajib mengisi kemerdekaan ini dgn hal- kecil. Salah satunya dgn mendukung literasi digital yg sedang pemerintah ataunkominfo gerakan. Di media sosial saat ini proporsi konten yg bernuansa positif dan edukatif masih sangat kurang. Mari mulai ramaikan media sosial kita dengan konten-konten postif dan edukatif. Sehingga rasa nasionalisme dalam kebinekaan kita tetap terawat dan semakin berkembang,” tutupnya.
Kesempatan yang sama, Fransiskus Nendi menjelaskan, literasi digital dilihat sebagai dua hal yakni peluang dan tantangan. Adapun peluang yang dimaksud adalah lahirnya lapangan kerja baru berbasis media digital, dan pengembangan kemampuan literasi tanpa menggunakan teks berbasis cetak. Media digital kata dia, bisa memberikan peluang, seperti meningkatnya peluang bisnis e-commerce.
“Tantangannya adalah menghabiskan Waktu untuk berinternet bahkan rata-rata 5 Jam setiap hari. Data akses anak Indonesia terhadap konten berbau pornografi per hari rata-rata mencapai 25 ribu orang,” katanya.
Dosen di UNIKA St. Paulus Ruteng yang juga aktif dalam berbagai kegiatan penguatan literasi berbasis kelas dan sekolah itu mengatakan, informasi terkadang justru menjauhkan orang dari pengetahuan dan kebijaksanaan. Banjirnya informasi membuat orang jadi bingung dan justru malas berpikir.
“Literasi digital sama pentingnya
dengan membaca, menulis, berhitung,
dan disiplin ilmu lainnya. Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam menciptakan, mengelaborasi, mengomunikasikan, dan bekerja sesuai dengan aturan etika kecakapan (life skills),” jelasnya.
Literasi digital jelas Fransiskus, tidak hanya melibatkan kemampuan menggunakan perangkat teknologi, informasi, dan komunikasi, tetapi juga kemampuan bersosialisasi, kemampuan dalam pembelajaran, dan memiliki sikap, berpikir kritis, kreatif, serta inspiratif sebagai kompetensi.
Menurut Fransiskus, Kecakapan yang harus dimiliki pada abad 21 di tengah kemajuan teknologi digital terbagi beberapa hal sebagai berikut, pertama kualitas larakter yaknin bagaimana menghadapi lingkungan yang terus berubah, beberapa hal yang berkaitan dengan itu antara lain, Iman & taqwa, rasa ingin tahu, Inisiatif, Gigih, Kemampuan, beradaptasi Kepemimpinan, Kesadaran sosial dan budaya.
“Yang kedua kecakapan kompetensi yaitu bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks, dengan cara berpikir kritis atau memecahkan masalah, Kreativitas, Komunikasi, Kolaborasi,” katanya.
Ketiga adalah literasi dasar yakni bagaimana menerapkan keterampilan inti untuk kegiatan sehari-hari, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah, kemampuan baca tulis, berhitung, literasi sains, Literasi informasi.
“Selain itu, literasi data, literasi manusia, teknologi dan komunikasi, literasi keuangan, literasi budaya dan kewarganegaraan,” tutupnya.
Untuk diketahui, turut hadir sebagai narasumber, Yofef Firman Norut (Akademisi Unika St. Paulus Ruteng), Armin Bell (Staf Prokopim Setda Manggarai), Kev Oponion Leader, Yeremias Emanuel (Konten Kreator & YouTuber). Kegiaatan ini dipandu oleh Sisilia Angela Norce, H sebagai MC dan moderator.