Ibunda Mektildis, Maria Oni mengatakan, setelah menjalani operasi tahap pertama di RS Sangla Bali, mereka diminta untuk tinggal sementara di Bali sementara waktu untuk menunggu operasi tahap kedua.
“Setelah itu kami disuruh nginap di dalam, satu bulan kemudian baru operasi kedua pemasangan selang untuk pembuangan cairan tersebut. Selang tersebut di pasang dalam tubuhnya untuk membuang cairan dikepalanya melalui saluran kencing,” katanya.
Waktu itu, kata Maria, Dokter menyarankan agar intensif melakukan kontrol. Namun karena kekurangan biaya, putrinya tidak melakukan kontrol. Alhasil selang tersebut masih terpasang dalam tubuh Mektildis hingga sekarang.
“Satu kali dalam lima bulan untuk kontrol selang. Namun karena keterbatasan biaya kami tidak mampu lagi untuk terus dikontrol,” keluh Maria
“Ada kursi rodanya dia yang dikasi dari LSM dulu, tapi itu dia pakai hanya selama lima bulan. Saat ini tidak bisa dipakai lagi karena sudah terlalu kecil buat dia duduk disitu,” katanya sambil mengusap air mata.
Maria berharap, ada yang berbelas kasih membantu keluarganya, agar Mektildis bisa melakukan pemeriksaan kembali. Selain itu, ia juga memohon doa dari semua pihak agar putrinya lekas sembuh.
“Saat ini anak kami butuh sekali kursi roda dan pempers karena kursi roda yang dia pakai selama lima bulan kemarin sudah tidak pas dengan kondisinya dia. Harapannya semoga Pemerintah Desa dan Pemerintah Daerah bisa membantu untuk membiayai kontrol kembali penyakit yang dialami anak kami ini,” harap Maria.
Bagi siapapun yang berbaik hati untuk membantu meringankan beban yang dialami keluarga Mektildis Oktaviani, bisa menghubungi nomor HP 082189591372 (Fransiskus Dasales Ndora, Ayah Mektildis).
Untuk diketahui, hidrosefalus adalah kondisi saat terjadinya penumpukan cairan berlebihan di dalam otak. Pada keadaan normal, terdapat cairan otak yang mengisi ruangan-ruangan (ventrikel) di dalam otak dalam jumlah tertentu.






