Antara memilih aku atau Maria
Tapi biarkan aku berlalu
Hilang dari ingatanmu
Benalu Kasih Ibu
Senyum dan tawamu
Tak pernah hilang dari hatiku
Ingin kurajut kembali
kisah-kisah yang hari ini telah usang diterpa zaman dan waktu
Andai Saja aku dapat merubah takdir ini
Aku tak ingin cepat-cepat seperti ini Ingin sekali aku kembali pada masa lalu
Yang selalu membalut waktu dengan penuh Kasih
Aku benalu Kasih Ibu Yang belum menjadi dewasa
Jika tanpa rajutan kasih ibu
Aku benalu Kasih Ibu
Yang Setiap Waktu merindu,
Seperti bayi kecil dalam lampin
Aku benalu kasih ibu
Yang tak pernah berhenti menaruh harap dan
Cinta kepada Ibu.
(Mei, 2021)
Biarkan aku mencintaimu dalam Doa
Untukmu Aku sangat tahu
Dengar, aku tahu ini berat
Aku tahu akan ada luka yang menjerat
Ini sulit Bukan manis yang akan di kecap tetapi pahit
Kau akan bimbang,
Antara memilih aku atau Maria
Tetapi Biarkan aku berlalu
Hilang dari dalam ingatanmu
Tahukah Engkau ?
Tanpa catatan kaki Aku telah usai menulis puisi tentangmu
Tentang Kesia-siaan dalam perjalanan
Biarkan usai ditenggelamkan zaman
Tentang Kita Sudahlah rencana kita memang matang,
Tetapi tak bisa Kita jalankan tanpa ada
Keiklasan yang tenang
Biarkan aku Tenggelam dalam gengaman doa
Doa yang acap kali membuatku menangis tetapi,
mencoba untuk berani tersenyum manis
Sebab selalu ada namamu,
Yang tak akan pernah menjadi milikku.
(Mei, 2021)
Perihal dua air mata berpadu di Kota Dingin
Senyum tersungging sirna menghilang
Berganti air mata deras mengalir
Entah kapan akan berakhir
Meremuk dada, mengoyak lamunan
Tentang kenangan-kenangan indah dan mesra di antara kita
Dingin Menusuk tulang-tulang tubuh
Sesak Merajut kembali
Kenangan-kenangan pahit menyakitkan
Alam turut serasa Langit turunkan air mata
Siramkan simpati
Dalam selimut rinduku padamu yang tak berujung
Ah Ruteng Kota tenang penuh kenangan
Mengapa kautitipkan gejolak tak bertepi ini?
Pada mentari kekasih semesta
Ingin kumengadu tanpa malu
Sayang dia pergi menepi
Tak tega melihat aku merintih dalam sunyi
Pada BUNDA aku berpaling
Tumpahkan semua rasa
Dalam harap temukan damai
Menentramkan hati menatap esok hari tanpamu
(Mei, 2021)
Doa Yang Tak Berujung Amin
Jumpa itu menggetarkan jiwa
Tatapan matamu yang membuatku terpesona
Dari waktu ke waktu kau hadir dan memancing,
Agar aku selalu mendekat padamu
Sungguh mengagumkan
Gerakan itu semakin hari semakin cepat
Hingga suatu ketika,
Kita bersepakat untuk menenun sebuah kisah
Tetapi,
Seketika, kau memilih mengakhiri semuanya
Belum sempurna tenunan itu dan,
Kau memilih pergi dan mencari pengganti
Aku kesakitan dan aku tak berdaya
Hingga suatu ketika, aku sadar
Bahwa doaku tak berujung amin
Dan bersamamu hanyalah sebuah halusinasi bahagia semata
Kamu bukan tercipta untukku.
(Mei, 2021)