Keluarga Menunggu Kepastian Nasib ABK Asal NTT yang Hilang di Mauritius

Klaudius Ukat, ABK Indonesia asal Belu, NTT yang hilang di Mauritius. (Foto: Courtesy/Keluarga Brigitta Telik)

Klaudius telah tiga tahun menjadi ABK. Dua tahun pertama dia habiskan dengan menjadi ABK di Amerika Serikat. Pada 2019, dia sempat pulang sebelum kemudian berlayar lagi dengan kapan ikan berbendera Taiwan, di Mauritius hingga dinyatakan hilang.

Harapan Keluarga ke Presiden

Kepedihan mendalam juga dirasakan oleh Gabriel Ulu Tunabenani, ayah dari Petrus Crisologus Tunabebani. Keduanya sempat berbagi kabar melalui telepon pada 26 Februari 2021 pukul 17.00 WITA, atau beberapa jam sebelum hilangnya Petrus.

“Kebetulan tanggal 28 Februari, dia sudah harus pulang ke Indonesia. Dia sudah selesai kontraknya. Ketika itu belum ada persoalan, malamnya baru kejadian. Kami bicara waktu Indonesia jam 5 sore, malamnya baru mereka berkelahi,” kata Gabriel Ulu.

Brigitta Telik dan suaminya, Markus Ukat memegang foto anak mereka Klaudius Ukat. (Foto: Courtesy/Keluarga Brigitta Telik)

Begitu pedih Gabriel Ulu mengenang anaknya yang seharusnya pulang dua hari dari kejadian. Enam tahun sudah Petrus menjadi ABK, dan bekerja di kapal di Amerika Serikat, Thailand dan Mauritius. Selama ini hampir tidak ada persoalan dengan pekerjaannya.

Gabriel Ulu mendengar pertama kali kabar hilangnya para ABK ini dari teman Petrus, yang juga bekerja di pelayaran. Namun, tidak ada pemberitahuan resmi dari pemerintah. Dia ketika itu mencari informasi sendiri, termasuk ke perusahaan pengiriman tenaga kerja tempat Petrus menerima pekerjaan. Gabriel Ulu juga melaporkan hilangnya Petrus ke polisi NTT, tetapi dijawab bahwa kasus tersebut tidak bisa ditangani polisi lokal.

“Harapan kami ke Pak Presiden, kalau boleh dilakukan komunikasi langsung dengan pemerintah Mauritius. Biar kita bisa mengetahui pastinya seperti apa. karena pemerintah Mauritius sampai saat ini penyelidikan belum selesai. Sudah setahun belum selesai,” ujar Gabriel Ulu.

Perjalanan Kasus

Data yang diperoleh VOA menyebutkan pemerintah Mauritius mencatat telah terjadi keributan antara ABK asal Indonesia dan ABK dari Vietnam pada 26 Februari 2021. Dari tujuh ABK Indonesia itu, enam orang bekerja di kapal Wei Fa dan satu bekerja di De Hai 16, keduanya adalah kapal penangkap ikan berbendera Taiwan.