Oleh: Fransiska X. C. Olang
Puan….
Dilorong tubuh mu kau berteriak
Membela egomu
Kau tau bahwa tak ada
yang mengaharpakan itu
Tidakah alam mendengarkan jeritanmu ?
Puan….
Lembut lirih doamu
Melebur dalam satu sabda jiwamu
Tatkalah kau menapaki sudut jiwamu yang kacau
Kini kau sematkan air mata
pada sebaris luka
Puan….
Rintik yang luruh
Hanyutkan puisi-puisimu
Kau terdiam menatap sang nahkoda luka
Seperti merakit pilu menuju matamu
Wahai puan…
Tataplah cahaya di ujung purnama jiwamu
Tuntun hatimu hingga tiba bahagia
Kaulah elok yang terbuai luka
Kaulah gemuali yang tergores aniayah kata